Everything reminds me of you.
Sirine yang mendengung di jalanan.
Antiseptik yang menutupi anyirnya darah.
Sebidang meja dengan lampu operasi yang menyilaukan mata.
Suara pelatuk pistol yang ditarik.
Derap kaki yang teredam oleh boot hitam tinggi.
Benar-benar semuanya. Sungguh.
Bahkan, dimana pun aku menetap, kenangan akan kamu tak pernah mau hilang.
Saat aku terlelap dalam pelukan ibu maupun saat aku tertidur sendirian ditemani sepi yang meraja.
Entah itu musim kemarau yang menyesatkan.
Atau hujan yang dinginnya membius rapat.
Alih-alih menyalahkan semesta dan kamu seperti dulu.
Mungkin aku lah yang harus mulai bergerak, mulai bangun dari harap semu.
•••
dee| 10:56 pm
KAMU SEDANG MEMBACA
Parfait en Ruine
PoesíaOur story is imperfect, yet beautiful and worth remembering.