Too Naive

24 8 0
                                    

Ruang putih pucat steril.

Saksi bisu dari ribuan rinai air mata dan berjuta lengkung senyum.

Tempat dimana duka dan keajaiban berlomba untuk menang.

Membuatku mual, dulunya.

Lucunya, kini malah menjadi satu dari sekian tempat dimana aku ingin menghabiskan waktu.

Mungkin karena kamu juga disana.

Atau bisa saja karena memang ingin menduplikasi Schweitzer.

Hah, naif ya? Tidak juga.

Bisa saja bila aku diijinkan egois, melanglang buana hingga ke ujung dunia.

Merasakan dinginnya salju di Eropa atau teriknya mentari di Jazirah Arab.

Ikut andil dalam membalut luka dan duka.

Namun, bila sebuah kapal membutuhkan angin yang kencang, maka sebuah mimpi hanya membutuhkan seucap kata iya.

Seiya sekata, agar mampu berlayar membelah luapan samudra yang ganas.

•••

dee| 10.24 am

Parfait en RuineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang