Byurrrr
Jihyun terbangun dari tidurnya saat ia merasakan guyuran air di tubuhnya, ia langsung duduk dengan mengusap wajahnya yang terkena air, ia mendongak dan menemukan Kyungsoo dengan memegang sebuah ember di tangannya.
"Buat kan aku sarapan" perintah Kyungsoo dengan wajah dinginnya, setelah itu ia meninggalkan Jihyun begitu saja tanpa berkata apapun lagi.
Dengan badan yang masih terasa sakit, Jihyun perlahan bangun dari tidurnya, kakinya melangkah untuk keluar gudang itu.
Tapi tunggu, Jihyun sadar akan sesuatu.
"Astaga, aku tidak punya baju, bagaimana ini?" Jihyun menggigit bibir bawahnya, bingung dengan keadaan.
"Huh, tidak mungkin aku masak dalam keadaan begini? Astaga Jihyun, seharusnya kau membawa pakaian mu semalam.."
Ya Jihyun ingat bahwa setelah resepsi pernikahan nya selesai ia langsung di bawa oleh Kyungsoo ke rumah pemberian mertuanya ini, tanpa kembali ke rumah untuk mengambil pakaiannya lagi.
Mata Jihyun memilau ke sekitar, ia mencari sesuatu yang bisa ia gunakan. Tapi tunggu, mata Jihyun menangkap sesuatu. Ia langsung mengambil sebuah kemeja yang di lipat di dekatnya tertidur tadi.
Itu kemeja putih yang kebesaran dengan celana pendek.
Huh, kenapa bisa ada di sini? Apa Kyungsoo?
Jihyun menggelengkan kepalanya.
"Tidak mungkin dia yang memberikan nya. Tapi jika bukan dia siapa?" Jihyun diam berfikir sampai dia ingat akan satu hal.
"Ah aku harus membuatkan nya sarapan!"
.
.
.
.
.
.
.Dengan bahan seadaanya, Jihyun akhir membuatkan sarapan nasi goreng dengan telur gulung, ia menyusunnya di meja makan setelah itu semua siap. Tidak lupa ia membuatkan segelas susu hangat untuk Kyungsoo.
Ya seperti yang di bilang oleh mertuanya, berikan susu hangat untuk Kyungsoo di pagi hari dan malam hari.
Harus susu bubuk!
Jihyun tidak tau kenapa, tapi kata ayah mertuanya agar Kyungsoo tumbuh tinggi. Heol, memangnya itu masih bisa?
"Huh, kau sudah selesai.." ucap Kyungsoo yang baru saja sampai, ia sudah nampak rapi dengan setelan jas dan dasinya.
Jujur, ia terlihat sangat tampan. Tapi, tidak dengan perlakuan pria itu
Tanpa banyak bicara lagi, Kyungsoo langsung duduk di kursi meja makan itu.
"Mau apa kau?" Tanya Kyungsoo saat melihat Jihyun ingin duduk
"A-aku ingin sarapan.." jawab Ji-hyun gugup.
"Duduk di lantai.." perintah Dio yang membuat Jihyun heran.
"Aku bilang duduk di lantai!" Bentak Kyungsoo kemudian.
"B-baiklah.." dengan perasaan pasrah, Jihyun kemudian mengikuti kemauan Kyungsoo. Ia duduk bersila dan menunggu apa yang akan di lakukan Kyungsoo selanjutnya...
Tanpa di sangka, Kyungsoo mengambil nasi goreng dan meletakkan nya di lantai, tentu hal itu membuat Jihyun bingung, apa maksud Kyungsoo?
"Makan.."suruh Kyungsoo dengan wajah datarnya.
"T-tapi Kyungsoo, kenapa tidak memakai piring?" Tanya Ji-hyun bingung. Hey, ini sangat tidak manusiawi!
"Ini rumahku, kau hanya menumpang, jadi ikuti saja"
Kemudian Ji-hyun tidak menjawab, ah iya. Di beri tumpangan dan di bolehkan makan saja Jihyun seharusnya sudah bersyukur.
Dengan berderai air mata, Jihyun pun mengikuti seperti apa yang di perintahkan Kyungsoo.
Kyungsoo yang melihat itu hanya tersenyum sinis.
"Ini namanya sebuah permainan" batin Kyungsoo lalu memulai memakan sarapan yang di buatkan Jihyun, tanpa ia sadari, permainan yang di maksud adalah permainan yang akan menjebak dirinya sendiri. Seperti saat ini, tanpa Kyungsoo sadari masakan Ji-hyun adalah hal favoritnya. Dan tidakkah ia berfikir akan kehilangan masakan favoritnya jika sampai Jihyun benar-benar meninggalkan nanti? Apakah Kyungsoo berfikir akan hal itu? Entahlah, yang ada di fikiran Kyungsoo saat ini hanyalah membuat Jihyun menyesal. Tanpa memikirkan penyesalan di kemudian hari.
Hey, Kyungsoo bisa memasak, bahkan ia bisa membeli makanan di luar, atau tidak akan memakan masakan Ji-hyun dengan lahap seperti sekarang dan malah membuangnya, tapi ia terlalu ego untuk mengakui jika masakan Jihyun terlalu beharga untuk di buang ke tempat sampah.
-------
Setelah di tinggal oleh Kyungsoo bekerja, saat ini Ji-hyun membersihkan gudang yang sudah menjadi tempat tidurnya sekarang.
Gudang ini jika di bersihkan tidak terlalu buruk juga, tidak semenyeramkan semalam.
"Selesai!" Teriak Jihyun senang, ia tersenyum menatap gudang yang sudah bersih itu, terdapat sofa dan lemari bekas di sana yang masih terlihat sangat bagus dan kokoh. Ya Jihyun bisa menggunakan itu untuk pakaiannya kan? Yang kurang saat ini adalah kasur dan selimut. Mungkin Jihyun harus bekerja untuk mendapatkan itu semua.
Ting tong
Suara bel yang menandakan ada tamu yang datang mencuri perhatian Ji-hyun.
"Seperti nya ada yang datang.." ucap Jihyun lalu mempercepat langkahnya untuk menuju pintu utama.
Setelah sampai ia langsung membuka pintu itu.
"Park Chanyeol!" Teriak Jihyun senang melihat siapa yang datang, tanpa menunggu lama lagi, Jihyun langsung menghamburkan dirinya kepelukan Chanyeol.
"Hey, apa-apaan?! Kau ini sudah menjadi istri orang, bagaimana ada orang yang melihat huh?!" Marah Chanyeol lalu melepaskan pelukan Jihyun, Jihyun hanya memberikan cengiran palsunya.
Ia sangat ingin mengatakan pada teman baiknya ini apa yang ia dapatkan, dan ingin Chanyeol membawanya pergi dari sini.
Tapi bagaimana jika itu akan menjadi sebuah masalah untuk ayahnya?
"Kau baik baik saja kan?" Tanya Chanyeol yang merasakan bahwa Jihyun seperti menyembunyikan sesuatu, biasanya Jihyun tidak pernah memeluknya jika ia rindu, ia akan memeluk Chanyeol saat merasakan kesedihan.
"Oh? A-aku hanya sedih karena mama ku tidak melihat kebahagiaan ku.." jawab Ji-hyun berbohong, ia tau temannya ini mengetahui apa yang akan ia lakukan saat bersedih.
Chanyeol memicingkan matanya, ia menangkap sebuah kebohongan di mata Jihyun. Baiklah, ia akan mencari taunya sendiri jika Jihyun menutupi nya.
"Hmmm? Ibumu pasti melihat di atas sana, dan tersenyum karena kebahagiaan mu. Jangan bersedih lagi" Balas Chanyeol lalu mengusap rambut Ji-hyun lembut.
Jihyun tersenyum kecut, jika ibunya melihat, itu artinya ibu Ji-hyun melihat betapa hancurnya Jihyun sekarang?
Andai saja itu benar, ia berdoa agar ibunya tidak peduli lagi dengannya agar ibunya tidak lagi merasa sedih.
"Oh ya, aku ke sini hanya ingin mengantar kan koper pakaian mu.." ucap Chanyeol lalu memberikan titipan Jaehyun sebelumnya. Jihyun mengerutkan dahinya.
"Kenapa tidak Jaehyun?" Tanya Jihyun bingung.
Dasar anak pemalas itu!
"Ia ada mata kuliah pagi, dan kebetulan aku ada urusan di daerah sini, jadi aku saja yang membawanya.." jelas Chanyeol yang membuat Jihyun mengangguk paham.
"Kalau begitu aku pergi dulu.." pamit Chanyeol.
Kenapa cepat sekali?
"Tidak ingin masuk dulu?" Tanya Jihyun yang mendapat sebuah gelengan dari Chanyeol.
"Aku buru-buru, kapan kapan saja ya? Oh ya Jihyun, berbahagialah untuk ku..." Pesan Chanyeol sebelum memasuki mobilnya. Kemudian mobil itu pergi menjauh.
Jihyun terdiam mendengar perkataan Chanyeol yang terakhir.
Apa ia bisa berbahagia saat ini?
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Husband (Dks x Njh) Tamat
Fanfictionprekuel Memikat hati mantan istri Menceritakan kenapa Kyungsoo dan Jihyun bisa menikah lalu berpisah.