Dira mungkin saja tidak akan pernah merasa terasingkan jika wajahnya putih bersih dan licin. Lihat teman-temannya itu, sudah cantik, pintar, kaya, baik pula. Lalu, Dira itu apa? Baiklah, ia sangat muak berada di sekeliling manusia-manusia sempurna itu. Yang lama-kelamaan melunturkan rasa percaya dirinya, padahal kemampuan Dira cukup memuaskan. Dira itu normal, masih punya dua telinga yang baik-baik saja, tidak akan pernah tuli ketika mendengar comohan tentang kulit dan badannya. Dira sadar, tubuhnya itu lebar seperti gajah, wajahnya penuh jerawat seperti parutan, kulitnya gelap bak sawo busuk, wajahnya kusam sekusam hidupnya. "Adek, gak foto?" tanya kak Tari--teman kakak sepupu Dira--gadis cantik berhodie pink itu menoleh sambil memegang hp berlogo apelnya. Hendak berfoto-foto, tapi sepertinya Dira mengacau. Baru saja Dira ingin berucap, mulutnya sudah terbuka segera mengeluarkan kata-kata penolakan. Namun, biarlah, biarlah kata-kata itu Dira telan sendiri, karna gadis berusia tujuh belas tahun itu sudah mendahuluinya. "Oh, iya lupa. Adekkan jelek ya?" Kekehan kecil merdu keluar dari mulut berbisanya. Dira ingin membalas, sangat. Namun, Dira sadar perkataan kakak itu barusan adalah kebenaran. . . . Start : 29 Nov 2021 Finish : - ⚠️ Cerita ini tidak terlalu bagus untuk ditiru!!
22 parts