part 7

5K 513 25
                                    


Aku double up horee>< happy 1k readers>< huhu seneng banget pokonya aaaaaaa. Makasi buat kalian yang slalu baca cerita aku❤

Aldara berjalan terseret saat Debra menariknya terburu buru.

"Cek, pelan pelan dong! Kenapa harus lari larian sih?!" Nafas ke lima geng Rasgar tersenggal, begitu pula Aldara. Kini ke enam remaja tersebut berada di halaman belakang sekolah.

"Banyak beut bacot lo, kalo ga lari nanti ketauan si kumis!" Kumis yang Debra maksud adalah pak Anton - guru kiler berkumis tebal serta pitak di bagian tengah belakang kepalanya.

"Emang mau ngapain sih sampe takut ketauan?!" Jujur saja, Aldara kini agak merasa takut. Pasalnya gerak gerik Debra membawanya seperti hendak merencakan sesuatu. Dan sekarang dirinya  berada di halaman belakang sekolah yang sepi, bersama kelima pria nakal.

"Udah aman kan?" Tanya Debra pada Razka, Razka yang baru saja mengecek sekitar pun mengangguk.

"Udah siapkan?" Tanya nya lagi pada Anggota Rasgar dan di angguki dengan mantap.

Gila! Jangan jangan mereka mau macem macem sama gue!

Ucap Aldara membatin, "ayo!" Kata Debra sembari mendekati Aldara, Sontak Aldara langsung mundur.

"Lo! Lo jangan macem macem ya! Lo semua mau merkosa gue kan?! Ngaku lo! Blom ngerasain tinju gue? Dan lo Deb! Blom puas gue cakar kemaren hah?!" Ucap Aldara sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada, membuat Geng Rasgar menaikan sebelah alis.

"Buahahahhahaha," tawa kelima pria tersebut secara bersamaan.

"Otak lo terlalu kotor dar," celetuk Revan menahan tawanya.

"Kita itu mau bolos bego, lo minggiran pintunya jangan di halangin elah." Wajah Aldara mendadak memerah, ia pun bergeser.

"Ayo," Debra kembali menarik pergelangan tangan Aldara keluar, di ikuti yang lainnya.

"Gue anak baik baik di suruh bolos, biadab banget lo pada," Gerutu Aldara.

"Baik mata lo, emang gue gatau lo bakar kelas 1 di sekolah hah? Makanya di keluarin," Ucap Razka membenarkan.

"Ya - ya ya lagian mereka jadi adek kelas songong banget! Yaudah gue bakar aja kelasnya," Debra langsung menyentil kening Aldara gemas.

"Gak boleh gitu, Aldara yang gue kenal itu baik, centil dan gak nakal," Debra mengelus pucuk kepala Aldara, membuat sang empunya terdiam. Merasakan desiran dalam tubuhnya.

"Bener, Aldara yang kita kenal adalah cewe imut, baik, tengil, dan ngangenin tentunya," Sambung Ke empat Geng Rasgar, Aldara mendadak salah tingkah. Ia berjalan mendahului ke lima mantannya, padahal ia sama sekali tak tahu jalan.

Aldara terdiam, ia menengok kiri dan kanan. Mencoba mencari jalan yang benar, lama berfikir Akhirnya ia memilih putar balik, Aldara mendengus saat mendapati Geng Rasgar tengah bersantai di sebuah warung.

"Lo kok pada disini! Kan jadinya gue hampir nyasar!" Aldara kesal, ia langsung duduk di samping Argi, mengambil minuman pria tersebut tanpa ijin dan meminumnya sampai habis.

Argi terkekeh, ia mengelap sisi bibir Aldara yang basah.

"Salah sendiri maen jalan duluan," Aldara melirik Revan sembari mencibir.

"Ini tongkrongan lo pada?" Kelimanya mengangguki perkataan Aldara, Aldara hanya ber oh saja. Ia kemudian bangkit dan berjalan melihat lihat area warung. Warung tersebut berukuran sedang, dan lumayan nyaman. Aldara berjalan ke area belakang, ia melihat sebuah bunga yang indah di balik tembok.

Aldara langsung mendekat, namun saat hendak mencabut ia mendengar sebuah suara krusuk krusuk, Aldara yang kevo pun beralih berjalan mendekati sesuatu di balik tembok.

Matanya melotot melihat Debra tengah membuang air kecil, Aldara langsung menjerit. Debra yang sadar pun langsung segera memasukan tytyd nya.

"Lo ngapain disini bego!" Tanya Debra.

"Gu- gueede eh gue gue mau balik!" Aldara langsung berlari kembali ke depan.

Gede astagfirullah

Aldara langsung menggeleng, mencoba mengusir pikiran kotornya.

₩₩₩

Kini Geng Rasgar tengah berada di sebuah Club malam, kelimanya asik minum sembari bercanda tawa.

"Gilaa montok cuyy," Celetuk Revan menunjuk pada sosok perempuan, yang menggunakan Dress mini tengah meliuk liuk bersama orang orang lainnya.

"Goyangnya ituu loh, beuhh mantep!" Lanjutnya lagi dengan antusias, kemudian Revan beralih melirik ke empat sahabatnya.

"Lo pada mau kaga?" Tanya nya.

"Argi lo mau kaga?" Razka menawari, Argi yang terlihat mabuk menggeleng.

"Argi masih perjaka ngab, masih polos ga baik," timpal Debra, ke empatnya langsung tertawa.

"Pada gamau? Yaudah buat gue ahhh," tanpa basa basi Revan langsung berjalan mendekati wanita tadi.

"Gue mau pulang," Argi bangkit, berjalan dengan sempoyongan.

"Lo yakin dia baik baik aja pulang sendiri?" Tanya Dirga.

"Paling nabrak kandang sapi kaya dulu," Balas Debra, ketiganya langsung tertawa ngakak.

Di sisi lain, Argi berjalan sempoyongan menuju parkiran, Ia mendekati motor motor, mencari di mana keberadaan motor kesayangannya.

Ia terkekeh, ternyata tidak sulit mencari motornya. Argi langsung menaiki motornya dan melenggang pergi.

₩₩₩

"Mie sepack! Beras sepack! Telor sepack! Mecin sepack! Bikin pusing gue beli ginian," Aldara menggerutu di sepanjang jalan, tangannya membawa dua kantung plastik penuh.

Langkah nya terhenti saat melihat sosok yang ia kenal tak jauh darinya.

"Lah itu si Argi ngapain naik kuda mainan malem malem,"  Aldara yang penasaran pun berjalan mengikuti, dilihatnya Argi mendayuh kakinya ke tanah agar kudanya berjalan, ia berbelok menuju gang sempit.

"Lah sejak kapan rumahnya masuk gang?" Tanya Aldara lagi keheranan, tanpa basa basi Aldara ikut berbelok.

Dilihatnya Argi berhenti sembari memukuli kuda mainannya tersebut.

"Bensin nya abis anjing," terdengar umpatan keluar dari pria tersebut, Aldara menaikan sebelah alis.

"Argi, lo ngapain disini?" Tanya Aldara, sontak Argi langsung menoleh.

"Dara?" Ucapnya sembari berseringai, ia mendekat berjalan sempoyongan.

"Mabok lo?" Aldara perlahan mundur, bersamaan dengan Argi yang terus mendekat.

"Lo cantik hihi," Argi terkekeh, Aldara yang terhenti saat tubuhnya menghantam tembok, sedangkan Argi sudah mendekat. Bahkan tak ada jarak untuk keduanya.

Argi mengusap pucuk kepala Aldara, Membuat Aldara mendesir ketakutan.

"Lo! Lo ap-

Cup.

Kantung plastik belanjaan Aldara, terjatuh ke tanah.

Tbc....


Reuni MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang