part 10

4.2K 483 13
                                        


Hai ayang ayang kuu author goblok come back>< ada yang kangen? Ga ada? Gpp emang nasibnya gini klo jomblo:(

2 hari gak update gays, aku sibuk ngedrakor blom nyelesain tugas rebahan sambil halu. Aku sering ke wp tpi baca baca cerita, cerita sendiri malah di anggurin wkwk.

Banyak bacod bedd lu thor:v xixixi kita lanjutin yang kemaren kuyy!

₩₩₩

Demi apapun Aldara ingin mencabik cabik kelima mahluk astral di depannya ini, bagaimana tidak? Sejak jam pelajaran pertama di mulai, Aldara tak henti hentinya berbohong meminta ijin ke toilet, hanya untuk melaksanakan tugas yang di beri mereka.

Dan parahnya, semua yang ia kerjakan itu hanya tugas tugas tidak penting yang bahkan bisa mereka lakukan sendiri. Seperti halnya kini, ia sibuk mengelap layar ponsel mereka satu persatu, jam istirahat pertama Aldara sudah menghabiskan 10 menit berharganya hanya untuk meladeni pria jahanam seperti mereka.

  "Cepetan elah gue mau poto poto nih!" Tuh lihat saja, Debra sudah merecok tak jelas. Sudah tahu lama kenapa tidak ia lakukan sendiri? Ah, Aldara benar benar muak.

Bodohnya juga ia malah terus terusan menuruti perintah mereka, sangat bodoh memang. Tapi entah mengapa, ia juga tak tahu. Dirinya sudah seperti terhipnotis saja.

  "Noh!" Aldara menaruh kelima benda pipih tersebut di meja, kemudian ia bangkit sambil berkata. "Tugas gue selesai, gue mau balik, laper!" Kemudian berjalan menjauh dari sana.

Bukan geng Rasgar namanya yang hanya diam melihat mangsanya melenggang pergi begitu saja, mereka justru ikut bangkit dan membuntuti Aldara di belakang. Aldara yang berasa di ikuti pun menoleh ke belakang, di lihatnya kelima Geng Rasgar diam di tempat, berdiri tak jauh darinya sambil bercanda tak jelas berapi api seperti orang yang tak mengikuti.

Aldara mendengkus kesal, ia kembali berjalan, namun kini ia mempercepat langkahnya. Hingga akhirnya berlari, terdengar suara langkah kaki tergesa dari belakang. Aldara sudah bisa menebak jika mereka kini mengejarnya.

Tepat pada belokan tangga terakhir yang langsung terhubung ke koridor, Aldara mempokuskan wajahnya ke belakang untuk memastikan keberadaan geng Rasgar, hingga tanpa sadar tiba tiba badannya terhempas ke lantai.

Aldara merasakan bokongnya sakit, ia meringis pelan. Mencoba mendongak, di tatapnya sosok siswa tengah santai berdiri menatapnya dengan datar, bahkan ia hanya diam tak berniat menolong Aldara sedikit pun.

  "Buta mata loh hah?" Ucapan tersebut terlontar di mulut Aldara lumayan lantang, siswa yang tengah berdiri di hadapannya menaikan alis.

"Ada orang jatoh bukannya di tolongin malah di liatin!" Aldara mendengkus kesal melihat reaksi pria tersebut yang hanya diam menatapnya tanpa ekspresi, dan tanpa dosa melangkah pergi meninggalkan Aldara.

Merasa cukup pegal, Akhirnya Aldara memilih berdiri sendiri. Ia menatap punggu siswa tadi yang belum jauh dari tempatnya.

  "Manusia jaman sekarang mah ga ngerti etika, bilang maaf aja harus nyadarin diri seribu kali. Karna orang kaya lo tuh bener bener ga tau diri! Bukannya minta maaf malah nyelonong gitu aja," ucap Aldara lantang, siswa tersebut sontak berhenti.  Ia menoleh ke belakang menatap Aldara datar.

"Kadang manusia juga ga punya  kesadaran diri, menyalahkan orang lain tanpa ingat kesalahan sendiri." Ucap siswa tersebut membuat Aldara terdiam, setelah mengatakan hal tersebut siswa tersebut berlalu begitu saja.

Kyaaaa!! Suaranya serak basah enak banget dengernya!!!!!!

Percayalah, di balik diamnya dara ada hati yang menjerit jerit terkagum, namun dengan segera Aldara menggelengkan kepalanya dengan cepat. Toh untuk apa dia kagum dengan pria songong seperti itu?

Aldara memutuskan untuk melanjutkan langkahnya, ia hampir lupa jika dirinya kini di ikuti kelima pria jahanam.

"Mau kemana neng?" Nahkan, sedetik saja Aldara lengah, ia sudah tertangkap basah.

Aldara memutar pandangannya, melihat geng Rasgar yang tengah anteng duduk di tangga. Mendengkus kesal, Aldara memilih langsung berlari, sontak kelima pria tersebut langsung mengejar.

Setelah kepergian kelima geng Rasgar, tak lama datang siswa tadi yang baru saja kembali. Ia diam, menatap lantai bekas terjatuhnya Aldara.

₩₩₩

Selepas kejar kejaran tadi, Aldara berhasil bersembunyi di dalam toilet. Ia mengatur nafasnya yang tersenggal, berlari mengelingi Area sekolah yang luas seperti ini sangat melelahkan.

Aldara melangkah mendekati cermin, ia membasuh wajahnya. Merapikan rambutnya yang acak acakan, Aldara menaikan sebelah alis, menyadari ada sesuatu yang janggal pada dirinya.

Dor dor

Aldara sontak menoleh saat pintu toilet di gedor gedor, Aldara benar benar merutuki nasibnya. Ia mendekat berjalan keluar, membuka pintu toilet dengan malas.

  "Tuh apa gue bilang! Pasti si dara colmek di toilet!" Celetuk Revan puas, Aldara melototi pria tersebut dengan galak, tak terima di fitnah melakukan Hal jorok seperti itu.

"Udah anjir gue cape maen kejar kejaran sambil  petak umpet kaya gini!" Keluh Razka yang mengusap keringat di pelipisnya.

"Salah sendiri kenapa ngintilin gue!" Kesal, Aldara menerobos gerombolan pria tersebut dan melangkah pergi, Debra berdecak. "Ayo ikutin lagi!" Ajak nya, ke empat pria tersebut berdecak, namun Akhirnya mengikuti Aldara.

Kantin adalah pelarian Aldara saat ini, persetan dengan kelima pria gila yang mengikutinya. Perut Aldara kini sangat penting.

Selepas mengantri, Aldara kini berjalan ke sudut meja belakang sembari menenteng makananya. Ia duduk sendiri, makan dengan lahap, tak bertahan lama tiba tiba arah sendoknya beralih ke mulut seseorang.

Aldara mendengkus saat tanganya di arahkan dengan paksa, Aldara menatap sang pelaku sebelum akhirnya membulatkan matanya kaget.

"Sayang! Kok kamu bisa disini sih?!" Aldara benar benar tak menyangka jika seseorang tersebut adalah kekasihnya.

"Suprise! Mulai sekarang aku pindah kesini,"  ucap Bagas membuat Aldara tak habis pikir, pasalnya Bagas adalah ketos paling di banggakan oleh sekolah lamanya, dan juga murid paling berharga di sekolah Aldara dulu.

Tapi mengapa Bagas memilih pindah dan membiarkan jabatan osisnya tertinggal begitu saja di sekolah lama? Sangat di sayangkan bukan? Menjadi kebanggaan sekolah adalah keinginan setiap murid.

"Padahal sayang banget kalo kamu pindah," ucap Aldara membuat senyum Bagas memudar, ia menatap Aldara datar.

"Kamu gak suka aku pindah kesini? Kamu takut ketauan selingkuh sama aku? Kamu takut ga bebas cari cowo gara gara ada aku?" Aldara menaikan sebelah alisnya, mengapa Bagas menjadi sensitif seperti ini? Apa maksudnya dia mengatakan hal seperti itu? Sejak kejadian dimana keduanya hampir putus Bagas menjadi sangat posesive  padanya.

"Aku gak pernah mikir kaya gitu, aku cuma sayang sama jabatan kamu yang hilang gitu aja," ucap Aldara membenarkan, Bagas menghelas nafas.

"Pacar aku lebih penting dari jabatan," balasnya sembari tersenyum, ia mengusap kepala Aldara penuh sayang.

Di sisi lain kelima geng Rasgar mendengkus kesal. Mereka berlalu keluar, meninggalkan mangsanya.

Tbc..

Hayooo, ada tokoh baru, Bagas jadi posesive dan sesekolahan sama Dara! Gimana ga pusing wkwk.

Btw bosen gak sama cerita aku? Awas aja kalo bosen gua gampar. Canda gampar xixixi

Siapa yang cita citanya jadi Aldara?

Siapa yang cita citanya jadi sempak Geng Rasgar? *Plak!



Reuni MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang