part 8

4.4K 519 31
                                    


Padahal kemaren sore baru tembus 1k sekarang udah tembus 2k aja😭
Sumpah kaget tau😭  biasanya update sore itu besok pembaca satu part baru itu gak lebih dari 20. Skrng malah 100 lbih😭 yaudeh lanjut baca aja ya, sori kemaren ngegantung wkwk.

Cup

Kantung plastik belanjaan Aldara terjatuh ke tanah, bersamaan dengan Argi yang mencium sesuatu aneh.

"Makan tuh sendal!" Aldara menjejelkan sendalnya ke mulut Argi, untung saja tadi ia langsung mengambil sendal sehingga membuat belanjaanya terjatuh.

"Mwachh mwach," suara tersebut keluar dari mulut Argi yang terlihat sangat menikmati sendal, Aldara merasakan bau sesuatu pada sendal yang tengah ia jejelkan ke mulut Argi.

kayaknya tadi gue nginjek tai kucing deh.

Batin Aldara sembari meringis jijik, ia kemudian langsung menjatuhkan sendalnya. Mengelap mulut Argi menggunakan lengan jaket cowo tersebut.

"Apa gue bawa pulang aja ya?  Kasian takutnya di culik randa," Aldara menggaruk tengkuknya tak gatal, dilihatnya kini Argi tengah asik menciumi tembok.

"Apa gue taro di got aja ya?" Tanyanya lagi pada diri sendiri, kemudian ia menggeleng keras, kasian kan anak orang di taro di got.

"Gue telpon aja si zebra," setelah mengatakan hal tersebut, Aldara langsung mengambil ponsel di sakunya, kemudian memencet nomor salah satu mantan biadabnya.

"Hallo sayang? Kenapa? Mau balikan? Hayu gasskeun papale papale," sahut Debra di sebrang sana.

"Ngarep lo! Nih si Argi mabok di gang sempit, bawa kuda kudaan lagi,"

"Yang bener?! Lo gak di apa apain kan?" Suara Debra berubah agak panik.

"Tadi mau nyium gue, untung gue halangin sendal." Jawab Aldara sembari memutar bola mata jengah melirik Argi.

"Share lock, gue otw kesana."

Panggilan pun berakhir, Aldara langsung mengirim lokasi pada Debra.

Selang beberapa menit, 4 buah motor tiba. Aldara sedikit menyisi karna memang gang ini lumayan sempit.

"Mana tu bocah?" Tanya Debra membuka helm, Aldara mengacungkan dagunya ke sisi, Debra langsung mengikuti tunjukan Aldara, dilihatnya Argi masih asik menciumi tembok.

"Elah tu bocah kalo mabok rese bener!" Debra turun, ia langsung menarik tangan Argi dan mentatih nya ke motor.

"Njir mulut lo bau asem!" Debra sedikit menjauhkan wajahnya dari mulut Argi, tanpa di sadari Aldara diam diam tertawa geli membayangkan kejadian tadi.

"Lo sekalian kita anter," Tawar Razka, Aldara menggeleng. Ia mengatakan jika rumahnya sudah dekat, namun bukan geng Rasgar namanya jika tak memaksa.

Alhasil Aldara pun terpaksa mau di antar.

₩₩₩

Kini kelima geng Rasgar sudah berada di rumah base came mereka, dimana hanya geng Rasgar yang boleh meninggalinya.

"Anjir tadi gue ciuman sama Dara, gila yakin anjir lo pada jangan sirik ya wlee." Argi yang baru beberapa menit tersadar langsung mengoceh, membanggakan diri karena telah berciuman dengan Aldara.

Gatau aja dia aslinya gimana waktu malem:v

"Jangan ngomong mulut lo bau tai kucing anjir!" Razka menutup hidungnya, Argi yang tak terima pun malah meracau tak jelas. Mengoceh ini itu dan menentang jika mulutnya tak bau.

Razka yang sudah tak tahan pun merasa pusing, perlahan pandangannya memburam dan jatuh di lantai.

"Anjir lo apain anak orang?!" Panik Revan yang baru saja menuruni tangga.

"Gue tadi cuma ngomong doang jingan!" Ucap Argi menjelaskan.

Namun Revan justru malah ikut pingsan, Argi yang keheranan pun berbalik menuju dapur. Mendekati Dirga yang tengah memasak.

"Dir itu anak anak pada ping-"

Bruk

Dirga jatuh pingsan di lantai, Argi yang benar benar heran pun menghembuskan nafasnya ke tangan, kemudian mencium aroma mulutnya sendiri.

Bruk

"Asem anj-

Tak sempat meneruskan kata katanya, Argi langsung tak sadarkan diri.

Di sisi lain, Debra yang baru saja memasuki rumah pun tersentak kaget saat melihat anggota geng nya tak sadarkan diri.

"Gawat! Gue harus segera ke tukang gali kubur!" Ucap Debra panik.

₩₩₩

"Katanya gak laper, tapi abis dua mangkuk," Cibir Bagas, Aldara memutar bola matanya jengah.

"Namanya juga cewek, gengsinya ketinggian." Bagas terkekeh, ia mengelap bekas saus yang berada di area bibir Aldara.

"Mau nambah lagi gak?" Aldara menggeleng, menolak tawaran pacarnya itu.

"Sayang aku mau ngomong," ucap Aldara membuat pergerakan tangan Bagas  yang tengah mengelap pipi Aldara terhenti.

"Apa sayang?" Balasnya sembari tersenyum.

"Aku mau kita putus," Ucapan yang baru saja keluar dari mulut Aldara sontak membuat Bagas terdiam, ia menatap Aldara tanpa ekspresi.

"Kenapa?" Tanya nya dengan senyum terpaksa.

"Aku cape jadi playgirl, aku juga udah mutusin semua koleksi pacar aku, maaf karna aku sering nyakitin kamu, dan makasi udah bertahan sejauh ini, hubungan kita cuma bisa sampa-" ucapan Aldara terpotong saat Bagas menempelkan jari telunjuk di bibirnya.

"Ssst, gak ada yang namanya kata putus di antara kita, sebelum aku yang mutusin oke? Kamu mutusin mereka bukan berarti kamu juga mutusin aku bukan?  Plis, aku lebih baik di selingkuhin berkali kali dari pada di putusin kaya gini Dar, kita berantem dikit aja aku udah prustasi. Plis! Jangan bikin aku gila dengan cara ngajak putus kaya gini, aku selama ini sabar di selingkuhin sama kamu itu karna aku gamau kehilangan kamu dar!" Ucap Bagas panjang lebar, Aldara terdiam, jika di pikir pikir, memang hanya Bagas yang bisa memahaminya, hanya Bagas yang sabar menghadapi sikap egoisnya, dan hanya Bagas yang selalu ada untuknya.

Aldara menatap Bagas yang matanya terlihat berair, Bagas menahan tangis. Ia benar benar tak mau kehilangan Aldara.

Aldara bangkit, kemudian langsung memeluk Bagas.

"Maaf, aku aku gabakal mutusin kamu lagi, maaf." Aldara merasa bersalah, ia mengusap kepala Bagas.

Tbc...
Maaf pendek hihi, hayo siapa yang kemaren mikir yang kotor kotor?😹

Btewe menurut kalian ini cerita makin kesini makin garing gak sih? Klo iya  maaf ya,  aku bakal usahain semaksimal mungkin buat nikin kalian gak bosen sama mereka😅

Beri tahu jika ada typo

See you❤

Reuni MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang