Antaro menepikan motornya di teras rumah, ia terdiam baru menyadari jika rumah gadis itu sekomplek dengannya.Berjalan masuk sembari menenteng kantung plastik belanjaanya, ia langsung di suguhi mamah nya yang tengah duduk di sofa melipat tangan, menatap Antaro tajam membuat sang Antaro mengusap tengkuk kepalanya.
"Maaf tadi macet," alibi nya sembari menaruh belanjaan di sofa, Kemudian dengan hati hati melangkah ke kamarnya.
Menutup pintu kamar perlahan, ia merebahkan diri di kasur. Baru saja berbaring Antaro di kaget kan oleh teriakan sang mamah.
"ANTA! KAMU NYURUH MAMAH PAKE SUSU KOTAK BUAT GANJEL MENS?!! MAMAH NYURUH BELIIN PEMBALUT! INI LAGI SOTONYA KENAPA DINGIN! PEMBALUT MAMAH DI KEMANAIN!!!"
₩₩₩
"Gue balikin jangan ya?" Aldara berjalan di koridor sambil menengteng kantung plastik berisi pembalut.
Ia berbelok menuju perpus, toh siapa tau Antaro berada di sana sama seperti kemarin.
Dan benar saja, pria itu kini tengah Anteng membaca buku di pojokan urutan ketiga, Aldara berdehem. Ia berjalan mendekat dan duduk di kursi depan Antaro.
Tangannya menyodorkan pembalut tadi membuat Antaro mendongak, ia menatap kantung plastik di depannya.
"Pembalut lo," kata Aldara sembari memalingkan muka.
"Makasi," jawab pria tersebut kembali mempukuskan diri untuk membaca.
"Sory kemaren gue salah ambil," Ucap Aldara masih memalingkan muka, entah kenapa ia yang merasa malu.
"Hmm," jawab pria itu singkat.
Aldara beralih, ia menatap Antaro dan pembalut secara bergantian.
"Sambala sambala bala sambalado terasa pedasss terasa panass~"
Aldara bergeming, ia membalikan badan mendapati Geng Rasgar tengah berjalan mendekat.
"Mampus gue!" Celetuk Aldara membuat Antaro mendongak.
"Tuh apa gue bilang, cewe yang masuk ke sini tuh si burung Dara!" Ucap Revan, membuat Geng Rasgar mencibir.
"Wihh sape tuh?" Debra yang baru sampai di tempat duduk Aldara menatap Antaro yang diam membaca buku.
"Waww ada cowooo," kata Razka yang mendudukan diri di meja Antaro.
"Lo siapa nya si Dara? Jangan rebut Dara gue! Lo mau gue tarik ginjal lo?!" Argi yang baru sampai sudah merecok tak jelas.
" wah apa ini?" Revan mengambil kantung plastik di meja, mengeluarkan isinya.
"Uuuuuu rotiii~ " katanya berirama.
"Wawww oti epangg," Razkan mengambil pembalut satunya, merobek dan mengambil salah satu pembalut tersebut.
"Njir gede, ada sayap nya!" Katanya heboh, Debra ikut mengambil satu dan menempelkannya di area slangkangan.
"Buset sampe pantat!" Ucapnya heboh.
"Gi Argi puter balik!" Argi berputar menuruti perkataan Dirga.
Dirga menempelkan dua buah pembalut di punggung Argi.
"Nah sekarang lo terbang buru," perintah Dirga membuat geng Rasgar terbahak.
"Aku terbang yuhuuu," Argi berlari sembari mengepakan kedua tangannya seperti anak kecil.
Antaro bangkit, menatap datar Revan yang tengah memegang satu pembalut utuh, ia merebut pembalut tersebut kemudian berlalu keluar.
"Njir punya dia?!" Tanya Debra kaget, Aldara mengangguk malas.
"Cowo pake pembalut?! Pasti tuh cowok jadi jadian! Buahahahaha," ucap Razka, membuat semuanya tertawa kecuali Aldara.
Aldara yang malas pun bangkit dan berjalan pergi.
"Heh mau kemana lo?!" Razka turun dari meja, Mengajak yang lainnya untuk menyusul Aldara.
"Elah cabut napa, malu maluin aja," Dirga mencabut kedua pembalut yang masih menempel di punggung Argi. Argi yang baru saja sadar langsung melirik dua pembalut yang di buang Dirga, pantang saja di sepanjang koridor semua orang memperhatikannya sambil tertawa, bukannya merasa malu Argi justru malah mentertawakan dirinya sendiri.
₩₩₩
Aldara menyuapi Bagas di kantin, keduanya begitu mesra. Dan seperti biasa geng Rasgar akan mengganggu, Revan menyuapi Razka meniru gaya Aldara.
"Unchh ayanc belepotan ichh," Ucap Revan dengan nada alay sembari menyusap mulut Razka dengan tissue.
Di sisi lain, Bagas menatap geng Rasgar sengit, ia merapatkan tempat duduknya dengan Aldara. Waspada jika kekasihnya tiba tiba di tarik oleh para buaya jahanam seperti kemarin.
Razka pun ikutan mendepetkan diri pada Revan, membuat Aldara mencibir sinis.
Suasana kantin ramai seperti biasa, Argi tiba tiba menaiki meja. Membuat semua tatap mata tertuju padanya.
"Jangan di liatin, Argi tau Argi ganteng," katanya kelewat pede.
Setelah itu ia kembali turun dan duduk dengan wajah polos.
"Ga jelas lo," ucap Debra yang tengah Asik menelpon Aldara berkali kali.
"Yang penting ganteng," Argi membanggakan diri.
₩₩₩
Jam pelajaran sudah 30 menit yang lalu di mulai, Antaro kini tengah asik menulis. Ia acuh saat sekelas menanyalan perihal pembalut padanya.
Malu? Sebenarnya Antaro sangat malu, namun ia hanya diam. Di tambah saat geng Rasgar memainkan pembalut tadi, Jujur Antaro geram.
Ia merasakan ponsel nya bergetar, Antaro diam diam mengeluarkan ponselnya.
085681×××
Maaf yah gara gara gue lo jadi malu harus bawa pembalut, sebagai permintaan maaf. Nanti gue bakal traktir lo di kafe deket taman kota.
Antaro mengernyit, ia tahu siapa pengirim pesan ini. Namun yang ia herankan adalah, dari mana gadis itu mendapatkan nomor nya?
Tbc..
Maaf banget ya aku ga bisa triple up, waktu malem udah triple up mau di pindahin ke wp eh malah ke hapus semua. Sumpah nyesek banget harus ngulang lagi. Tengah mlm nulis sampe ketiduran:(
Maaf banget ya:(

KAMU SEDANG MEMBACA
Reuni Mantan
Novela Juvenilini tentang Aldara Naundria yang terjebak dalam lingkaran mantan, kepindahan nya ke sekolah baru menjadi awal dari sebuah kehancuran. dimana dirinya harus berhadapan dengan para mantan yang dulu pernah ia sakiti. parah nya, mantan Aldara menjadi sat...