"OMAGADD!!!" Aldara menyipitkan sebelah matanya saat teriakan tersebut keluar dari mulu Ganesia."Bisa ga sih gak usah tereak tereak! Nanti kena omel guru tau rasa!" Gemas Aldara yang di beri cengengesan oleh sahabatnya itu, "namanya juga kaget, lagian kok bisa sih lo macarin mereka?" Tanya Ganesia dengan wajah yang begitu pokus, Aldara terdiam. Mencoba mengingat kejadian di masa lalu.
"Gue juga gatau sih, bahkan gue sempet syok pas tau mereka satu geng," Aldara sungguh merutuki kebodohannya, menjadi babu mantan adalah hal yang tidak terpikirkan olehnya.
"Oke anak anak, sampai sini dulu pembahasaanya. Minggu depan kita lanjut," Ucap seorang guru yang mengajar di kelas Aldara, kelas menjadi ricuh. Jam pulang sekolah adalah hal yang paling di nanti nanti.
"Besok lo harus lanjut cerita! Oh iya siniin hp lo," Aldara tanpa basa basi langsung memberikan handphone nya pada Ganesia.
"No gue ada di sana, lanjut cerita lewat telpon oke? Dadah muach," setelah mengatakan hal tersebut, Ganesia langsung melenggang pergi keluar kelas.
Aldara menghembuskan nafas jengah, hari pertama sekolah adalah bencana baginya. Belum lagi hari esok dan seterusnya, mungkin dunia Aldara kiamat.
Memilih bangkit, Aldara berjalan santai keluar kelas. Hanya beberapa menit sekolah lansung sepi. Aldara melewati koridor sendirian.
"Hai Girls,"
Lagi dan lagi, Aldara mengumpat dalam hati, ia memegang pegangan tas nya kuat kuat. Ia bingung, harus kah ia berbalik atau justru melenggang pergi? Ah berbalik hanya sebuah malapetaka. Aldara memilih berpura pura tuli dan melanjutkan langkahnya agak tergesa.
Semakin tergesa hingga akhirnya berlari, ia melirik ke belakang. Bernafas lega karna tidak mendapati geng biadab tersebut, melanjutkan larinya.
"Aww!" Aldara mengusap kening yang baru saja membentur sesuatu, ia mendongak mendapati Dirga tengah berdiri dengan seringai di wajahnya, tangannya ia masukan ke dalam saku celana.
Aldara melotot, ia sontak langsung berbalik dan hendak berlari. Namun langkahnya ia urungkan saat ke empat geng Rasgar berada di hadapanya, kini ia benar benar di kepung.
Mampus gue!
"Mau kemana?" Tanya Debra dengan tatapan yang begitu menusuk, Aldara memperhatikan setiap wajah pria di depannya. Di antara meteka hanya Argi yang menatapnya dengan tatapan teduh.
"Ma-mau pulang! Iya pulang!" Jawabnya sembari menyengir miris, terdengar deheman keras keluar dari mulut Razka. Debra selaku ketua melangkah maju mendekati Aldara.
"Lo blom boleh pulang tanpa se izin kita," ucap Debra yang di angguki anggota lainnya.
Lah ngatur banget tuh onta!
Aldara menggerutu dalam hati, Ia mencoba menormalkan Ekspresinya. Menggaruk tengkuknya tak gatal, jujur ia bingung harus melakukan apa.
Tiba tiba sebuah tangan melingkar di tubuh Aldara, ia mendongak terkejut mendapati Dirga tengah memeluknya dari belakang, hal tersebut sontak membuat ke empat Anggota Rasgar melotot. Debra langsung maju dan menjauhkan Dirga dari Aldara.
"Jan gitu lo dir! Kalo mau meluk jangan maen nyerobot aja! Ngantri! Gue ketua disini. Jadi gue yang harus pertama meluk! Lo wakil harusnya kedua elah," gerutu Dirga, ia merentangkan tangannya hendak memeluk Aldara.
"Eh apaan sih! Gila lo pada hah?" Aldara sontak langsung menjauh saat Debra hendak memeluknya, ia menatap geng Rasgar dengan wajah kesal.
"Gue kangen," ucap Argio dengan tatapan yang sulit di ucapkan dengan kata kata.
"Gue laper," celetuk Revan sembari mengelus perutnya.
"Ceilah makan mulu kerjaan lo!" Razka memoles kepala Revan membuat sang empunya mendelik kesal.
"Lo, ikut kita makan," Aldara tersentak saat Debra tiba tiba menarik pergelangan tangannya.
₩₩₩₩₩₩₩
"Suapin gue," lagi lagi Aldara menghembuskan nafas jengah, ia beralih menyuapi Dirga. Sedari tadi ia hanya menyuapi kelima mantan nya itu secara bergantian, benar benar merepotkan.
"Gue belom!" Protes Debra dengan mulut penuh makanan.
"Trus itu di mulut namanya apaan bego! Abisin dulu, ngebet banget pengen di suapin mantan gue." Cerocos Dirga sampai beberapa makanan di mulut nya berhamburan keluar.
"Mantan lo mantan gue juga!" Protes ke empat Anggota Rasgar secara bersamaan. Parah nya mereka berbicara dengan mulut penuh hingga membuat makanannya ikut keluar berhamburan.
"Lo pada jorok banget sih!!" Aldara menaruh piring ke meja secara kasar, ia mengambil tissue kemudian, membersihkan mulut mereka bergantian. Ia sudah seperti ibu yang meladeni anak anaknya.
Keadaan kembali seperti semula, kini kelima cogan tersebut hanya diam sembari memperhatikan Aldara yang tengah menyuapi mereka.
Drrrt drrtt
Ponsel Aldara berbunyi, membuat perhatian anggota Rasgar tertuju pada benda tersebut. Debra dengan sigap langsung mengambil ponsel Aldara.
"Hallo sayang, kamu di mana? Aku udah di depan sekolah."
Terdengar suara pria di sebrang sana, Aldara yang tengah sibuk menyuapi Argi langsung melotot. Ia mencoba mengambil ponsel nya namun Debra justru menjauh dari jangkauan Alda.
"Mending lo balik dah, cewe lo masih banyak urusan sama gue." Ketus Debra.
"Maaf anda siapa ya? Kembalikan ponsel pacar saya."
"Pacar lo mantan gue," Setelah mengatakan hal tersebut Debra langsung memutuskan panggilan secara sepihak. Ia memasukan ponsel Aldara ke dalam saku celananya.
"Lo apa apaan sih!" Aldara langsung menggeledah seragam Debra, ia mengodok saku paha Debra mengambil ponselnya.
"Eh diem anjir diem!" Debra mencoba menghentikan Aldara, "gue mau ngambil ponsel!!" Aldara mengodok saku Debra, ia mencoba mengambil ponselnya. Namun tangannya malah memegang sesuatu yang terasa panjang dan keras.
Anjir ini apaan!
"Bangsat joni gue!" Bentak Debra yang langsung menjauhkan tangan Aldara dari sakunya.
Tbc.....
Maaf pendek, maaf ga seru, aku author pemula jadi maklumin, aku usahain besok double up. Tpi kalian harus komen. Kalo nggak aku up nya minggu depan^^

KAMU SEDANG MEMBACA
Reuni Mantan
Ficção Adolescenteini tentang Aldara Naundria yang terjebak dalam lingkaran mantan, kepindahan nya ke sekolah baru menjadi awal dari sebuah kehancuran. dimana dirinya harus berhadapan dengan para mantan yang dulu pernah ia sakiti. parah nya, mantan Aldara menjadi sat...