"Lo kalo goblok jangan goblok dong!" Debra menoyor kepala Argi gemas, sedari tadi ia mencoba diam saat sahabatanya yang satu ini anteng merobek koleksi sepatu mahalnya dengan pisau, Argi yang di toyor mendongak. Ia berkedip polos menatap Debra tak berdosa.
"Elah Deb namanya juga orang goblok ya pasti goblok," celetuk Razka yang baru saja mendaratkan bokong di atas sofa, Debra mendengkus kesal. Ia melototi Argi yang masih terus menatapnya polos.
"Lo gabut jangan gini juga dong! Kemaren bulu ayam tetangga gue lo cabutin sampe ketek ketek nya, sekarang sepatu gue lo ancurin!" Debra menjambak rambutnya emosi, se emosi apapun dirinya, ia tak bisa memukuli sahabatnya satu ini. Baginya Argi hanya anak paud yang kurang tambahan otak.
"Ngomong apaan si?" Tanya Argi dengan ekspresi sangat tak berdosa, membuat Debra menggertakan gigi gemas sembari menyodorkan kedua tangannya hendak mencekik, namun ia urungkan.
Menghembuskan nafas pelan, Debra mengelus dadanya yang memberontak ingin melenyapkan mahluk di depannya ini, ia mengambil pisau di tangan Argi. Kemudian pergi berjalan menaiki tangga, meninggalkan Argi yang terbengong menatap tangan yang tadinya memegang pisau.
Argi merucutkan bibir, padahal ia hanya bermain main saja. Namun Debra selalu marah dan menyalahkannya, toh ia hanya merusak koleksi sepatunya bukan burung berharganya.
Beralih menatap Razka yang asik memakan cemilan sambil menonton televisi, Argi bangkit. Ia duduk di sebelah Razka dengan muka polosnya, matanya tak berkedip menatap Razka yang mengunyah makanan.
Yang di tatap hanya melirik sekilas seolah tak peduli, Argi masih tak berkedip. Ia malah mendekatkan tubuhnya sehingga jarak keduanya terlihat sangat menempel, Argi semakin mencondongkan wajahnya.
Jika di lihat dari jarak jauh keduanya seperti tengah berciuman.
"Astagfirullah haladzim! Kalian ini berdosa sekali!!" Teriak Revan sampai merosotkan dirinya di tembok, namun ia kembali bangkit dan menutupi mata Dirga yang melotot.
"Anjing lu ngapain si tolol," Sontak Argi langsung terjungkal jatuh ke lantai saat Razka mendorong wajahnya dengan keras.
Razka menatap Dirga dan Revan yang berdiri di ambang pintu dengan wajah Syok, kemudian tatapanya beralih di anak tangga yang menampilkan Debra memasang muka yang sama dengan mulut menganga.
Razka yang merasa malu karna kesalahpahaman mereka pun berdecak, ia malah berjalan keluar.
"Gi! Lo gak perawan!!" Revan berlari heboh mendekati Argi yang telengkup, ia membalikan badan Argi yang memasang wajah cemberut dengan bekas tampolan merah cdi jidat.
Seketika Revan langsung terbahak, begitu pula Dirga dan Debra yang baru saja mendekat.
"Lo sih, ngeselin!" Ejek Debra sembari tertawa.
₩₩₩
Antaro berjalan berjalan memasuki Indomart, ia mengelilingi Rak cemilan. Kemudian berhenti saat mendapati sesuatu yang hendak di beli. ia menatap sekitar yang tidak terlalu ramai. Ia menghembuskan nafas pelan, tangannya terulur mengambil dua buah pembalut berwarna pink berukuran besar.
Tiba tiba ponsel nya berdering, Antaro langsung meraih benda pipih tersebut di kantung celananya.
Mamah.
Inget pembalut yang ada sayap nya bukan badaknya!Setelah membaca pesan tersebut, Antaro langsung berjalan menuju kasir. Menyodorkan pembalut tadi pada pegawai kasir, bukannya malu Antaro terlihat santai sembari bermain ponsel.
Wanita yang menjabat jadi pegawai kasir tersebut tak hentinya tersenyum sembari melirik Antaro, Antaro yang sadar terus di lirik hanya acuh tak peduli.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reuni Mantan
Teen Fictionini tentang Aldara Naundria yang terjebak dalam lingkaran mantan, kepindahan nya ke sekolah baru menjadi awal dari sebuah kehancuran. dimana dirinya harus berhadapan dengan para mantan yang dulu pernah ia sakiti. parah nya, mantan Aldara menjadi sat...