Malam itu berhawa lebih dingin dari biasanya. Angin yang semulanya berhembus tenang melambai, sekarang angin itu menjadi seperti tengah dikejar oleh waktu, terburu-buru.
Bulir-bulir air mengalir di rerantingan daun itu. Setetes air turun dan lalu mengalir meresap ke bawah tanah. Hembusan udara menerpa tuk menyentuh satu-persatu kulit orang-orang yang kini tengah memakai baju hitam itu.
Kemudian, sehelai daun hijau segar berguguran dan tidak sengaja tergeletak di batu nisan yang sudah basah kuyup terguyur air hujan.
Himawari
As
Uzumaki"Sudahlah Inojin.." Kata Shikadai pelan sembari mengusap-ngusap punggung mungil Inojin.
Inojin lalu menggeleng, "Ini.. tidak adil."
Boruto angkat suara, "Diamlah kalian berdua!" Ia mengebaskan tangannya membuat percikan air terbang ke arah Inojin dan Shikadai.
Sementara Naruto yang sedang berjongkok sambil memeluk batu nisan itu hanya bisa diam dan menangis, "Kenapa keluargaku terus yang mati?"
"Ayah.. jangan menangis lagi, aku akan menemukan pelaku yang membunuh Himawari secepatnya." Bisik Kawaki yang kini sudah resmi menjadi keluarga Uzumaki, tepatnya Uzumaki Kawaki.
***
"Boruto! Kau dapat telepon dari temanmu!" Teriak Naruto sembari memegang telepon rumah yang sudah lumayan usang diruang tamu.
Boruto yang sedaritadi sedang beristirahat dengan damai pun terbangunkan oleh suara cepreng sang ayah, dan dengan cepat ia keluar dari kamarnya lalu menyusuri tangga.
"Siapa?" Tanya Boruto sebelum dirinya memegang telepon kabel itu.
Naruto melangkah menjauh dan lalu duduk disofa, "Katanya dia dari desa Otto, Matsuki."
Boruto hanya ber-oh-iya saja, kemudian ia menggenggam telepon itu mengarah ketelingannya, "Kenapa kau menelepon?."
"O-Ah, hai Boruto-chin!"
"Jika tidak penting, aku akan mematikan teleponnya." Ucap Boruto menyangkal jika Matsuki menelepon dirinya hanya sebatas iseng saja.
"T-Tidak! Jangan dimatikan!"
"Hn.. cepatlah, kau mau bicara apa?"
"Itu.. tentang Himawari, dia--"
"Dia sudah meninggal."
"Boruto-san. Aku mohon kau diam dulu sebentar. Aku belum selesai berbicara. Jangan memotong kalimatku."
Boruto tertegun bisu. Tumben sekali Matsuki berbicara dengan memakai akhiran -san dan bukan -chin pikir Boruto. Sebelum sesaat Matsuki kembali berbicara.
"Tuan Orochimaru bilang, orang yang membunuh Himawari adalah orang terdekatmu yang sudah kau lupakan. Aku juga tidak mengerti dengan apa yang Tuan Orochimaru katakan. Tapi dia juga bilang, jika Mutsuki juga ada kaitannya.. Jadi.. ya, kau tahu? Mungkin, lebih baik jika kita mencari solusi masalah ini secara bersama-sam--"
"Maksudmu, Mutsuki lah yang membunuh Adikku?." Boruto menyangkal secara asal.
"Kau memang oon ya, Boruto-chin. Maksudku adalah, mungkin saja jika Mutsuki menjadi tahanan orang yang membunuh Himaw--"
"Kapan kau akan datang kesini?"
"Astaga, Boruto-chin! Biarkan dulu aku melanjutkan kalim--"
"Sebutkan saja waktunya."