sorry for typo
.
.
⚠
️
***
Sebenarnya Inojin sempat bingung mengenai Mitsuki yang berlagak sok kuat dihadapan semua orang. Rasanya dia ingin bertanya mengapa kamu melakukan hal sia-sia seperti itu? Ah, itu membuatnya merasa jengkel.
"Dasar Mitsuki. Bersikap berlebihan itu tidak baik tau.." Dia menggumam pada Mitsuki yang masih tertidur pulas.
Inojin berlahan mengusap kening Mitsuki yang berkerut seakan saat ini dirinya tengah dalam mimpi buruk. Rohani Mitsuki yang merasakan ada sentuhan fisik dibagian kepalanya melemas, otot-ototnya kini menjadi lebih rileks. Dan mungkin, mimpi buruk Mitsuki juga menjadi lebih baik.
"Mitsuki bangunlah.." Ucapnya lirih. Mencengkeram lengan kanan Mitsuki lalu mengangkatnya dan menciumi punggung tangannya dengan lembut.
"M─mmh.."
Inojin mengerjap dari kekhawatirannya dan beralih fokus pada Mitsuki yang barusaja mendeham---mengisyaratkan bahwa dia akan segera membuka kedua matanya.
"Ah, Mitsuki, kau sudah sadar?"
Mitsuki yang masih berusaha membuka kedua kelopak matanya terlihat sedikit mengangguk. Pertarungan tadi sangat menguras Cakranya. Tetapi untung saja Mitsuki itu manusia buatan.
Mitsuki sekejap menggumam tidak jelas lalu berkata, "Dimana ini?"
"Kita sementara singgah disini dulu--"
Clack!
Inojin dan Mitsuki mengalihkan pandangannya ke arah sosok yang barusaja membukakan pintu, tersenyum begitu sopan dan anggun layaknya seorang bangsawan. Kagura berjalan sembari menampilkan raut wajah kebingungan.
"Apa ada yang salah dengan wajahku?" Dia akhirnya bertanya membuat kedua orang itu mengerjap dalam khayalannya sendiri.
Inojin bangkit dari duduknya lalu meregangkan otot pinggangnya seolah sedang merasa pegal---namun hal tersebut sama saja seperti dengan Inojin yang mencari sebuah alasan. Ia terkekeh kemudian menyapa Kagura.
"Ya~ho!" Seru Inojin menghampiri Kagura yang barusaja datang sambil membawa nampan di tangannya.
Tidak tahu harus menanggapi dengan hal apa, Kagura memutuskan untuk ikut terkekeh meskipun dirinya sendiri tidak mengetahui apa yang sebenarnya lucu. Dia tidak memperdulikan hal tersebut dan tetap berjalan menuju meja nakas disamping tempat yang kini sedang Mitsuki tiduri.
"Ah, kau sudah bangun, ya?" Kagura bertanya kepada Mitsuki yang seolah-olah menulikan pendengarannya.
Sesudah menyimpan nampan yang berisikan bubur ke nakas, Kagura kini terfokus menempatkan dirinya untuk duduk dikursi yang tadi dipakai oleh Inojin. Kagura tersenyum kala meratapi Mitsuki yang masih tetap diam tak bersua.
Hal itu membuat Inojin jengah.
"A-aku akan pergi mandi dulu sebentar." Katanya untuk sesegera mungkin bergegas pergi dari ruangan itu, "Kagura, aku titip Mitsuki dulu, ya."
Melihat gelagat Inojin yang terproses aneh di otak Kagura, dia menjadi geleng-geleng kepala. Sedangkan Inojin secepat mungkin menarik knop pintu ini lalu menutupnya kembali.
Sebelum dia meninggalkan tempatnya, Inojin bergumam dalam hati sembari meratapi pintu kayu yang kini menjadi penghalang pengelihatan Inojin untuk mengetahui apa yang sedang kedua oramg di dalam kamar ini lakukan.