Matta nē : 12 (1/2)

1.9K 177 18
                                    

"Jadi bagaimana?"

"Hasil tes lab ninjutsu telah keluar. Ternyata disitu tertera jika Mitsuki mengalami sedikit luka memar dibagian otaknya. Disitu ada tanda-tanda jika seseorang telah merebut paksa ot─ Ah! Bukan! Sebenarnya organ dalam otak Mitsuki hanya tergores sedikit. Yang terluka justru ingatan Mitsuki. Terampas." Jelas Sakura.

Boruto menoleh ke arah lain, "Ino-san, apa shintenshin no jutsumu sudah bisa digunakan sekarang?"

"Iie. Masih belum. Setidaknya tunggulah hingga setengah jam lagi. Tapi meskipun begitu, aku tidak bisa mmebantu untuk melakukan Shintenshin ku pada Mitsuki. Jadi, kau bisa menyuruh Inojin saja."

"Eh?! Kenapa aku Kaa-san? " Tanya Inojin yang sedaritadi sedang memperhatikan.

"Lakukan saja tugasmu, Inojin." Tegas Boruto.

Tch!

"Sialan!"

"Oi! Matsuki! Apa kau bisa diam?!" Kesal Boruto menganggap jika decihan dan umpatan yang dikeluarkan oleh Matsuki itu mengganggunya.

Matsuki melirik Inojin, "Inoji-chin, kira-kira jurus shintenshin mu dapat dilakukan berapa lama lagi? Aku lelah menunggu!" Ujarnya dengan memelas.

"Hm.. aku rasa sekarang juga bisa. Yosh! Boruto, apa aku bisa memulainya sekarang?" Ucap Inojin seraya berjalan menghampiri ranjang berukuran single bed yang kini tengah Mitsuki tiduri.

Boruto mengangguk sebagai tanda dirinya memberi izin. Lalu dengan cepat Inojin menggerakkan jarinya membentuk sebuah gerakan jutsu.

"Shintenshin no Jutsu!"

***

Beberapa bulan yang lalu. Terlihat Mutsuki dan Kawaki tengah terdiam dan terduduk dibatu itu. Keduanya terlihat dekat. Kawaki terus menggoda dan merayu sosok Mutsuki yang terbilang tsundere. Imut katanya.

"Tch! Hentikan itu Kawaki!"

"Ahaha.. gomen,"

***

"Eh?! Sejak kapan Matsuki dan Kawaki menjadi dekat? Seingatku mereka tidak pernah bertemu." Ujar Inojin yang sedaritadi sedang melihat sekelibat ingatan dengan Boruto dan Matsuki. Yang lain? Disuruh keluar oleh Boruto. Katanya mengganggu.

Boruto berfikir. "Hm, coba kita lihat saja dulu."

***

"Nee.. Kawaki,"

"Iya?"

"Kau kenapa selalu meray- Wah!"

Belum sempat Mutsuki melanjutkan kalimatnya, dengan cepat Kawaki memotong lontaran kata Mutsuki dengan cara mengkabedonnya.

"Kaw--"

"Benar juga. Kau pasti kebingungan kenapa aku selalu mendekatimu 'kan? Kuberitahu sekarang. Kita ini 'kan sama-sama manusia buatan, waktu itu kita pernah bertemu sebelumnya. Dan , eumn.." Ia menggaruk tengkuknya secara canggung.

"Dan apa?"

"Waktu itu, kira-kira 17 tahun yang lalu, kita bertemu di desa Sunagakure. Kau bilang padaku jika manusia buatan itu sama seperti manusia biasa pada umumnya. Tidak ada yang berbeda. Hanya saja ada satu perbedaan. Kau bilang jika kedudukan adalah perbedaannya. Dan kau bilang jika kedudukan manusia buatan saat ini adalah hanya sebagai alat pengganti. Bukankah begitu?"

[☑] Matta nē Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang