Pagi yang cerah itu menjadi terasa hambar. Dirinya yang tadi tengah terduduk terus-menerus meratapi dirinya sendiri. Ia sedang berusaha berintrofeksi diri. Ia sedang membandingkan dirinya sendiri untuk menjadi baik ataukah menjadi buruk.
Sudah 7 jam dirinya masih terduduk diatas ranjang milik temannya itu. Ranjang yang kemarin cekeketan akibat dorongan dari seorang pemuda bersurai kuning.
"Nee..Mitsuki, kenapa kau pergi saat aku mengungkapkan perasaanku?"
Ia terus berbicara sendiri. Berbicara tentang ini dan itu. Daripada berbicara tidak jelas, bukankah sebaiknya ia memakai pakaian terlebih dahulu? Apa dia tidak masuk angin?
"Kau bahkan tidak menjawab ungkapanku,"
Sebenarnya apa yang sedang terjadi disini? Kenapa Boruto terus mempertanyakan pertanyaan yang bahkan dia sendiri tidak tahu jika dia sedang bertanya pada siapa?
"Sebenci itukah kau padaku, Mitsuki?."
***
"Tadaima."
"Okaeri, Boruto-kun. Okaa-san tadi mencarimu, kemana saja kau?"
"Maaf Okaa-san. Aku lupa memberitahu Okaa-san, sebenarnya aku kemarin menginap dirumah temanku."
Boruto pun segera melepaskan alas kaki yang sedang ia kenakan, dan lalu ia beranjak pergi ke dalam rumahnya.
"Aku ingin istirahat. Okaa-san jangan menggangguku." Ucap Boruto sembari berjalan menaiki tangga yang menuju kamarnya sendiri.
Kemudian setelah sampai didepan kamarnya, Boruto pun membuka knop pintu kamarnya dan masuk. Lalu ia mengunci pintu kamarnya dengan rapat, agar tidak ada seorang pun yang dapat menganggunya.
Ia merentangkan otot-otot tangannya. Sebelum sesaat dirinya ingin menidurkan dirinya sendiri diranjang favorite-nya. Hinata dengan cepat berteriak dan memanggil namanya.
"Boruto! Ada Shikadai dan Inojin datang!."
Boruto memutar bola matanya, "Cih. Suruh saja ke kamarku!."
Hinata pun segera menyilah masukan teman-teman anak sulungnya itu. Shikadai dan Inojin pun berjalan pergi ke kamar Boruto. Inojin berusaha membuka knop pintu kamar itu akan tetapi sia-sia saja, pintunya dikunci dari dalam.
"Oi! Boruto! Buka kuncinya sialan!"
"Tsk. Menyebalkan." Terpaksa Boruto pun membukakan kunci kamarnya sendiri dan menyilah masukan teman-teman tersayangnya itu.
Inojin menutup lubang hidungnya, "Boruto, kau bau aroma persetubuhan."
Dengan cepat Boruto membuang pandangannya dan mengalihkan pembicaraan. Ketiganya pun berjalan ke arah kasur milik Boruto, dan kemudian mengambil tempat duduk masing-masing.
"Jadi kenapa kalian datang kerumahku?" Tanya Boruto dengan suara penuh tekanan.
"Tidak ada. Hanya saja, biasanya kau dan Mitsuki selalu di toko Hamburger tapi tadi kulihat kalian berdua tidak ada disana." Jelas Shikadai membenarkan posisi duduknya.
"Lalu?"
"Apa kalian sedang ada masalah?" Tanya Inojin sembari menopang dagunya sendiri menggunakan lengan kanannya.