"Aku akan membunuh kalian, Sarutobi!" Teriak Momoshiki yang kini mengambil alih Boruto.
Kilatan petir bergemuruh, menggema ke segala penjuru. Rintikan hujan mulai berjatuhan satu - persatu ke tanah yang tadinya gersang itu.
Sementara di sisi lain, terlihat Orochimaru sedang menggendong Mitsuki. Tidak bisa dibilang menggendong juga, lebih tepatnya memapah.
"Tuan Orochimaru, maaf telah merepotkanmu. Tapi bisakah kita lebih cepat?" Mitsuki berucap tidak sabaran.
Orochimaru mengeratkan deretan giginya, "Ucapkan itu pada badanmu yang berat."
Mitsuki tersenyum, "Itu karena Tuan Orochimaru jarang berolahraga."
Orochimaru berdecak. Lalu ia pun mengaktifkan mode sānin nya upaya untuk lebih cepat sampai di patung Hokage.
Mereka berdua berhenti tepat di dekat Inojin dan beberapa temannya. Mitsuki melirik Inojin yang sedang menatap ke depan dengan manik yang seperti tengah ketakutan.
"Inojin.."
Inojin tersontak kaget kala suara familiar itu memanggilnya dengan luluh, ia menolehkan pandangannya ke belakang. Dapat dilihat seorang pasien rumah sakit berkulit putih susu.
Senyuman cerah terpampang di wajah Inojin, "Mitsuki!"
Dengan cepat Inojin berlari ke arah Mitsuki yang jaraknya tidak jauh dari dirinya berdiri saat ini. Memeluk, Inojin kemudian terisak ria.
"Inojin, dimana Boruto?"
Inojin menunduk lesu. Benar juga, Mitsuki yang sekarang tidak bisa mengenali Boruto dimasa ini. Ia kemudian menghela nafas panjang, lalu menjulurkan jari telunjuknya menghadap sesosok pria jangkung dengan tanduk.
"Disana."
Mitsuki menolehkan pandangannya ke arah dimana jari telunjuk Inojin mengisyaratkan tempat. Ia mengerjit sedikit kaget.
"Itu Boruto?" Mitsuki bertanya dengan rasa yang tidak percaya. Dan pertanyaan itu dibalas sebuah anggukan kikuk dari Inojin.
Mitsuki yang kini masih berpakaian rumah sakit, dan lupa memakai alas kaki, berjalan ke arah tempat Boruto saat ini berada. Apa yang dia lakukan? Membantai seluruh clan sarutobi?
Tunggu.
Sarutobi?!
Setelah sadar dari khayalan pikirannya sendiri, dengan cepat Mitsuki berlari ke arah Boruto.
Faktanya, Mitsuki benar-benar harus sampai disana sebelum Boruto benar-benar kehilangan kendali atas kekuatan karma nya itu.
Karena jika dibiarkan, maka Mitsuki juga akan mati. Itu akibatnya, dia yang menggantikan nyawa Boruto dari genggaman si Sarutobi sialan itu.
Dan sekarang, apakah Mitsuki akan mati karena terlalu memanjakkan umur dari Boruto?
Tidak. Meski begitu, Mitsuki akan tetap hidup. Hidup di dalam hati Boruto.
Hingga sebuah pedang panjang yang sudah di aliri chakra itu mengayun ke atas. Dan menghunus satu persatu Sarutobi, Mitsuki semakin mempercepat tempo larinya.
Ah, sial. Di saat seperti ini, kenapa kepalanya kembali berdenging?
"Boruto.. yamero.." Dia menggumam pelan.
Tentu saja, gumaman lemah seperti itu tidak akan sampai pada indera pendengaran milik Boruto. Hunusan pedang chakra yang ke 16 menjadi irama.
"Sekarang giliranmu, Kurenai Sarutobi." Ucapnya keras di sertai petir yang menggelegar ria.