Suara tawa terngiang-ngiang di salah satu ruangan Academy Ninja. Tawanya sangat hangat, sehangat panas mentari dipagi hari. Hangat dan bersinar.
Tawa seseorang yang tidak dikenal dan kini mereka berteman, berdua, bersama-sama, selamanya.
Mungkin.
"Hahaha..Mitsuki ayolah! Tersenyumlah!" Tawa seorang pemuda bersurai kuning. Saat ini dirinya sedang menonton video ketika seseorang sedang mengucapkan cintanya pada Sumire dan pada akhirnya orang itu tertolak.
"Memangnya apa yang lucu, Boruto-kun?" Tanya Mitsuki tidak tahu apa-apa selain melihat tawa mataharinya.
"Mitsuki, kau itu membosankan sekali." Kata Shikadai dengan delikan dimatanya.
"Tapi aku kan sudah tertawa, Shikadai." Ucap Mitsuki sambil tersenyum.
"Itu senyuman bodoh! Bukan tawaan!" Seru Iwabe menaikan nada bicaranya.
Ruangan itu seketika hening ketika Iwabe menarik kerah baju Mitsuki dan menariknya keatas. Sontak Mitsuki terkejut, karena tubuh ringannya menjadi sebanding dengan tubuh Iwabe yang lumayan tinggi.
Boruto, Shikadai, dan Denki hanya diam membisu tidak bisa bergerak. Memangnya jika mereka melawan, apa yang bisa mereka lakukan?
"Kenapa kau marah Iwabe-kun?" Mitsuki terheran-heran kenapa Iwabe menarik kerah bajunya dan mengangkatnya.
"Kau tidak bisa membedakan mana tawaan dan mana senyuman, Bodoh!" Kata Iwabe dalam keaadaan halis sedikit turun kebawah.
"Tapi kan Boruto-kun hanya menyuruhku Tersenyum, bukan tertawa. Lantas apa yang salah Iwabe-kun?"
Skakmat.
"A-ah.. E-eh.. O-oh, be-begitu.. maaf Mitsuki." Pemuda berciput itupun menurunkan Mitsuki. Pipinya memerah karena malu. Mungkin saat ini wajah Iwabe seperti Uke?
Mitsuki hanya menjawabnya dengan senyuman.
***
Phiuuu Iuuu Phiuuu Iuuu
Terdengar suara ambulans melewat dari luar Academy. Anak-anak itupun penasaran siapa yang diangkut ambulans. Dan mereka memutuskan untuk pergi mengikuti ambulans itu.
Sesampainya dirumah sakit, mereka-- yang pergi hanya Boruto, Shikadai, dan Mitsuki. Yang lain? Mereka hanya mengganggap itu membosankan dan memilih untuk tidur di kelas.
"Pstt, Boruto itu siapa?" Bisik Shikadai.
"Aku juga tidak tahu Shikadai." Kata Boruto
"Bukankah itu ayahmu, Boruto?"
Mereka bertiga langsung menoleh saat Mitsuki berkata jika ayahnya Boruto ada disana. Dan benar, beliau ada disana. Mereka semakin penasaran, lalu memutuskan untuk menguping pembicaraan ayahnya Boruto.
"Lalu Naruto kita apakan anak ini? Jika kita tetap diam, anak ini pasti akan menjadi pengkhianat dan menghancurkan Konoha. Tidak hanya Konoha, mungkin saja anak ini akan menyebabkan perang dunia Shinobi ke-5." Jelas Shikamaru, Ayahnya Shikadai.
Boruto, Mitsuki, dan Shikadai yang sedang berada di lorong atap terdiam keheranan. Memangnya siapa anak yang bisa menghancurkan dunia shinobi? Itulah yang mungkin mereka bertiga pikirkan.
Karena terlalu dekat, pipi Boruto dan Mitsuki saling bersentuhan.
"Apa-apaan ini? Kenapa pipi Mitsuki sangat lembut? Ah gawat. Jantungku berdebar terlalu kencang, Tsk."