Chapter 7

4.1K 240 0
                                    

Digo memarkir mobilnya di parkiran kampus. Ia kuliah pagi hari ini. Ada praktikum penting yang tidak boleh dilewatkannya karena sang dosen akan mengurangi nilai bagi mahasiswa yang bolos di praktikum ini.

Buru-buru ia menaiki tangga menuju ruang praktikum. Saking terburu-burunya ia tidak waspada dengan sekelilingnya dan.... BRUKKK!!!

"Aaaaaawh...." jerit seseorang. Buku yang dipegangnya berserakan.

"Maaf...maaf...," Digo memungut buku-buku gadis itu dan menyerahkannya.

"Digo?" teriak gadis itu membelalakkan matanya.

"Siska?" Digo melotot melihat gadis yang di tabraknya.

"Dasar lo ya! Dari dulu pecicilan lo gak ilang-ilang!" sembur Siska.

"Lah lo ngapain ke kampus gue?" tanya Digo heran. Setahunya Siska itu kuliah di universitas lain.

"Suka suka gue dong.... Emang lo yang punya ni kampus?" Siska mencibir.

"Hahaha.... Lo gak berubah ya," Digo mengacak rambut Siska sampai gadis itu ngamuk-ngamuk.

"Digoooo.... Rusak nih dandanan gueeee...." teriak Siska menepis tangan Digo.

"Lo belum cerita, ngapain lo ke kampus gue?" tanya Digo mrnyerahkan buku-buku Siska yang tadi dipungutnya.

"Gue ada perlu sama Bokap gue. Dia dosen disini," sahut Siska celingukan.

"Siapa nama bokap lo?"

"Pak Gandi. Lo kenal?"

"Hah??? Mati gue! Gue telaaaaaat..... Eh... Lo ikut gue ke Lab! Pak Gandi itu dosen gue!" Digo berlari menyusuri lorong kelas menuju ruang praktikum dengan menarik tangan Siska yang terseret-seret mengikutinya.

Sesampai di ruang praktikum, Pak Gandi sudah berdiri di depan kelas dengan wajah sangarnya.

"Pagi, Pak. Maaf saya terlambat," sapa Digo pelan.

Pak Gandi melirik jam tangannya.

"Kamu telat tujuh menit lewat dua belas detik. Kenapa terlambat?"

"Anu...pak... Saya...saya tadi ketemu dengan seorang gadis yang ngaku-ngaku anak bapak dan mencari bapak, jadi saya bawa dia kesini. Itu yang bikin saya telat Pak," cengir Digo menarik Siska agar menampakkan dirinya pada dosen killer itu.

"Pa," panggil Siska pelan.

Pak Gandi menoleh pada Digo.

"Ya sudah, kamu mulai kerjakan tugas yang saya beri per-kelompok. Kamu cari kelompok kamu," setelah memberi perintah, Pak Gandi keluar mengajak anaknya ke ruang dosen. Sementara Digo langsung menuju ke tempat Genta yang melambaikan tangan padanya.

"Siapa tuh cewek? Manis juga,"bisik Genta menyikut rusuk Digo.

"Anak Pak Gandi. Kenapa? Lo naksir? Lo kejar aja, siapa tau lo bisa langsung wisuda bulan depan," sahut Digo asal.

"Beneran? Emang bisa ya? Wah, mau dong. Gue gak perlu capek-capek belajar," Genta senyum-senyum.

PLETTAAKK!

Digo memukul kepala Genta dengan penggaris. Genta langsung mendelik menatap Digo sambil mengusap-usap kepalanya.

"Ngapain lo pukul kepala gue?" sembur Genta ngamuk-ngamuk.

"Biar otak lo agak encer dikit," sahut Digo cuek.

"Emang otak gue kenapa?"

"Emang lo gak mikir apa? Pak Gandi itu dosen, bukan yang nentuin lo lulus apa nggak! Dasar, bloon dipiara!" gerutu Digo.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang