Digo meluruskan kakinya. Diamatinya Kenzo yang ngobrol dengan Sisi mengenang masa-masa SMP mereka.
Cara Kenzo menatap Sisi, tersenyum pada Sisi, dan mendengarkan cerita Sisi membuat Digo yakin cowok itu menyimpan rasa suka pada Sisi.
Digo mencibir. Sudah hampir sejam dia cuma diam bersedekap mengawasi keduanya ngobrol.
Kenzo seolah tidak peduli ia ada diantara mereka.
Ketika Kenzo beringsut mendekat ke tempat Sisi duduk, Digo bersiul-siul sambil menepukkan tangannya berulang-ulang ke pahanya seolah-olah sedang melantunkan sebuah lagu.
Sisi melirik Digo kesal, tapi ia tidak dapat berbuat apa-apa.
Sampai akhirnya Kenzo pamit pulang karena merasa tidak nyaman dengan keberadaan Digo yang awalnya ia abaikan.
Sisi masuk setelah mengantar Kenzo ke mobilnya. Dilihatnya Digo sedang tiduran di sofa.
"Digo! Lo bisa gak sih gak bikin gue kesel?" teriak Sisi kesal.
"Eh, emang gue ngapain?" tanya Digo seolah ia tidak mengerti.
"Lo itu ngapain sih sebenernya kesini? Bukannya lo bilang ada praktikum sampe sore ya?" tanya Sisi cemberut sambil menghentakkan kakinya.
"Cuma dua jam, yang berikutnya dibatalin. Dosen nya mau seminar," ujar Digo cuek. Matanya terpejam.
"Trus, ngapain lo kemari?" seru Sisi masih kesal.
"Emang sejak kapan gue gak boleh ke rumah lo? Tante aja gak pernah ngelarang gue. Malah Tante sering pesen ke gue buat jagain lo," sekarang Digo dengan cuek menarik Sisi yang berdiri di dekatnya untuk duduk dan meletakkan kepalanya di pangkuan Sisi.
"Heh... Enak banget lo! Emang gue bantal apa?" protes Sisi yang gak dipedulikan Digo.
"Lo tau gak kalo lo itu gak adil?" tanya Digo mencubit hidung Sisi.
"Gak adil gimana?"
"Ya apa namanya kalo tiap gue kesini, gue selalu ambil minum sendiri, sedangkan temen SMP lo tadi lo ambilin. Pake sirup lagi! Nah gue? Boro-boro dikasih sirup, diambilin aja gak pernah," gerutu Digo.
"Yee...lo gimana sih? Kan lo hampir tiap hari kesini, rumah gue udah kaya rumah lo sendiri. Masa lo minta diambilin minum juga? Lo kan tau dapur dimana kulkas dimana? Ih... Lo aneh, gak masuk akal!" cibir Sisi.
"Eh... Emang dulu waktu SMP Kenzo jarang main kemari?" tanya Digo kepo.
"Bukan jarang lagi, gak pernah!" kata Sisi.
"Gak percaya gue. Orang lo sama dia akrab banget gitu," cibir Digo.
"Ya gimana gak akrab, Kenzo itu sekelas sama gue mulai kelas satu. Dia itu anak mama banget. Tiap hari diantar jemput sama Tante Loly, mamanya. Kenapa gue akrab sama mamanya Kenzo, karena tiap pulang sekolah kita nunggu jemputan di depan pos satpam sama-sama," cerita Sisi menepuk-nepuk pipi Digo yang masih tiduran dengan kepala dipangkuannya.
Digo cuma manggut-manggut sambil ber ooh ria.
.........
(Bersambung)
Enak banget jadi Digo bisa tiduran di pangkuan Sisi....
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You
RandomKetika cinta datang, tak seorangpun bisa menolak. Pun ketika cinta hadir, tak seorangpun bisa menghindar. Cinta yang memilih kita, bukan kita yang memilih cinta.