Chapter 9

3.6K 218 1
                                    

Sisi duduk diam dalam mobil Digo. Apa sih maunya siluman kepiting satu ini... Masak ngomong yang nggak-nggak di depan Dims. Dasar Digo kalo ngomong asal bunyi.

Sisi menggelengkan kepalanya mencoba mengusir sisa-sisa rasa pusing yang masih ada.

"Ngapain lo geleng-geleng gitu? Kaya lagi ajeb ajeb aja?" tanya Digo melirik Sisi sekilas, lalu kembali fokus ke jalan raya di depannya.

"Apaan tuh ajeb ajeb?" Sisi mengerutkan keningnya.

"Itu yang kebanyakan orang kalo joget di klub sambil geleng-geleng," kata Digo sambil menirukan joget ajeb ajeb.

Sisi yang melihat polah Digo langsung tertawa ngakak.

Digo menoleh melihat Sisi yang tertawa lepas tertegun sejenak. Ternyata ia baru sadar kalau sahabatnya ini cantik banget pas lagi tertawa lepas gini. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Digo tersenyum lebar mengabaikan jantungnya yang bertingkah aneh.

..........

Suasana di rumah Sisi terlihat ramai.

Mama dan Papa Digo datang ke rumah Sisi atas undangan Mama Sisi.

Begitu datang, Digo langsung menuju ke kamar Sisi dan mengetuknya keras-keras.

Sisi membuka pintu kamarnya sambil merengut.

"Lo kebiasaan banget sih? Ngetuk pintu kaya orang mau ngerampok aja!" onel Sisi membuka kamarnya lebih lebar agar Digo bisa masuk.

"Li ngapain ngumpet di kamar aja? Noh keluar, Papa Mama gue dateng tuh!" kata Digo mencubit pipi chubby Sisi.

Sisi segera menepis tangan Digo sambil memelototkan mata bagusnya ke arah Digo, lalu menarik tangan Digo turun ke ruang tamu, tempat Mama nya ngobrol dengan Papa Mama Digo.

Saat melihat keduanya turun mama Digo langsung tersenyum lebar melambai ke arah keduanya.

"Sisi, Digo, ayo sini."

Sisi segera mengambil tempat di sebelah mamanya, dan Digo duduk di sebelahnya.

Mama dan Papa Digo juga Mama Sisi cuma senyum-senyum melihat Digo yang seperti gak bisa jauh dari Sisi.

"Digo, Sisi, gimana hubungan kalian? Baik-baik aja kan?" tanya Mama Digo melihat Digo dan Sisi yang saling tatap dengan pandangan heran mendengar pertanyaan Mama nya.

"Baik, Ma. Emangnya kenapa?" tanya Digo menautkan alisnya.

"Baguslah kalo gitu. Jadi rencana kita bisa diteruskan ya, Pa?" Mama Digo menoleh ke arah Papa Digo yang mengangguk setuju.

"Ma, sebenernya ada apa sih? Rencana apa?" tanya Sisi memegang lengan Mama nya.

"Apa kita kasih tau mereka sekarang aja ya Jeng?" tanya Mama Sisi meminta pendapat Mama Digo.

"Iya Jeng, gak pa pa kan, Pa. Biar mereka berdua juga mulai siap-siap," tanya Mama Digo ke suaminya yang cuma manggut-manggut sambil senyum-senyum.

"Ada apa sih?" tanya Digo penasaran sambil mengusap-usap tengkuknya.

"Gini loh sayang.... Seperti yang sudah diamanatkan oleh Papa Sisi, yang juga sahabat kami, maka Mama, Papa dan tante Mita mau gabungin perusahaan kita, dan menjodohkan anak kami.  Karena kami masing-masing cuma punya anak tunggal, jadi kami memutuskan untuk menjodohkan kalian berdua," belum selesai Mama Digo berkata-kata, Sisi dan Digo langsung berdiri dan berteriak kaget.

"WHATTT???"

"Iya Sisi sayang. Jadi mulai sekarang, kalian harus berusaha belajar untuk meneruskan perusahaan kami nanti," ujar Mama Sisi tersenyum menarik anak gadisnya untuk duduk kembali dan membelai rambut halus Sisi.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang