Chapter 25 - Epilog

8.7K 328 5
                                    

Digo melepas jas prakteknya dan menggantungkannya di belakang pintu ruang prakteknya. Dengan menenteng tas nya, ia masuk ke mobil, menuju rumah dinasnya.

Sore itu masih terang. Harusnya Damar sudah balik dan sudah sampai di rumah sekarang.

Digo keluar dari mobilnya dan masuk ke kamarnya.

Digo membulatkan matanya melihat siapa yang berada dalam kamar rumah dinasnya sekarang.

SISI?!!!

Digo menjatuhkan tas yang dibawanya bergegas mendekati istrinya yang memandangnya sambil tersenyum manis dan memeluknya erat.

"Kok kamu bisa ada di sini?" tanya Digo merasa takjub.

"Happy Birthday, Honey," bisiknya mengabaikan pertanyaan Digo

"Ah.... Iya aku lupa hari ini ulang tahun aku..... Makasih ya, sayang... Tapi jawab dulu, gimana kamu bisa nyampe disini?" desak Digo menatap wajah cantik dihadapannya.

"Istri lo kesini sama gue, Bro. Dia nelfon gue, ngotot minta ikut. Katanya udah kangen sama lo," sahut Damar yang tiba-tiba muncul dari balik pintu kamar Digo.

"Thank's, Mar, udah jagain istri gue selama perjalanan ke mari. Tapi sayang, dari mana kamu tau telfon Damar?" Digo mengernyitlan keningnya heran.

"Hehehe.... Aku tau dari hp kamu, Honey. Hehehe.... Pas kamu mandi... Hehehe...." Sisi terkekeh.

"Ouwh... Jadi sekarang usah berani buka-buka hp aku nih?" Digo menatap Sisi dengan pandangan jahil, lalu mendekati istrinya yang masih terkekeh sambil mundur-mundur.

Digo terus mendekati istrinya hingga Sisi terpojok membentur pinggiran ranjang Digo.

"Ups..,.. Sebaiknya gue pergi. But.... Happy Birthday, Bro!" tawa Damar geli, melambaikan tangannya dan keluar dari situ lalu menutup pintu kamar Digo.

Digo kembali fokus pada wanita di depannya yang sekarang sedang terpojok. Diulurkannya tangannya ke pinggang wanita itu dan menggelitikinya tanpa ampun.

"Hahaha.... Ah...geli....hahaha.... Udah...Digo.... Ampun....hahaha... Stop...ampun...Digo... Hahaha...." tawa Sisi memenuhi seluruh kamar berukuran 3x4 itu.

Digo menghentikan gelitikannya. Sebagai gantinya, dipeluknya istrinya dan dikecupnya kening Sisi dengan penuh sayang.

"Thank's sudah mau bersusah payah kemari, dan Thank's untuk hadiahnya," kata Digo lembut.

"Hmm.... Kamu sekarang mandi, dan kamu bisa ambil hadiah kamu setelahnya," bisik Sisi mendorong Digo keluar kamar.

Dua puluh menit kemudian Digo sudah masuk kembali ke kamarnya menemui Sisi.

"Aku sudah mandi, dan aku ingin hadiahku," kata Digo mendekati istrinya dan menariknya mendekat, kemudian menciumnya lembut.

Sisi mengalungkan lengannya ke leher Digo dan membalas ciumannya. Digo melepas ciumannya dan menatap mata Sisi dalam-dalam.

"Terimakasih sudah menjadi hadiah terindah buatku," bisik Digo lembut ditelinga Sisi, lalu mengecup telinga itu hingga Sisi mendesah kegelian.

Malam itu, Digo tidak hanya memimpikan memeluk istri tercintanya, tapi ia benar-benar mencium dan merasai harum aroma tubuh Sisi yang menjadi kado paling indah disepanjang sejarah ulang tahunnya.

***************oOo****************

Thanks for reading my story, I hope you all like....
Nantikan ceritaku yang lain yaaa.... See you..... Muuuuaach.....

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang