Sisi membalas lambaian tangan Bram setelah mengantarkannya pulang. Ia melangkah masuk rumah ketika dilihatnya di ruang tamu seseorang sedang tidur di sofa.
"Heh, ngapain lo tidur di sini?" seru Sisi menggoyang-goyangkan tubuh yang terbujur di sofa panjang, yang wajahnya ditutup dengan majalah.
"Hooaaaahm.... Eh...lo udah pulang?" cowok itu menguap lebar kemudian melempar majalah ke meja dan merubah posisinya jadi duduk bersandar di sofa.
"Ngapain lo kesini? Nyari siapa?"
"Ya nyari elo lah... Emang nyari Mang Sarpin?"
"Ngapain lo nyari gue? Penting?"
"Yaelah.... Biasanya juga gue main kesini lo kagak protes. Kenapa sekarang lo ketus amat?"
"Gue masih sebel sama lo!"
"Soal kemaren?"
Sisi diam saja, bibirnya mengerucut.
"Lo masih ngambek? Sorry deh... Gue sebenernya udah mau nyamperin lo di kantin kemaren, tapi si Fika ngajakin gue ngobrol. Eh, keterusan deh. Sorry ya...ya...ya..."
"Hmmm.... Oke... Tapi ada hukumannya."
"Hukuman? Siiii.... Tega amat sih looo?"
"Gimana gue gak tega sama lo, Digo. Lo aja tega sama gue," sahut Sisi merengut mengingat kejadian dikantin kemarin.
"Kan gue udah minta maaf," kata Digo. Wajahnya dibuat memelas.
"Lo mau gue maafin gak?" tanya Sisi galak.
"Iya mau dong... Tapi hukuman? Aduh Si, gak usah pake hukuman segala napa?"
"Lo mah minta maafnya gak tulus!!"
"Eh... Iya...iya... Gue terima deh hukumannya. Tapi jangan berat-berat ya," kata Digo menyerahkan nasibnya pada Sisi, pasrah.
"Hehehe.... Gitu dong..." Sisi tertawa jahil.
"Ya udah sekarang bilang, apa hukumannya?" tanya Digo melirik Sisi kesal.
"Lo harus traktir gue makan seharian, beliin gue baju baru, novel, dan satu lagi, seharian lo harus temenin gue main! Inget, bayarin semua!" Sisi tersenyum penuh kemenangan. Matanya berbinar puas.
"Hah??! Hukuman apa itu? Bisa tekor tabungan gue! Tega amat lo ya? Matre banget jadi sahabat!" omel Digo merengut.
"Mau dimaafin gak?" ancam Sisi.
"Iya...iya... Kapan lo maunya?" sungut Digo.
"Besok kan hari Sabtu, lo kesini jam 8 pagi. Kita mulai hukuman lo besok!" kata Sisi tidak bisa dibantah.
"Iya deh," sahut Digo bete. Kalo bukan karena Sisi, ia ogah dihukum kaya ginian.
"Oke, sekarang lo pulang gih sana! Princess Sisi mau istirahat, mau bobo' cantik" kata Sisi dengan gaya ala Syahrini dengan usir cantiknya.
"Ih... Sekarang pake ngusir lagi," kata Digo mengerutkan kening.
"Eh... Lo gak usah protes deh. Katanya mau dimaafin, tapi dari tadi protes mulu!" omel Sisi mengibaskan tangannya dan langsung masuk ke dalam menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
Digo hanya garuk-garuk kepala, kemudian berdiri dan beranjak pulang. Nasib gue gini amaaaat??? Batin Digo lemas.
.........
Sisi mondar mandir di teras depan rumahnya. Mana tuh anak somplak? Udah gue bilang jam 8 pagi, eh ini udah hampir jam 9 belum juga nongol! Rutuk Sisi sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You
RandomKetika cinta datang, tak seorangpun bisa menolak. Pun ketika cinta hadir, tak seorangpun bisa menghindar. Cinta yang memilih kita, bukan kita yang memilih cinta.