Siang ini Sisi keluar dari kelasnya, menuju ke dekat parkiran. Digo bilang akan menunggunya disana.
Sekarang Sisi celingukan mencari sahabatnya yang rada somplak itu di parkiran. Kemana tuh anak? Batin Sisi menggerutu.
"DORRR!!!"
Sisi terlonjak kaget.
"Digoooo.... Lo mau bikin gue jantungan?" bentak Sisi mendelik melihat orang yang dicarinya tertawa-tawa melihat ia meloncat karena kaget.
"Maaf.... Kaget beneran ya?" Digo cengir-cengir.
"Ya iyalah beneran... Emang elo tukang boong?" sembur Sisi kesal.
"Eh... Gue boong apa? Jangan fitnah ya... Fitnah itu lebih kejam daripada tidak memfitnah!" kata Digo pura-pura tersinggung.
"Kemana aja sih lo? Katanya mau nungguin disini? Mana? Sampe jamuran nih gue nungguin lo!" seru Sisi manyun.
"Ih... Kok gitu banget mukanya? Gue tadi dari perpus abis pinjem buku nih," jawab Digo menunjukkan buku yang dipinjamnya dari perpustakaan.
Sisi mencibir. Digo menjitak pelan kepala Sisi dengan gemas. Sisi tidak terima, dicubitnya perut Digo. Digo menghindar. Dan jadilah kejar kejaran diantara mereka berdua.
.......
Digo sedang menunggu Sisi di dekat papan pengumuman ketika dilihatnya sesosok laki-laki berjalan cepat, celingukan seperti sedang mencari seseorang. Digo kenal laki-laki itu. Kenzo!
Ngapain dia disini? Pasti sedang mencari Sisi. Gak bisa Broooo.... Lo gak cocok sama Sisi.
Digo menghampiri Kenzo.
"Hei Bro.... Lo inget gue kan?" sapa Digo dengan keramahan yang dibuat-buat.
"Eh.... Lo bukannya temennya Sisi ya?" sapa Kenzo balik.
"Whatever.... Ngapain lo ke kampus gue? Nyari Sisi? Dia ada kelas sampe sore noh," beritahu Digo tanpa diminta.
"Ooo gitu ya? Apa gue tunggu aja kali ya?" gumam Kenzo.
"Terserah lo. Tapi kalo menurut gue, sebaiknya lo pulang dulu deh. Ntar jam lima lo balik lagi buat jemput Sisi," saran Digo sama sekali jauh dari kata tulus.
"Mmm..... Oke deh.... Gue juga mau ada perlu sebentar. Ntar sore gue balik lagi buat jemput Sisi. Kalo misalnya lo ketemu sama Sisi, tolong bilangin ntar sore gue jemput," pesan Kenzo tersenyum berterimakasih.
"Yo i.... Nanti gue sampein," Digo membalas lambaian Kenzo yang berlalu dari hadapannya.
Hmm.... Enak aja dia mau ketemu Sisi... Mau jemput katanya? Jamuran, jamuran deh lo sana! Tungguin aja tuh Pak Minto satpam...
Dua puluh menit kemudian Sisi sudah menampakkan diri dihadapan Digo. Ada tiga buku tebal ditangannya.
Digo segera mengambil alih buku-buku tersebut dan mengajak Sisi pulang.
..........
Sisi mengunyah french fries nya perlahan. Matanya menekuri buku tebal dihadapannya. Sesekali diliriknya jam tangannya. Hmm... Sudah lewat dua puluh menit.... Awas aja...
Tiba-tiba Sisi mendengar suara gelak tawa yang teramat familiar di telinganya.
Sisi menoleh ke pintu masuk kantin tepat saat Digo masuk masih dengan gelak nya sementara di sebelahnya ada seorang gadis yang juga ikut tertawa mendengar leluconnya.
Sisi mengerutkan alisnya.
Ooh... Jadi ini yang membuat Digo terlambat dan membiarkannya menunggu lama? Dasar manusia somplak!
Sisi mendelik saat pandangannya beradu dengan mata Digo yang cengar cengir gak jelas.
"Hai Sisi.... Udah lama?" dengan entengnya Digo merangkul Sisi yang masih melotot ke arahnya.
"Ngapain lo nanya-nanya? Dasar sableng lo ya...lain kali jangan suruh gue nunggu kaya gini! Bye!" sembur Sisi mengemasi buku-bukunya dan beranjak dari kantin. Hatinya kesal bukan main. Sudah disuruh nunggu lama, ternyata malah asik-asikan sama cewek! Kalo saja bukan sahabatnya, udah ia jadiin perkedel si Digo! Sisi ngedumel sendiri. Ia berjalan cepat menuju gerbang kampus dengan wajah bete.
"Sisi?" sebuah suara menyapa Sisi didekat telinganya.
Sisi refleks menoleh. Sebuah senyum manis terpapar dihadapannya
"Hai Bram," Sisi membalas senyum senior nya.
"Lo udah selesai kuliah?" tanya Bram yang dijawab anggukan oleh Sisi.
"Mau pulang? Bareng yuk, rumah kita kan searah," tawar Bram.
"Bener nih? Gak ngerepotin?" tanya Sisi ragu.
"Beneran dong, masa gue bohong sih?" angguk Bram menyakinkan Sisi.
Sisi mengangguk dan masuk ke dalam mobil Bram yang mengantarnya pulang.
Digo yang menyusul Sisi melihat Bram dan Sisi masuk kedalam mobil dan meninggalkannya sendiri. Digo kesal. Sisi ngambek gara-gara dia telat nyamperin Sisi di kantin. Digo mengacak-acak rambutnya. Sekarang ia bingung, gimana baikan sama Sisi.
...........
Kampus masih lengang ketika Digo menuju kelas Sisi. Ia yakin Sisi sudah berada di kelasnya. Kebiasaan Sisi kalo lagi ngambek, ia selalu datang ke kampus lebih pagi karena menghindari jemputannya.
Sekarang kira-kira sepuluh meter dari tempatnya berdiri, ia melihat Sisi sedang duduk di bangku depan kelasnya, tapi tidak sendiri. Melainkan berdua dengan.... Bram!
Digo tertegun. Sejak kapan Sisi jadi akrab dengan Bram? Apa tadi pagi Sisi berangkat kuliah dijemput Bram?
Digo berbalik. Ia tidak jadi menemui Sisi. Ada perasaan tidak suka yang berusaha ditepisnya. Sisi itu sahabatnya. Ia tidak berhak melarang dengan siapa Sisi berteman. Pun saat Sisi suka pada seseorang. Ya, ia tidak berhak mencampuri kehidupan Sisi terlalu dalam.
Tetapi ada perasaan tidak rela ketika melihat Sisi dengan orang lain. Perasaan apa itu? Sahabat macam apa ia sebenarnya?
Digo kesal dengan dirinya sendiri.
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You
RandomKetika cinta datang, tak seorangpun bisa menolak. Pun ketika cinta hadir, tak seorangpun bisa menghindar. Cinta yang memilih kita, bukan kita yang memilih cinta.