Hari menjelang malam ketika Digo sampai di rumahnya. Tugas skripsi yang harus diselesaikannya bersamaan dengan ujian prakteknya, untuk menentukan kelulusan membuatnya teramat lelah. Untung otaknya yang encer sedikit membantunya untuk mampu meraih nilai A dan B+ untuk ujian prakteknya.
Setelah membersihkan diri, ia berbaring di kasur empuknya. Hampir seminggu ia tidak bertemu Sisi. Bagaimana kabar tunangan mungilnya itu? Rasa rindu membuatnya ingin berlari menemui gadis terkasihnya. Tapi... Ini sudah terlalu malam. Sebaiknya besok pagi saja, sebelum ia menemui Dosen pembimbingnya.
Dipejamkan mata lelahnya, berharap ia bisa segera terbang ke alam mimpi. Tapi apa daya, meski berulang kali menguap, kantuknya tak kunjung datang. Atau lebih tepatnya, tidak bisa tidur. Pikirannya masih melayang pada obrolannya dengan Genta dan Jordan tadi siang.
#flashback on#
"Lo gak pa pa kan Sob?" tanya Genta menatapnya penuh selidik.
"Kenapa sih lo? Dateng dateng kok nanya itu?"
"Ya biasanya lo kan ngider dulu di fakultas ekonomi," sahut Genta.
"Iya Bro, tadi gue liat tunangan lo jalan sama cowok, ganteng banget," imbuh Jordan.
"Cowok siapa? Palingan temen kuliahnya," sahutnya mencoba menepis rasa cemburu dan berpikir positif.
"Cowok itu cakep, tinggi, putih, dan senyumnya bisa bikin kita kalah saingan, Bro!" kompor Jordan.
"Ehm.... Kita gak manas-manasin lo, Sob! Kita cuma gak mau lo kecewa aja. Kaya nya cowok itu naksir Sisi deh Sob!" tambah Genta.
"Udah ah! Kompor lo! Gue mau ke perpustakaan dulu!"
#flashback off#
Digo mendesah keras. Apa benar yang dibilang Genta dan Jordan? Siapa cowok itu? Kalo dari ciri-ciri yang disebutkan, tidak salah lagi, pasti si asdos itu.
Digo mengambil ponselnya dan mengetikkan pesan singkat dan mengirimkannya.
............
'Si, besok kita ketemuan. Ada yang pengen aku omongin. Besok aku kerumah kamu jam sembilan pagi. Jangan kemana-mana!'
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You
RastgeleKetika cinta datang, tak seorangpun bisa menolak. Pun ketika cinta hadir, tak seorangpun bisa menghindar. Cinta yang memilih kita, bukan kita yang memilih cinta.