PART 09

90 10 2
                                    

H A P P Y  R E A D I N G
.
.
.
.
.
.
.
🦄🦄🦄

bel pulang telah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu. Saat ini tasya sedang menunggu jemputannya di depan gerbang sekolah. Sedangkan karin dan fara sedang berada di parkiran, mereka berdua pulang bareng.

"Sya, mending bareng kita aja!" ajak karin, memberhentikan mobilnya di depan tasya.

"Engga deh, lo pada duluan aja" tolak tasya.

"Udah deh sya, bareng kita aja, ini juga mendung, ntar lagi ujan" ucap fara.

"Thanks atas tawarannya, tapi bentar lagi gue dijemput kok" ucap tasya.

"Beneran?" tanya karin memastikan.

"Iya, kalian duluan aja".

"Oke, kita duluan, kalo ada apa-apa telfon gue" ucap karin.

"Yoi...hati-hati!".

Setelah kepergian karin dan fara, ponsel yang ia taruh di saku roknya bergetar, pertanda ada notif yang masuk.

Kak Brian
Sorry gw gk bsa jmpt🙏
Lo plng brng tmn lo aja ya.
Gw bnr² gk bsa jmpt sorry🙏
Jangan ngambek cantik:)

ANJIMMM!!!
BANGKE!!!
MONYET!!!
KAMPRET!!!

:(

Biarkan saja tasya tak bersikap sopan, ia sudah terlanjur kesal, beberapa hari yang lalu kakaknya telat menjemputnya, dan sekarang dengan seenak jidatnya bilang tidak bisa menjemputnya!

"Apa-apaan! Dari tadi kek bilang! Tau gini gue tadi bareng karin!" umpat tasya kesal.

"Jam segini mana ada ojol, ck udah sepi mau ujan lagi!".

Tinn...tinnn...

"Belom pulang lo?" tanya seseorang memberhentikan motornya tepat di depan tasya. Namun tasya tak nenghiraukan pertanyaan yang jelas-jelas dia sudah tau jawabanya. Ia masih sibuk dengan ponselnya. Tanpa ia lihat, ia sudah tau siapa pemilik suara itu.

"Sial banget sih! Pake mati segala!" umpat tasya kesal.

"Buruan naik! Gue anterin!".

"Ngga perlu! Pinjem hp lo dong!".

"Nih..." ucapnya sambil memberikan ponselnya pada tasya. Dan dengan senang hati tasya menerima ponsel itu.

"Ini mati BANGKE!" kesal tasya. Pasalnya ponsel dia juga mati.

"Namanya juga lowbat! Ya mati lah!" ucapnya sewot.

"Ngga usah sewot juga kali! Bilang kek dari tadi kalo mati!".

"Lo sendiri juga sewot tuh! Biar lo percaya, makanya gue kasih ke lo!".

"BRIAN KAMPRET!" teriak tasya kesal.

"Naik sya! Gue anterin!".

My Enemy, My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang