PART 19

90 7 0
                                    

Selamat menjalankan ibadah puasa, bagi yang muslim.
Semangat ya!😉

Budayakan vote sebelum membaca!!!
Jangan lupa tinggalkan comment juga yaa^^
Sekalian deh, follow akun author ya, hehe
.
.
.
.
.
.
H  A  P  P  P  Y    R  E  A  D  I  N  G
🦆🦆🦆
_________________________

tasya sampai dirumahnya pukul 18:06 menit, lalu ia kembai menaruh mobilya di garasi. Ia memasuki rumahnya dengan santai, saat ia akan menaiki tangga untuk menuju kamarnya, ia dikejutkan oleh suara seseorang yang memanggilnya.

"Astagafirullah! Bunda ih ngagetin" ucap tasya mengelus dadanya kaget.

Sedangkan tika hanya terkekeh pelan. "Habis dari mana?".

"Abis dari luar tadi, bosen soalnya".

"Ya udah, mandi sana, abis itu makan".

"Tasya masih kenyang bund, bunda duluan aja kalau mau makan".

"Ya udah, tapi nanti kalo laper langsung makan ya".

"Iya bunda ku sayang, ya udah tasya ke atas dulu ya" pamitnya.

"Iya..."

°°°
Sekarang tasya sedang berada di balkon kamarnya, ia berdiri pada besi pembatas, kedua tangannya ia tumukan pada besi. Ia menutup matanya, membuang nafasnya secara perlahan. Pikiranya dipenuhi dengan 'bagaimana kehidupannya setelah ia menikah nanti?'

Namun tiba-tiba pemikiranya buyar, ia terlonjak kaget saat ada seseorang yang menepuk bahunya.

"Iissh, ayah! Kirain siapa".

"Mikirin apa? Tadi ayah ngtok-ngetok pintu, kamunya ngga nyahut".

"Hehe, maaf, ngga denger" ucap tasya dengan cengirannya.

"Iya, ngga papa" ucap sadewa dengan senyumannya. "Kamu lagi mikirin tentang perjodohan itu ya?" tebaknya.

"Maafin ayah ya".

"Ayah ngga salah, ayah ngga perlu minta maaf" ucap tasya, menatap sang ayah. Sedangakan sadewa hanya membalas dengan senyumanya.

"Dulu ayah, bunda dan juga orang tua bara, kita bersahabat sejak smp, bahkan kita dulu pernah membuat perjanjian..."

"Perjanjian? Perjanjian apa?" tanya tasya bingung, dengan dahi yang berkerut.

"Dulu, waktu kalian masih berada dikandungan, kita pernah berjanji, jika kalian berbeda gender makan akan kita jodohkan. Dan saat itu juga perusahaan ayah sudah berada di ujung tanduk, dan keluarganya bara lah yang membantu ayah. Jadi beberapa minggu yang lalu, ayahnya bara ngajak ketemu ayah, dia minta untuk nepatin janji kita dulu, ayah kira dia udah lupa sama perjanjian konyol itu, ternyata masih ingat" ucap sadewa diakhiri dengan kekehan.

"Ayah ngga tau, bagaimana caranya berbalas budi sama keluarganya bara, mungkin salah satunya adalah menjodohkan kalian, maafin ayah, tapi kalau emang kamu kebertan, ayah bakal batalin perjodohannya, ayah ngga mau kamu terbebani dan juga sedih" Ucap sadewa panjang lebar, sambil menatap lembut pada anak gadisnya.

"Engga yah, jangan dibatalin, tasya kan udah nerima".

"Maafin ayah sayang" ucap sadewa, memeluk erat sang putri.

Tasya juga membalas pelukan sang ayah, tak kalah erat. "Ayah ngga perlu minta maaf, ayah ngga salah, harsnya tasya yang minta maaf, beberapa hari ini udah diemein ayah, tasya yakin, pilihan ayah ngga bakal salah" ucapnya, masih dalam dekapan sang ayah.

My Enemy, My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang