H A P P Y R E A D I N G
.
.
.
.
.
.
🐨🐨🐨"Ngga usah ngadi-ngadi deh kak, mungkin sifatnya emang kek gitu".
"Ghibahin gue ya lu pada" ucap seseorang yang baru datang menghampiri meja mereka, dan langsung menduduki kursi yang kosong.
"Siapa yang nyuruh lo duduk ha" ucap tasya tak santai.
"Ngga ada" ucap seseorang itu.
"Terus ngapain lo duduk disini, cari meja lain sono".
"Ya terserah gue dong mau duduk dimana, emang ni tempat punya nenek moyang lo".
"Kehadiran lo disini itu nganggu!".
"Terus gue harus bilang woww gitu!".
"Rese banget sih lo!".
"Mas bara mau pesan apa?" tanya seorang waiters menghampiri meja yang bara duduki.
"Kopi seperti biasa aja".
"Makananya?".
"Ngga usah, kopi aja".
"Baik" ucap sang waiters membungkukkan badanya, lalu pergi dari hadapan mereka.
Sedangkan tasya menatap penuh selidik pada manusia yang duduk disampingnya itu.
"Ngapain sih lo" ucap bara.
"Lo ngikutin gue ya" ucap tasya.
"Ck, kagak ada gunanya gue ngikutin lo, buang-buang waktu aja".
"Buktinya sekarang lo ada disini".
"Kalo lo ngga lupa, ini tempat umum".
"Ngga usah ngeles deh lo, buktinya tadi lo juga ada di gramedia".
"Itu cuma ke...." belum sempat bara melanjutkan kalimatnya, seorang waiters datang membawa pesanan bara, setelah meletakan cangkir kopi di meja, waiters itu langsung pamit untuk melanjutkan pekerjaanya.
"Kalo mas bara butuh sesuatu, nanti bisa panggil saya" ucap waiters sebelum pergi dari hadapan mereka. Dan bara hanya membalas dengan anggukkan kepalanya.
"Lo kenapa sih sya, dari tadi lo liatin gue gitu amat" ucap bara pada tasya. "Iya gue tau kok kalo gue ganteng" lanjutnya dengan PD dan jangan lupakan ekspresi wajah yang sangat menyebalkan.
"Idih, tingkat ke-PDannya sampe ke ubun-ubun, pengen gue cakar dah tu muka".
Hening.....
Bara tidak mengubris ucapan tasya, ia menyesap kopinya, sambil memandang keluar, melihat kendaraan yang berlalu lalang. Ya, karena mereka duduk tepat di samping kaca, yang sebagai pembatas antara luar dan dalam."Kenapa kalian diem? Ngga dilanjutin adu bacotnya" ucap brian yang sendari tadi hanya diam.
"Eh, lu ngga pesen makan bang?" tanya bara pada brian.
Belum sempat brian menjawab, tasya sudah berucap terlebih dahulu. "Mata lo rabun ya, lo ngga liat ini ada bekas piring" ucap tasya sambil menunjuk piring bekas makanya tadi.
"Gue ngga tanya sama lu" ucap bara.
"Emang mata lo ngga liat, disini ada piring bekas makanan" ucap tasya ketus.
"Ya udah santai aja kali, ngga usah nyolot gitu" ucap bara. "Ngga tau apa gue cuma basa basi doang, ehh, tapi kok gue bego ya, jelas-jelas ada piring bekas makan disini" lanjutnya dalam hati. Merutuki diri sendiri!!!.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy, My Husband
Novela JuvenilJANGAN LUPA FOLLOW TERLEBIH DAHULU! Tasya dan bara setiap bertemu bawaanya hanya ribut ribut dan ribut. Hingga mereka dijuluki dengan sebutan tom and jerry. Dan bagaimana jika ternyata mereka akan dijodohkan oleh kedua orang tua mereka!!! Penasaran...