PART 10

107 7 0
                                    

H A P P Y  R E A D I N G
.
.
.
.
.
.
.
🐸🐸🐸

"Thanks atas tumpangannya" ucap tasya saat sudah sampai di depan rumhanya, sambil melepas helmnya.

"Hmm..."

"Mampir dulu, ujannya masih deres ini".

"Emm, emang ngga papa?".

"Iya ngga papa, ayo buruan! Dingin ini!" ucap tasya menarik pergelangan tangan bara.

"Assalamualaikum....cantik pulang!!!" teriaknya memasuki rumah. Sedangkan bara yang berada di sampingnya, ia menutup telinganya rapat. Lalu menutup pintu dengan kencang.

"Ngga usah ter...." ucap bara terpotong, sebab pintu kembali terbuka. Ternyata brian juga lagi pulang.

"Assalamualaikum...."

"Waalaikumsalam..."

"Eh, aden sama non udah pulang" ucap wanita paruh baya menghampiri mereka.

"Loh kok ada bibik" ucap tasya kaget. Sebab bik ratih hanya datang jika kedua orangtuanya sedang pergi ke luar kota ataupun luar ke negri.

"Bunda mana bik?" tanya brian sambil menutup pintu.

"Nyonya sama tuan teh ke luar kota, perginya mendadak" ucap bik ratih. "non tasya buruan atuh ganti bajunya, basah kuyup gitu, nanti bisa masuk angin" lanjutnya.

"Iya bik..."

"Eh, itu temenya non juga basah" ucap bik ratih menunjuk bara.

"Heheh, lupa gue" kekeh tasya. "Mending lo pinjem kamar mandinya si dugong tuh, sama bajunya sekalian" ucapnya lagi.

"Bilang apa lo tadi?" ucap brian kesal.

"Ya udah kalo gitu, bibik teh ke belakangan dulu, bibik buatin jahe anget ya".

"Iya bik" ucap tasya, mengabaikan brian yang sedang kesal. Padahal tasya jauh lebih kesal.

"Gue ke atas dulu, mau mandi" pamit tasya pada bara. "Lo juga, buruan mandi gih, ikut gue ke atas" ucapnya terdengar ambigu, sambil menarik tangan bara. Ia mengabaikan brian yang berada di sampingnya.

"Eh lo berdua mau ngapain?! Jangan macem-macem lo sya!" teriak brian. Namun tasya hanya acuh, ia hanya melirik sang kakak dengan sinis diakhiri dengan dengusan kesal.

Sebenarnya brian tau kalau tasya akan membawa bara ke kamarnya, biar tu bocah tak kedinginan.

"Eh sya, lo mau ngapain! Jangan macem-macem lo, jangan-jangan lo mau merkosa gue ya!" ucap bara di depan pintu kamar.

Tasya yang mendengarnya, menatap bara dengan malas. "Masuk, mandi! Lo pake aja baju brian, terserah lo mau pake mana" ucapnya, lalu berjalan memasuki kamar yang barada di sebalah kamar brian.

Sekitar 30 menit tasya melakukan ritual bersih-bersihnya. Lalu ia kembali turun ke ruang tamu. Ternyata bara sudah berada disana dengan sang kakak, mereka tengah berbincang-bincang.

Saking asiknya mereka berbincang sampai tak menyadari kebaradaan tasya yang berdiri disamping brian. Dengan kasar tasya mendudukkan bokongnya tepat disamping brian.

My Enemy, My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang