PART 18

89 8 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca!
Tinggalkan comment juga ya^^
.
.
.
.
.
H  A  A  P  P  Y   R  E  A  D  I  N  G
🐤🐤🐤

______________________

Tasya, karin serta fara, kini mereka sudah berada di cafe sekitar 20 menit yang lalu. Mereka juga sudah menghabiskan makananya.

"Satu bulan lagi gue nikah" ucap tasya tiba-tiba.

"WHATT!" teriak karin.

Uhuk...uhukk...

Sedangkan fara yang sedang menyedot minumannya pun langsung tersedak.

"Jangan teriak goblok!" kesal tasya.

"Ya sorry, gue kan kaget" ucap karin.

"L-lo serius?" tanya fara.

"Apa gue keliatan bercanda?" tanya tasya balik.

"Emang ngga kecepeten?" ucap karin.

"Iya tuh, lo kan masih kelas sebelas, emang ngga tunangan aja dulu?" ucap fara.

"Percuma gue ngomong gitu, mereka ga bakal dengerin, katanya lebih cepat lebih baik" ucap tasya lemah.

"Lo yang sabar aja, gue yakin kok, lu bakal bahagia" ucap karin dengan senyumannya.

"Ck, yang ada tiap hari ribut mulu, bisa-bisa gue cepet tua" kesal tasya.

"Kenapa gitu?" tanya fara bingung.

"Lo berdua tau ngga, siapa yang dijodohin sama gue?".

"Ya eng...."

"Bara" ucap tasya memotong ucapan fara.

"WHATTTT....!" teriak karin dan fara bersamaan. Sungguh, tasya sangat malu, akibat dari teriakan kedua temannya, kini mereka menjadi pusat perhatian dari seluruh pengunjung cafe.

"Maaf" ucap tasya berdiri, sambil menangkupkan kedua tangannya.

"Bisa ngga ngga usah teriak!" kesal tasya.

"Sorry, hehe" ucap karin dan fara bersamaan.

"Bara arviano?" tanya karin memastikan.

"Hem.."

"Wahhh, berarti doa kita terkabul rin, kagak nyangka gue" ucap fara pada karin.

"Gimana ya kalau mereka udah nikah" guman karin, menatap langit-langit cafe.

"Ngga usah ngebayangin yang aneh-aneh lo!" kesal tasya, menjitak keras kepala karin.

"Akh, sakit bego!" kesal karin, mengusap kepalanya.

"Gue tau judul yang cocok buat mereka apa...."

"Tom and jerry disatukan dalam ikatan pernikahan" ucap karin, memotong ucapan fara.

"Haha, satu pemikiran" ucap fara, lalu bertos ria dengan karin.

"Ck, kagak ada gunanya gue cerita sama kalian, malah bikin gue kesel!" kesal tasya, lalu beranjak dari duduknya, meninggalkan kedua temannya.

"Gawat, ngambek dah tu anak" ucap fara.

"Ya elu sih" ucap karin, menyalahkan fara.

"Kok nyalahin gue sih" ucap fara tak terima.

"Ya elu duluan yang mulai".

"Bodoamat, gue mau pulang".

🐤🐤🐤

Sekarang tasya sedang berada di taman kota, ia duduk disalah satu kursi yang telah disediakan. Sudah sekitar 15 menit ia berada disini, ia memejamkan matanya rapat-rapat, membuang nafas secara perlahan. Namun ia langsung membuka matanya saat merasakan ada seseorang yang duduk disampingnya.

"Ck, ngapain lo disini!" decak tasya.

"Lah, lo sendiri ngapain disini?" tanya orang itu balik.

"Ck, malah balik nanya! Ya suka-suka gue lah, mau dimana gue berada bukan urusan lo".

"Nah, itu lo tau, ngapain tadi pake nanya gue".

"Bukan gitu maksud gue dodol!".

"Dodol mah makanan".

"Tai dijadiin dodol mau?!" kesal tasya.

"boleh-boleh aja, asal lo yang makan".

"mending lo pergi deh dari sini!".

"Siapa lo? Nyuruh gue pergi dari sini? lagian ini tempat umum, bukan punya nenek moyang lo".

"Ya kalo lo mau disini cari kursi lain! ngapain duduk disamping gue!" ucap tasya masih kesal.

"Terserah gue, disini ngga ada larangan yang bertuliskan 'bara tidak boleh duduk disini".

"Terserah!" ucap tasya, lalu beranjak dari duduknya.

"Mau kemana lo?" ucap bara, menahan tangan tasya.

"Bukan urusan lo! Lepas nyet!" Ucap tasya ketus.

"Lah, manggil diri sendiri masa" ucap bara terkekeh pelan.

"Sumpah ya lo! Ngeslin, rese!" kesal tasya sekaligus geram. "Lepas nggak!" ucapnya lagi.

"duduk dulu deh".

"Ogah!".

"Duduk!".

"Mau lo apa sih hah!" kesal tasya, lalu dengan kasar ia mendudukkan pantatnya ke kursi kembali. "Buruan!" ucapnya lagi.

"Ngapain?" tanya bara, dengan dahi berkerut.

"Ck, ya udah, gue pulang!" Ucap tasya berdiri dari duduknya.

"Gue anterin" ucap bara ikut berdiri.

"Ha?" ucap tasya dengan wajah cengonya. "Terus tadi lo nyuruh gue duduk buat apa?" ucapnya lagi, sebisa mungkin ia tak mencakar wajah tampan disampingnya itu.

"Ngga papa" balas bara dengan santainya. "Takutnya lo capek kalo berdiri terus, lo kan lagi hami...."

"Bilang apa lo hah!" ucap tasya, memotong ucapan bara.

"Lolagihamilanakguentarlokecapeankaloberdiriterus" ucap bara secepat mungkin, supaya tasya tak memotong ucapannya.

Tasya yang mendengarnya pun membuang nafasnya dengan kasar, bahkan wajahnya sudah merah padam, bukan karna malu, tapi karna ia sangat kesal. Dan tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya, ia langsung pergi meninggalkan bara, dengan kaki yang ia hentakkan dengan sebal.

"Ngadepin orang gila harus sabar" gumannya dengan kesal.

"Alhamdulillah untung gue waras" sahut seseorang dibelakang tasya.

"Ngapain lo ngikutin gue hah!" ucap tasya nyolot, sambil membalikkan badannya.

"Kalo jalan itu hati-hati, jangan marah-marah juga, kalo bayi kita kenapa-napa gimana?".

Sungguh, saat ini tasya rasanya ingin menangis karena saking kesalnya. Dengan nafas yang naikt turun, tasya mengumpulkan seluruh tenaganya lalu......

Bugh....

dengan kencang ia meninju perut bara, membuat sang empu meringis kesakitan, sambil memegang perutnya.

"mampus lo!" ucap tasya, lalu meninggalkan bara.

"Sialan! Tanggung jawab lo! Kalo gue keguguran gimana hah!" Teriak bara, untung keadaan taman sekarang sedang sepi.

Tasya terus saja berjalan, ia sama sekali tak menghiraukan ucapan bara. Mungkin bara sudah gila, dan juga mungkin saja urat malunya sudah putus, pikirnya.

















Jangan lupa tinggalkan jejak!!!

||Thanks for reading||
🐤🐤🐤

My Enemy, My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang