PART 16

94 7 0
                                        

Budayakan vote sebelum membaca^^
Jangan lupa tinggalkan comment juga
.
.
.
.
.
H   A   P   P   Y     R   E   A   D  I  N  G✨
🐒🐒🐒

____________________________

Suara itu......" batin tasya, lalu mendongkrakan kepalya. Seketika tatapan mereka bertemu.

"sini, chika sama mama" Ucap sarah mengambil alih gendonganya.

"Lo...." ucap mereka bersamaan, dengan saling menunjuk.

"Bara, duduk!" titah sarah pada putranya. Lalu bara mendudukkan dirinya tepat di depan tasya.

"Bagus, ternyata kalian sudah saling kenal" ucap dirga dengan senyumannya.

"Jadi dia yang bakal dijodohin sama tasya?" tanya tasya, menunjuk pada bara.

"Iya sayang" ucap tika.

"Kak, bantuin tasya, tasya ngga mau" bisiknya pada brian yang duduk disamping kirinya.

"Terima aja" ucap brian.

"Bunda..." rengek tasya pada sang bunda yang duduk disamping kanannya.

"Apa sih kamu" ucap tika, membuat tasya mengerucutkan bibirnya. Lalu ia melirik bara yang duduk didepannya, dan ternyata dia juga menatap tasya.

"Apa lo liat-liat!" ucap tasya pada bara.

"Siapa juga yang liatin lo, gr banget".

"Tasya!" peringat sang bunda.

"Baik, karena semuanya sudah berkumpul, saya langsung saja" ucap dirga.

"Seperti yang kalian sudah ketahui, kalian akan kami jodohkan" ucap dirga.

"Kami semua disini sudah menyutujuinya, tinggal kamu tasya, bagaimana?" tanya dirga. Sedangkan tasya, ia bingung harus menjawab apa, ia mengigit bibir bawahya, gugup itulah yang ia rasakan saat ini.

"Gimana sayang?" tanya sang ayah penuh harap.

"Em, maaf semuanya, bara pinjam tasya sebentar" ucap bara.

"Iya, sepertinya kalian butuh bicara berdua" ucap tika. "Sana" ucap tika pada sang putri.

"Iya, permisi" ucap tasya, lalu menyusul bara yang sudah berjalan terlebih dahulu.

"Tungguin bego!" kesal tasya, ia sedikit menjinjing dress nya.

"Gue pinter ngga bego" ucap bara menghentikan langkahnya.

"Iya pinter!".

"Buruan! Lelet banget sih!".

"Sabar!"

Sekarang mereka berdua berada di out door restoran, suasananya juga tak ramai.

"Kenapa lo terima perjodohan konyol ini sih!" ucap tasya kesal.

"Asal lo tau, sebelumnya gue udah nolak mentah-mentah perjodohan ini, mama sama papa gue terus maksa gue, mereka berharap gue nerima perjodohan ini" ucapnya, menjeda sebentar ucapannya. "Dan akhirnya gue nerima perjodohan ini, mungkin dengan nerima ini mereka bakal bahagia".

"Sekarang tinggal keputusan lo, gimana?" tanya bara.

"Gue juga bakal nerima perjodohan ini" ucap tasya, menghembuskan nafasnya pasrah.

My Enemy, My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang