21 -

937 91 4
                                    

Yuri saat ini tengah berkutat dengan beberapa berkas pekerjaan yang sudah berada di depan mata, sudah satu jam lamanya ia duduk pada posisi yang sama, tapi saat itu juga ia tak bisa berkonsentrasi pada apa yang ia kerjakan karena tengah memikirkan hal yang lainnya.

-Flashback on-

"Omong-omong." Yuri kembali membuka perbincangan setelah Evelyn menenggak minumannya yang sudah entah keberapa kali.

Evelyn yang mendengar hanya menoleh kecil ketika ia melihat wajah Yuri yang nampak serius. "Aku benar-benar penasaran alasan imo mencegahmu pulang, apa ada hal yang terjadi?"

"Maksudmu imo Yukiko?"

"Dan, aku juga penasaran kenapa kau memanggilnya imo padahal dia dari Jepang, kau kira dia ahjumma penjaga kedai?"

Pertanyaan Yuri seketika membuat Evelyn terdiam beberapa saat.

Yuri yang menyadari keheningan di antara mereka berdua kembali, tiba-tiba saja mulai merasakan perasaan bersalah. "A—–ah, kau tidak perlu menjawab, aku pasti terlalu gila karena bertanya seperti itu kepadamu."

"Kurasa kau juga harus tau alasannya." Balas Evelyn sambil menyunggingkan senyum kecil. Yang membuat Yuri sempat tak bergerak dari posisinya.

Evelyn mulai mendesah pelan. "Cerita ini aku ketahui dari Imo. Memang sedari dulu, Obaasan, orang tua appaku tidak pernah setuju appa dan eomma menikah. Karena Obaasan berfikiran eomna berasal dari keluarga yang tidak berada, hancur dan dia juga orang korea. Kau tahu, eomma memang mengalami kehilangan keluarga saat halmeon dan harabeoji bercerai dulu, dan aku sangat sedih halmeoni di cap sebagai penyebab hancurnya keluarga."

Baru kalimat pembuka itu saja, hati Yuri seolah teriris. Bagaimana bisa ada orang yang berfikiran seperti itu, memang apa yang salah dengan orang korea? Kenapa ada orang yang menjadikan hal itu sebagai alasan kebencian.

"Lalu, kejadian buruk terjadi. Eomma dan appa mengalami kecelakaan saat mereka berdua sedang menemui Obaasan di Jepang, mereka koma karena keadaan mereka sangat parah. Saat itu, Imo langsung menjemputku, dia terbang dari Jepang untuk membawaku yang saat itu di sekolah, Hana serta Halmeon untuk melihat keadaan mereka. Semuanya terpukul, dan aku juga tidak bisa melakukan apa-apa. Dan sehari setelahnya appa meninggal."

"Hingga satu minggu kemudian, halmeon di haruskan pulang, obaasan mengatakan bahwa eomma akan di rawat dengan baik, dan mempersilahkan halmeoni agar kembali ke Korea saja. Saat itu, Obaasan juga mencegahku dan Hana pulang dengan mengancam akan mencabut biaya perawatan eomma. Aku tidak punya pilihan, aku juga ingin melihat orang tuaku di saat-saat seperti itu, dengan pulang ke Korea juga aku dan Hana akan merepotkan halmeoni. Hal itu membuat obaasan dan imo berseteru, dan akhirnya aku dan Hana memilih untuk berada di Jepang, karena bagaimanapun uang perawatan eomma dan biaya pendidikan Hana itu penting, setidaknya aku masih bisa berkabar dengan halmeoni."

Rentetan kejadian yang sempat Evelyn alami, ia ceritakan pada Yuri semua, saat pertama kali bercerita ia hanya mengatakan bahwa orang tuanya meninggal. Namun, saat Evelyn menceritakan masa lalunya, Yuri benar-benar merasa menjadi sahabat yang paling jahat, karena saat itu ia bahkan berfikiran bahwa Evelyn tidak ingin lagi berteman dengannya.

Omongan Evelyn seketika terpotong ketika Yuri tiba-tiba saja memeluknya erat, yang tak lama ia juga mulai mengeluarkan air mata karena mendengar penuturan Evelyn.

"Kau pasti sangat sedih saat itu, kau pasti menderita sendirian di sana."

"Tidak, aku masih memiliki Hana dan imo di sana. Serta di sini aku juga masih memiliki sahabat sebaik dirimu, aku tidak mungkin menderita, kau salah Yuri-ah."

My First and Last (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang