24 - Truth

789 81 0
                                    

Flashback on-

"Dia sudah pergi?"

Yuri bertanya penasaran ketika ia melihat Evelyn yang mulai memasuki kamar asrama setelah tadi ia sempat mengantar Taehyung walau hanya sampai batas gerbang sekolah.

"Iya, dia sudah pergi."

Balas Evelyn tanpa menoleh ke arah Yuri, dengan langkahnya yang ia teruskan ke arah ranjang.

"Berapa hari yang dia peroleh? Apa lama?"

Evelyn menggeleng pelan. "Tidak, dia hanya mempunyai dua hari."

Tiba-tiba saja Yuri memperlihatkan senyuman jahil ke arah Evelyn, yang membuat gadis bermata hazel itu mengernyit bingung.

"Apa kau merasa sedih setelah ditinggal calon suamimu?"

Ledekan Yuri tadi tentu saja membuat Evelyn langsung mendengus.

"Apa yang kau katakan? Aish."

"Katakan saja Evelyn-sshi, bagaimana perasaanmu ketika di tinggal Kim Taehyung-sshi?" Kata Yuri tak henti-hentinya meledeki Evelyn.

"Sikkuro." Jengah Evelyn, berusaha membuat ledekan Yuri terhenti karena ia tak ingin mendengarnya lebih lama lagi.

Kekehan kecil Yuri perdengarkan, ketika kini Evelyn sudah memasang wajah cemberut. Tapi, baru saja Yuri akan menertawakan ekspresi Evelyn, gadis itu tiba-tiba saja menghentikan apa yang akan ia lakukan karena melihat sekilas ekspresi wajah Evelyn yang berubah sendu.

"Kau juga akan pergi hari ini, kan?"

Ah, Yuri lupa akan satu hal. Beberapa hari lalu ia sudah meminta izin pada ssaem-nya untuk meminta cuti satu hari karena Yuri akan mengunjungi acara keluarga. Dan hari keberangkatan Yuri adalah hari ini.

"Iya, aku akan pergi nanti."

"Tidak lama, kan?"

Yuri tersenyum kecil. "Apa sebegitu kau suka kepadaku, hingga kau perlu bersedih ketika aku pergi? Yaaaa, ini cuma satu hari."

"Jinjja?" (Benarkah?)

Bukannya langsung menjawab, Yuri malah sempat menundukkan wajah yang membuat dahi Evelyn berkerut dalam.

"Tapi-."

"Tapi kenapa?"

"Aku tak tahu apa setelah itu, kau bisa menemuiku lagi atau tidak."

Mata Evelyn terbuka lebar. "APA YANG KAU KATAKAN! KAU TID--."

"Ya! Ya! Ya! Tenanglah aku hanya bercanda."

Potong Yuri ketika Evelyn mulai memukuli dirinya dengan bantal, kedua tangan Yuri menutupi kepalanya, karena Evelyn secara membabi buta langsung menghujami dirinya dengan serangan bantal.

"Apa maksudmu bercanda, aku benar-benar tidak suka ada orang yang bercanda seperti itu-hiks kau benar-benar menyebalkan!"

"Mianhae, mianhae-aku tidak akan mengatakan hal seperti itu lagi!"

DUK! DUK!

"Aku traktir kau makan jjampong di kedai depan, aku mohon hentikan sifat anarkismu, kalau Taehyung tahu dia pasti akan syok karena ternyata calon istrinya semenyeramkan ini!!"

Bukannya berhenti, Evelyn malah semakin keras memukuli Yuri.

"Tidak mau, kau benar-benar-aish dasar Park Yuri menyebalkan!!"

***

Setelah kepergian Yuri beberapa saat lalu, hanya ada Evelyn seorang diri yang tengah duduk di atas ranjang tanpa melakukan apa-apa. Ia benar-benar bosan karena tidak ada seseorang yang bisa ia ajak bicara.

My First and Last (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang