02 -

1.6K 122 2
                                    

-Seoul, Korea Selatan-

"HAHHH AKHIRNYAA KITA KE KOREAA JUGA!!!" Teriak Hana riang sambil merentangkan tubuhnya ketika menuruni pesawat. Meregangkan tubuhnya yang pegal karena perjalanan yang cukup melelahkan tadi.

"Ayo cepat cari taksi, kita pasti sudah ditunggu halmeoni sedari tadi." Ucap Evelyn sambil tangannya menepuk kecil pundak Hana.

Mereka berdua kemudian memasuki taksi yang berada di luar bandara, tak menunggu waktu lama, taksi yang membawa mereka berdua mulai melaju cepat menuju ke tempat yang Evelyn beritahu sebelumnya.

Beberapa waktu sudah berlalu, dan ketika Hana baru saja selesai dari tour kota untuk memandangi pemandangan pohon menjulang di sepanjang jalan yang ada, laju taksi itu perlahan memelan ketika mereka mulai memasuki pekarangan dari salah satu rumah berjajar yang masih sangat Evelyn ingat.

Evelyn membuka pintu taksi, mengeluarkan tubuhnya dari dalam ketika sudah setengah jam lamanya ia habiskan untuk mengistirahatkan diri di sana. Lengkuhan nafas spontan ia keluarkan ketika merasakan udara yang sejuk mulai memasuki rongga pernafasannya, yang tak lama pandangan matanya juga mulai teralihkan pada bangunan familiar yang masih berdiri kokoh di belakang pohon rimbun.

Setelah membayar uang perjalanan, Evelyn dan Hana kemudian mulai melangkahkan kaki, berjalan masuk menuju ke pekarangan rumah sederhana yang berada di salah satu kota di Daegu itu.

Melihat panorama dari bangunan tua yang cukup terawat, Evelyn tak sadar sedari tadi sudah menyunggingkan senyum karena merasakan gelenjar emosional yang tiba-tiba ia rasakan.

Dan tempat ini adalah rumah pertama bagi Evelyn untuk menghabiskan masa kecilnya dulu.

Evelyn tak langsung masuk ketika ia sampai di depan rumah yang memiliki pintu bercat abu-abu muda itu, ia sempat memutar tubuh kemudian membungkukkan sedikit badannya untuk menyesuaikan tinggi adik kecil yang akan ia coba ajak bicara.

"Hana-ya."

Hana mengerjapkan mata. "Ndee eonni?"

"Ikuti permintaan eonni ya? Jangan bahas apapun di depan halmeon." Hana berpikir sejenak, merasa tak tahu harus menjawab beberapa saat sampai akhirnya jawaban yang ia berikan hanyalah dengan memberikan anggukan tanda persetujuan permintaan Evelyn tadi.

Tok! Tok! Tok!

Tak berselang lama setelah Evelyn mengetuk pintu, suara kunci yang di putar tiba-tiba terdengar, hal pertama yang Evelyn dan Hana lihat adalah kemunculan sesosok wanita yang cukup berumur bersamaan dengan munculnya senyuman hangat yang sudah bertahun-tahun lamanya mereka berdua rindukan.

Evelyn yang mengenali siapa sosok wanita paruh baya di hadapannya seketika langsung merentangkan tangannya, memeluk tubuh seseorang yang ia panggil Halmeoni sambil menitihkan cairan bening yang sudah tergenang di kedua pelupuk matanya sedari tadi.

"Evelyn rindu halmeoni." Gumam Evelyn lirih dengan nada sendu bercampur rindu ketika ia merasakan tubuh hangat nenek yang langsung mendekapnya erat.

"Halmeoni juga rindu Evelyn." Balas wanita paruh baya itu sambil mengusap lembut punggung Evelyn, yang malah semakin membuat tangisan gadis bermata hazel itu kian deras.

"Kau baik-baik saja selama ini, kan?"

"Evelyn tentu baik-baik saja." Balas Evelyn setelah mengurai pelukannya.

Mendengar balasan Evelyn yang sudah mulai bisa mengendalikan dirinya sendiri, nenek beralih menepuk-nepuk kecil pipi bulat Evelyn untuk membuatnya merasa lebih baik lagi.

Setelahnya, nenek beralih memeluk cucu kecilnya yang sedari tadi hanya bisa melihat interaksi yang berlangsung di depan matanya tanpa mengatakan sepatah kata. Memberikan kecupan singkat di pucuk kepala Hana yang gadis mungil itu balas dengan kecupan bertubi-tubi yang ia berikan di kedua pipi nenek secara bergantian.

My First and Last (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang