08 -

1.2K 119 6
                                    

"Taehyung-ah, cepat kita akan memulai syuting MV." Suara panggilan Namjoon membuat Taehyung mengerjapkan mata kemudian langsung memundurkan tubuh, sedangkan Evelyn masih tak bergeming dari posisinya, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi.

"Ndee hyung." Timpal Taehyung, ia kemudian beranjak, membuat Evelyn juga langsung melakukan hal yang sama. Taehyung bersusah payah untuk mengontrol ekspresi wajahnya menjadi sedatar mungkin dengan tangannya yang langsung saja mengambil anting dari genggam Evelyn, juga anting yang masih berada di dalam kotak putih di atas meja rias.

Tanpa mengucapkan sepatah kata, Taehyung melenggang pergi membiarkan Evelyn yang saat ini masih saja tak melakukan apa-apa selain menundukkan wajah dengan tangan yang mulai meremas ujung pakaiannya sendiri.

Hyejin sempat melihat interaksi keduanya saat ia tengah menata baju yang akan para member kenakan langsung berjalan tergopoh-gopoh ke arah Evelyn, Hyejin takut bahwa Evelyn sempat di marahi bahkan di maki oleh Gyul.

"Evelyn? Gwaenchana?" Tanya Hyejin dengan raut khawatir sembari menggoncang pelan bahu Evelyn yang menegang.

"Evelyn, kau tadi dimarahi Gyul sunbae?" Mendengar nada khawatir dari Hyejin, Evelyn pun dengan cepat menyeka air matanya yang akan tumpah, lalu mulai mendongakkan untuk melihat wajah Hyejin yang tengah berdiri di hadapannya sambil memperlihatkan wajah yang terkesan baik-baik saja.

"Tidak Hyejin-sshi."

"Benarkah?"

Evelyn mengangguk mantap.

"Syukurlah kau tidak dimarahi oleh sunbae-nim, kau membuatku khawatir saja." Hyejin mengelus pelan pundak Evelyn berkali-kali, seolah menghiburnya.

Balasan senyuman kecil dari Evelyn mulai terlihat. "Terimakasih karena sudah mengkhawatirkan saya."

"Aniya, itu bukan apa-apa."

"Bersiaplah, mungkin akan ada beberapa pekerjaan selanjutnya." Evelyn mengangguk.

"Ada satu hal yang ingin kutanyakan." Ujar Hyejin membuat Evelyn menaikkan kedua alisnya ke atas.

"Apa itu?"

"Kau kelahiran 95 kan?"

Lagi-lagi Evelyn mengangguk. "Memangnya ada apa?"

"Lihat, tebakanku benar kan? Jadi jangan menggunakan bahas formal kepadaku, karena aku juga lahir di tahun yang sama." Potong Hyejin sambil memasang wajah sebal, karena ia merasa tua kalau berbicara menggunakan bahasa formal.

"Maafkan sa—maksudnya aku Hyejin-ah." Hyejin kembali tersenyum, kini senyumnya lebih lebar karena balasan Evelyn tadi. Dengan segera, Hyejin menyodorkan tangannya ke depan tubuh Evelyn.

"Mau berteman?" Tawar Hyejin, Evelyn yang di tanyai hal seperti itu kontan terkekeh pelan yang selanjutnya ia langsung meletakkan telapak tangannya di atas telapak tangan Hyejin.

"Tentu saja."

Mereka berdua tersenyum karena merasa memiliki teman yang baru lagi, walau setelahnya mereka berdua langsung menolehkan kepala ketika ada seseorang yang memanggil. "Kalian berdua, bisa minta tolong sebentar?"

"Ndee!!!"

***

Sebuah bangunan teater yang bertuliskan Persona terlihat, dengan warna biru, putih dan orange menyatu membentuk sebuah gradasi warna yang indah, juga beberapa lampu jalan yang berada pada sisi kanan dan kiri sebagai penghias yang membuat suasana gedung lebih elok saat di lihat.

Para staff, juru kamera juga PD-nim sudah bersiap pada posisi masing-masing, untuk mencari angle agar pengambilan video dapat dibuat serapi dan sebagus mungkin.

My First and Last (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang