Pulang

3.1K 388 48
                                    

Kisah kita belum dimulai, tapi kau telah mengakhirinya

Sebelum rasa sakit itu datang lagi, aku memilih pulang.

Selamat tinggal Erik Wang, tidak bukan... Kini kau adalah Wang Yibo, pewaris tahta nomor satu keluarga besarmu.

Kepergianku tak akan mempengaruhi hidupmu, karena aku hanyalah pelengkap sajian. Jika acara telah selesai aku hanya akan berakhir di tempat cucian.

Sampai kini, meski semua yang kau lakukan adalah menyakiti. Tapi hatiku tak bisa memungkiri, kamulah yang mendiami. Menyingkirkan luka dan menyembuhkan lara. Sehingga hatiku hanya bisa mencintaimu, bahkan saat kau menambah goresan begitu dalam di sana.

Hatiku tetap berkata, kaulah cintaku.

Ttd

Xiao Zhan.

.

Yibo meremas kertas di tangannya, melempar benda itu ke pojok ruangan. Seorang calon selir bernama Yan Xujia, menemukan kertas itu tadi pagi di atas nakas dalam kamar Xiao Zhan. Sementara si empunya kamar telah pergi jam empat subuh, bahkan omega itu telah berpamitan pada Tuan Jackson semalam. Ia mengundurkan diri dari pencalonan selir. Setelah melihat di acara anniveraary Tuan Aaron, Wang Yibo melamar Dilraba di hadapan banyak orang.

Wang Yibo menuang wine ke dalam gelas, ia mengetuk kakinya ke meja sembari berpikir. Tersenyum penuh misteri sambil memandangi gelas di tangannya. Ia berucap seolah pada pantulan wajahnya di gelas 'pergilah Xiao Zhan, waktumu di sini sudah habis, Dilraba akan menggantikan tempatmu malam ini'.

Yan Xujia yang mendengarnya bergidik ngeri, ia tak menyangka bahwa ini reaksi Wang Yibo setelah kepergian Xiao Zhan. Sebab selama ini, mereka sangat dekat. Bahkan aroma Wang Yibo melekat di tubuh sang omega, itu berarti mereka pernah melakukan penyatuan intim antara alpha dan omega.

Yan Xujia menjadi sedikit takut, nasibnya akan sama menyedihkan seperti temannya. Ditinggalkan setelah habis dipakai. Semua ucapan Yibo di pesta kakeknya, hanyalah pencitraan. Yibo tidak benar-benar menganggap omega sebagai makhluk yang patut dijunjung tinggi keberadaannya. Ia hanya memanfaatkan kepolosan dan bakat terpendam Xiao Zhan.

Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada disanjung tinggi hingga ke langit lalu didorong jatuh hingga ke dasar jurang.

Aku rasa Xiao Zhan akan mengalami trauma sepanjang hidupnya, batin Yan Xujia.

.

Rumah kecil nan sederhana, halaman yang dipenuhi oleh bunga dalam pot kecil, beberapa bergelantungan di teras. Memberi kesan rindang dan sejuk. Pintu dan jendela kecil warna abu-abu, tembok bercat biru muda. Seperti pesona alam yang menenangkan mata.

Rumah kecil yang begitu dirindukan Xiao Zhan. Di tempat itu ia menangis juga tertawa, melihat dunia berputar menjadi sejarah. Menyaksikan jaman berlalu hingga ia tahu yang namanya pilu. Dalam hidupnya, satu yang ia sesali. Bukan karena ia lahir dari keluarga kecil yang hidupnya biasa saja. Ia menyesali takdirnya sebagai omega.

Sebuah identitas yang selalu ditindas, sebuah nama dari jenis manusia yang tak memiliki tempat istimewa. Mengantarkan Xiao Zhan pada kehancuran, membawanya bertemu dengan trauma. Dua kali ia mengalami patah hati, pertama ditinggal kekasih wanitanya, yang kedua kali diabaikan dan dibuang oleh Alpha pilihan hatinya. Semua hanya karena satu sebab, Xiao Zhan terlahir sebagai omega.

Menyakitkan.

Perasaan Xiao Zhan saat ini tak ubahnya kayu di perapian. Hangus terbakar, ia dipertemukan dengan air bukan untuk dipadamkan, tapi dilarutkan dalam lautan. Sehingga keberadaannya tidak berbekas. Tuntas.

Xiao Zhan mengetuk pintu rumah, dengan gerakan pelan bukan bualan. Ia tak memiliki tenaga yang cukup bahkan untuk mengeraskan pukulan ke pintu kayu menggunakan jemarinya.

Xiao Zhan tidak lagi menangis, tidak ada hal yang perlu ditangisi. Rasa sakitnya bukan sesuatu yang membuatnya ingin meneteskan air mata. Melebihi itu semua, gelombang putus asa meredam amarah, sehingga lukanya semakin dalam. Seharusnya jika itu terlihat mengeluarkan darah, mungkin rumah Xiao Zhan akan banjir dengan warna merah.

Ia memasuki kamarnya yang sudah lama ia tinggalkan, sapaan adikknya Zhoucheng bahkan pertanyaan ibunya tidak ia hiraukan. Ada beberapa indera yang kini tak berfungsi sempurna, termasuk telinga dan mulutnya. Xiao Zhan hanya tahu cara berjalan, lalu tidur di ranjang, menjerit tanpa suara.

Perasaan tertekan dan putus asa ia rasakan hingga malam tiba. Meski ibunya mengetuk beberapa kali, mencoba membujuk anak sulungnya untuk makan, Xiao Zhan tak mengeluarkan suara sedikitpun. Ia ditimbun oleh perasaan terbuang dan mati oleh lusinan peristiwa yang membuatnya semakin jatuh pada lara.

Xiao Zhan gamang, namun ujiannya tak berhenti di situ. Malam itu di saat lukanya terbakar, Tuhan juga membakar gairahnya. Ia mengalami siklus panasnya sebagai omega. Siksaan paling kejam di saat hatinya kacau.

Xiao Zhan bertekad sepanas apapun tubuhnya ia tidak akan pernah meminta seorang Aplha menyentuhnya. Ia akan melewati tiga hari masa heatnya itu dengan caranya sendiri.

.
.
.

Wang Yibo melihat arloji di tangannya, ia menghitung detik demi detik angka menuju jam sembilan malam. Matanya juga menatap ke arah ponselnya yang berada di atas meja. Tuan Jackson ayahnya, bersiap di ruang tamu dengan telpon genggam yang ia pegang erat di tangan kanannya.

Setelah acara pesta kemarin Tuan Aaron dan Nyonya Yui dibawa ke mansion keluarga Jackson, ini patut dilakukan demi melindungi keselamatan mereka. Setelah pengumuman Yibo sebagai pewaris nomor satu, Tuan Jackson yakin, para pengintai itu akan bereaksi. Sampai Wang Yibo menyerahkan semua bukti ke polisi, dan menjebloskan pelakunya ke penjara. Mereka pasti akan mencari bukti itu, untuk menyelamatkan mereka sendiri.

Wang Yibo masih mengulur waktu dengan alasan tertentu. Dia berkata 'satu kali tepukan dua lalat akan mati'
Entah di mana Yibo mempelajari itu semua. Selama ini Jackson mengira Yibo hanyalah anak lelaki keras kepala, yang tak bisa diatur dan suka berbuat seenaknya. Tak menyangka jika putera pertamanya itu memiliki tak tik yang cemerlang, persis seperti kakeknya. Tuan Aaron disegani para menteri dan ditakuti para mafia dalam negeri. Karena kemampuannya dalam merencanakan sesuatu, keberanian dan kekuatannya untuk menggertak lawan.

Benar-benar tak bisa dibayangkan apa yang ingin Yibo lakukan, bagaimana ia bisa memecah kasus dua puluh tahun lalu ini sendirian. Kita tunggu saja apa yang akan terjadi nanti malam?





Tbc.





Hehe, penasaran kan....
Sembari menunggu kelanjutannya kalian bisa mampir dulu di ceritaku yang baru 'From this Moment'
Tinggalkan jejak bintang atau komentar. Thank you All 😘😘

You Warm my Longest Winter (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang