Morning Sex

6.8K 645 61
                                    

Xiao Zhan terbangun di pagi hari, saat alarm di ponselnya berbunyi. Ia membuka selimut dan berteriak. Terkejut karena tubuhnya telanjang bulat, dan ada sepasang kaki lain di dalam selimut yang juga tanpa busana. Memeluk kaki Zhan dengan erat.

Zhan menoleh, wajah seseorang begitu dekat dengan wajahnya. Ia mendorong wajah itu pelan. Berharap si pemilik menjauh darinya.

Aroma mereka berdua masih tersisa di ruangan. Aroma bunga dan buah yang manis bercampur aroma musk dan cendana yang kuat.

Zhan berusaha duduk, mengambil nafas panjang lalu menutup muka. Ia bertanya dalam hati, apa yang telah terjadi semalam. Kenapa ia bangun dalam keadaan telanjang, bersama orang asing dalam satu ranjang.

Zhan masih tak mengerti, apakah semalam hanya mimpi saat ia merintih tanpa henti. Dan seseorang membawanya ke puncak surgawi.

Tubuh dalam selimut itu bergerak, Zhan menoleh dan langsung membentuk perisai dengan dua lengan. Begitu wajah di sampingnya membuka mata.

"Apa yang kau lakukan padaku?" Zhan berteriak, mengintip dari balik lengannya.

Pemuda itu bangun dari tidur memposisikan dirinya menjadi berhadapan dengan Zhan.
"Bukannya kamu yang menggodaku terlebih dulu, dengan mengeluarkan feromonmu? " nadanya datar, tapi Zhan menjadi gemetar.

"Tidak mungkin!!!" Zhan berteriak lagi, dengan muka makin tertutup rapat.

Pemuda itu menyingkirkan kedua lengan yang menutupi wajah Zhan. Kemudian mengecup jari jemari Xiao Zhan.

Zhan menarik tangannya cepat, sebelum pemuda di depannya semakin kalap.

Dengan kurang ajarnya, pemuda berambut cepak itu, justru mendorong tubuh Zhan untuk terlentang dan menindihnya tanpa aba-aba.
"Tubuhmu membuatku gila!" pemuda itu bergumam, lalu menghujani dada Zhan dengan ciuman.

Awalnya Zhan berontak, mendorong tubuh itu sekuat tenaga. Tapi pemuda itu memiliki aroma feromon yang kuat, seperti memang diciptakan untuk membunuh akal sehat, membuat Zhan hampir gila. Otaknya tidak bekerja, meski mulutnya berteriak 'lepaskan aku'. Tapi tubuhnya menghianati uacapannya.

Tubuh Zhan seperti cacing disiram air garam. Menggelepar lalu pasrah oleh keadaan.

Sekali lagi dua insan ini saling merintih, bukan kata lepaskan yang terucap kali ini. Tapi erangan kenikmatan yang Zhan lontarkan tanpa henti, membuat pemuda dengan hormon dominan, semakin gencar memberikan sentuhan liar di bagian-bagian sensitif di tubuh Zhan.

Mereka bertempur hingga siang, dari saat matahari terbit sampai berada tepat di atas langit.

Pendingin ruangan seolah tak berfungsi, hujan keringat membasahi sprei. Cairan yang entah dari mana, membuat ranjang itu seperti telah dicuci tanpa dikeringkan. Basah dengan banyak percikan.

Nafas Zhan terengah, begitu pula pemuda di sebelahnya. Jantung mereka seperti pacuan kuda. Berdetak keras dan menghentak.

Zhan merasa bagian bawahnya bengkak dan putingnya perih bekas hisapan yang kuat, hampir separuh tubuh bagian atasnya, bersetempel merah. Bekas gigitan dan lumatan panjang si pria dominan.

Zhan terkapar, tenaganya habis diperas. Matanya berkunang-kunang. Ini yang namanya perang, dimana kedua lawan sama-sama menang.

.

Rencana Zhan untuk berkunjung ke sebuah pameran lukisan pupus sudah. Semua gara-gara pemuda asing yang tiba-tiba muncul semalam.

Jika tahu ini yang akan terjadi, Zhan tak akan menolong pria pemabuk itu. Ia lebih memilih berdiri di pinggir jalan menunggu hujan reda.

Lebih menjengkelkan lagi, setelah melakukan pergumulan panas. Setelah Zhan masuk ke kamar mandi hendak membersihkan diri, begitu selesai ia melihat di ranjang. Pemuda asing yang tidak ia ketahui namanya, menghilang.

Hanya meninggalkan secarik kertas, bertuliskan kalimat singkat.
'Terimakasih, untuk hal luar biasa yang kita lakukan'.

Zhan meremas kertas dengan gigi gemeretak menahan amarah, kemudian melempar kertas itu ke tempat sampah.

Memangnya aku telihat seperti pria panggilan? Yang begitu selesai disetubuhi, lalu pulang. Bahkan ia tidak meninggalkan sepeserpun uang, ia tidur gratis, memuaskan diri secara cuma-cuma. Kemudian pergi tanpa rasa bersalah, biadab.

Zhan menggerutu sepanjang bis berjalan menuju kafe tempat ia bekerja.

Awas saja, kalau sampai aku bertemu lagi dengannya.

Zhan mengulang kalimat itu dalam pikirannya, ia seperti jijik mengingat kejadian saat ia bergumul di atas ranjang. Padahal saat itu ia mendesah keenakan.

Ia berdalih pada diri sendiri, bahwa itu hari pertama heatnya. Ia tidak bisa mengendalikan diri karenanya. Mungkin jika kondisi tubuhnya normal, ia pasti akan menendang muka pria kurang ajar itu.

.

Zhan selesai membawakan lagu yang diminta salah satu pengunjung caffe. Ia beristirahat di ruang ganti, bersama dua orang temannya yang sesama omega. Kedua temannya ini telah melalui masa heat 20 kali sejak remaja.

Setiap heat mereka akan meminum pil penekan, sayangnya harga pil itu semakin mahal. Sehingga keduanya tak mampu membeli lagi, karena seiring bertambahnya usia. Siklus panas mereka makin sering datangnya, sebulan bisa dua kali datang. Mereka tak bisa melakukan aktifitas seperti biasa tanpa pil penekan, selama 3 hari mereka tersiksa oleh siklus panas yang mendera.

Salah satu teman Zhan yang kebetulan adalah omega tercantik di kafe ini. Pernah melalui masa heatnya dengan tidur bersama seorang Alpha pria. Dan itu lebih mudah dari pada harus meminum pil penekan yang kadang membuat bagian tubuhnya sakit dan kepalanya pening. Atau bermasturbasi sendiri hingga 3 hari.

Temannya yang cantik ini, mulai terbiasa dengan siklus panasnya. Ia akan meminta bantuan temannya yang ber-gen Alpha untuk tidur bersama. Meski begitu belum ada satupun Alpha yang menandai gadis itu sebagai miliknya.

Ia belum bertemu mate-nya hingga kini. Ia menunggu seorang alpha yang bertanggung jawab, untuk menjadikannya sebagai pasangan hidup.

Zhan belajar dari pengalaman kedua temannya, bahwa ia mungkin butuh gaji yang lebih tinggi untuk membeli pil penekan. Mawas diri jika suatu hari siklus panasnya datang.

Ia mencari lowongan kerja di internet, menjadi penyanyi di caffe hanya cukup untuk memenuhi biaya makan. Tak bisa ia menabung dengan gaji rendah di sana. Zhan harus bergerak, dan merencanakan sesuatu untuk masa depan.

Selain dirinya, masa depan keluarga menjadi pokok utama yang selalu dipikirkan Zhan.

Dalam laman website resmi DD Company, terlampir pengumuman tentang lowongan kerja sebagai pelayan. Khusus bagi omega pria usia 20 tahunan.

Zhan tertarik, terutama jumlah gaji yang ditawarkan lebih dari standar gaji pelayan biasa. Syaratnya juga mudah, tidak ada batas minimal pendidikan. Tidak ada keutamaan pengalaman kerja. Semua kalangan bisa melamar.

Zhan merasa ini adalah jawaban dari doanya, apalagi presdir dari DD company adalah sosok yang tersohor di semenanjung Asia. Ia merupakan pengusaha terkaya yang masuk jajaran 10 besar di Cina. Dibacking oleh nama besar keluarganya.

Marga yang telah turun temurun, memegang puncak tertinggi dari perusahaan bergengsi. Klan terhormat penghasil para Alpha yang memikat.

Apakah keputusan yang diambil Zhan tepat? Bagaimana kelanjutan hidupnya sebagai omega? Apakah ia akan bertemu mate-nya?








Tbc


Semangat yuk dukung author dengan cara votement

You Warm my Longest Winter (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang