Jangan terkecoh dengan judul dan prolognya. Cerita ini sensual dikemas dalam narasi yang menyayat hati.
Omegaverse yang disajikan dalam wadah birahi, dengan topping romansa dan sedikit saus air mata.
Yang alergi BL apalagi yang masih di bawah umur...
Acara makan malam super romantis yang tak pernah dibayangkan Xiao Zhan sebelumnya telah berakhir. Ia tak cukup kenyang dengan porsi di restoran yang hanya sebesar tiga jari. Meski terlihat kurus Xiao Zhan biasanya menghabiskan sepiring penuh nasi dan lauk. Ia terbiasa makan di warung dengan harga murah, rasa lumayan, perut kenyang.
Xiao Zhan ingin mengeluh, perutnya masih kurang, butuh asupan makanan yang memadai. Tapi ia terlalu malu untuk mengatakannya pada Erik. Sang tuan muda itu tengah berjalan tergesa untuk membuka pintu mobil, menyuruh Xiao Zhan untuk di depan. Dengan ragu, Xiao Zhan meletakkan tubuhnya di kursi depan.
Erik Wang bertingkah sangat sopan kali ini, semua itu justru membuat Zhan waspada, jangan-jangan ada udang di balik batu. Tak mungkin pria angkuh itu merubah sikap sedemikian cepat, jika tak ada hal yang mendesak.
Xiao Zhan terdiam, ia menatap jalanan kota yang masih ramai jam sepuluh malam. Xiao Zhan bersenandung kecil untuk menghalau rasa bosan. Tidak menyadari jika mobil itu bukan mengarah ke jalan pulang, melainkan ke sebuat tempat yang sama sekali tidak diduga oleh Zhan.
Alunan lagu yang dinyanyikan Zhan seketika terhenti. Ia merasakan sesuatu yang aneh, pemuda di sampingnya itu tersenyum menatap jalanan membuat Zhan ketakutan. Apa sebenarnya rencana Erik Wang? Mau dibawa kemana Zhan?
. . .
Kerlip lampu warna warni mulai tampak dari kejauhan, hingar bingar keramaian semakin terdengar saat mobil bergerak mendekat. Mobil bergerak pelan, sebab keramaian di depan membuat jalanan terasa sempit.
Di tempat parkir berumput, banyak sepeda motor dan deretan mobil yang terparkir. Diantara mobil mobil itu milik Eriklah yang paling mewah. Ia harus hati-hati meletakkan mobilnya dimana. Karena tempat ini tidak dilengkapi cctv maupun dijaga keamanan yang memadai, hanya beberapa tukang parkir tanpa seragam sedang mengarahkan Erik Wang untuk melajukan mobilnya.
Setelah dirasa cukup pas, Erik langsung turun. Ia memberi kode pada Zhan agar ikut turun bersamanya. Xiao Zhan seperti biasa, selalu patuh mengikuti perintah tuan mudanya.
Mereka berjalan ke loket, dimana puluhan orang sedang mengantri karcis. Ini adalah pasar malam, iya Xiao Zhan sering ke tempat seperti ini bersama keluarganya. Banyak wahana permainan di dalam. Juga penjual makanan yang beraneka ragam, tentu dengan harga sangat terjangkau.
Xiao Zhan tersenyum lebar, matanya berbinar, begitu ia masuk ke dalam pasar malam. Erik Wang ikut senang meski tidak ia tampakkan lewat senyuman, melihat wajah Xiao Zhan yang tadinya murung tampak cerah kembali. Entah kenapa hal kecil seperti ini membuat pemuda seperti Xiao Zhan ceria kembali.
Xiao Zhan menarik-narik tangan Erik untuk menaiki beberapa wahana. Mencoba permainan dan makanan lokal. Xiao Zhan sangat menikmati momen itu, senyuman tak berhenti tersunging di bibirnya.
Tidak sia-sia rasanya perjuangan Erik untuk membalas perbuatan tak menyenangkan yang ia lakukan pada Zhan di depan keluarganya. Zhan tidak tahu, dan tak mungkin tahu motif apa yang ada dibalik perseteruan keluarga Wang, semua yang terlihat di matanya tidaklah sama. Semua orang berdrama termasuk Erik Wang juga, dan Dilraba hanyalah pemeran figuran yang Erik tampilkan selayaknya tokoh utama.
Erik sesekali tersenyum puas dibalik cahaya lampu berwarna, tanpa Zhan ketahui maknanya.
. . .
Mereka kembali ke mansion keluarga Wang jam satu dini hari. Rumah besar itu telah sepi, semua penghuninya sudah tidur, kecuali kakek Erik yang masih ada di ruang tengah membaca buku kesukaannya. "Dari mana saja?" beliau bertanya tanpa membiarkan matanya teralihkan dari lembaran buku yang ia pegang.
Erik Wang tidak langsung menjawab pertanyaan kakeknya, jika ia mengatakan tentang pasar malam, maka kakeknya tentu saja akan terkejut. Sejak kecil hingga hari ini, tak ada satupun dalam keluarga Wang yang mengunjungi tempat itu. Pasar malam hanyalah sebuah taman hiburan bagi rakyat biasa. Sedangkan Wang adalah keluarga kaya dan terhormat, mereka bisa membuat sendiri hiburan semacam itu dan tak perlu berdesak desakan dengan pengunjung lainnya yang kebanyakan adalah kaum omega.
"Ke restoran Golden Palace," jawab Yibo akhirnya. Golden Palace adalah restoran yang di atasnya merupakan hotel mewah, selain bisa menikmati makanan di lantai terbawah, mereka juga bisa beristirahat di sana. Hotel itu juga memiliki fasilitas tempat karaoke pribadi, dengan para omega cantik yang bisa mereka sewa untuk menemani.
Aaron Wang menutup bukunya, ia berjalan menuruni tangga dari tempat ia duduk ke tempat Erik dan Zhan berdiri. "Sebaiknya kalian jangan begadang malam ini, besok ada acara besar. Persiapkan semua dengan baik Yibo!"
Xiao Zhan menoleh ke Arah Erik, wajah itu masih datar tanpa ekspresi. Ia hanya mengangguk untuk mengiyakan ucapan kakeknya. Xiao Zhan mengikuti langkah Erik menuju kamarnya. "Kita akan tidur di sini malam ini, aku tidak akan berbuat macam-macam padamu, aku janji!" Erik berusaha menjelaskan, dengan wajah yang sangat serius.
Xiao Zhan mengangguk, ia bersiap untuk tidur, sebelum itu Erik membuka lemari dan melempar satu stel piyama pada Zhan. "Jangan tidur dengan jas mahal itu, bergantilah dengan piyama ini!" seruan Erik adalah perintah. Xiao Zhan langsung masuk ke kamar mandi untuk berganti baju.
Temaram lampu kamar membuat Xiao Zhan harus waspada, karena pemangsa sedang ada di belakangnya. Erik Wang adalah pemangsa yang berpura-pura jadi pelindung. Xiao Zhan sudah pernah mengalami itu,ia tak mau terjebak untuk yang kedua kali, dengan sebuah guling ia melindungi diri. Meletakkan benda panjang itu di tengah-tengah antara ia dan tuan mudanya.
Erik rupanya tak tidur, ia membelakangi tubuh Xiao Zhan menghadap jendela yang tertutup tirai coklat gelap. "IBu, aku merindukanmu," gumamnya. Xiao Zhan tak bisa untuk tak peduli, ia beranjak bangun, menengok Erik yang ternyata meneteskan air mata dalam keadaan kelopak tertutup rapat. Erik Wang yang angkuh dan arogan ini, bisa menjadi lemah juga, pikir Zhan.
Tbc.
Besok pagi ff baru akan diluncurkan, malamnya langsung update lagi kelanjutannya.
Kisah pernikahan Yizhan yang diambang perceraian. Mampukah mereka berdua mempertahankan hubungan? Ada tawa dan air mata, ada kemesuman juga. Karena ff yizhan tanpa kemesuman seperti teh tanpa gula, hambar. Hahaha.
Just kidding.
Happy reading tomorrow my readers.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.