Mistake

3.5K 454 22
                                    

Zhan menggeser duduknya, sehingga ia dan perawat itu tidak dibatasi celah. Zhan mendekatkan wajah ingin membisikkan sesuatu ke telinga pria di sampingnya. Si perawat makin penasaran, mengira apa yang akan disampaikan Zhan adalah rahasia besar.

Bila dilihat dari depan, jelas Zhan tengah berbisik di telinga perawat itu. Tapi jika dilihat dari samping, Zham seperti ingin mencium pemuda bergenre beta yang terlihat secantik omega itu.

Bersamaan dengan kalimat pertama yang Zhan ucapkan, dengan sedikit nafas yang ia embuskan. Membuat pria itu mengedikkan bahu terkikik karena geli. Sosok yang tengah mereka perbicangkan sejak tadi muncul entah sejak kapan. Yang jelas ia berdiri dari arah samping, dan melihat dari sudut pandang ia berada. Bahwa calon istrinya tengah mencium seorang perawat, dan si pria tampak menikmati ciuman dari Zhan.
"Bagus, apa yang kalian lakukan tanpaku? "

Si pria beta melompat dari duduknya, wajahnya pucat pasi mendengar suara majikannya lengkap dengan mimik muka mematikannya. Zhan justru menanggapi kehadiran calon suaminya dengan sikap biasa saja. Meski ia sedikit terkejut tadi, tapi ia merasa yang ia lakukan bukan hal yang salah. Sekedar berbisik, iya kan?

Perawat itu menundukkan kepala beberapa kali, Erik memberi kode agar ia cepat pergi. Sebelum keluar ruangan, perawat itu masih sempat melirik ke arah Zhan, sambil memasang wajah ketakutan.

Pada akhirnya di ruangan itu, hanya ada Xiao Zhan dan Erik Wang. Zhan yang berusaha menghindar, dan Erik yang berusaha mengejar.

"Inikah caramu berterimakasih? "
Erik melempar pertanyaan, sembari menarik lengan Zhan agar menatapnya sebentar.

Zhan tak peduli, ia kembali berbaring membelakangi Erik Wang. Ia menyahut tanpa menoleh, "Berterimakasih untuk apa? "

"Sudahlah lupakan," Erik menyerah, ia mengambil kursi dan duduk di samping Zhan yang tengah tidur miring.

"Aku minta maaf untuk kejadian saat pertama kita bertemu, dan berterimakasih untuk pertolonganmu."

Zhan tak percaya pria di belakangnya ini berbicara lembut, bahkan meminta maaf padanya. Sekedar informasi Erik Wang itu adalah sosok yang tidak mau tunduk pada siapapun bahkan pada ayahnya sendiri.

Zhan mengetahui informasi itu dari asisten keluarga Wang, para maid yang sudah lama tinggal dan tentu saja dari 4 calon selir yang memang lebih pandai menggali informasi dari pada Zhan.

Selama 15 hari di mansion cukup bagi Zhan mengetahui bagainana teguhnya pendirian Wang muda itu. Yang bersikeras mempertahankan kekasihnya yang berasal dari klan beta. Padahal tidak ada dalam sejarah keluarga Wang, seorang pun dari marga Wang menjalin hubungan dengan beta. Baik itu dari jenis kelamin laki-laki maupun perempuan.

Dan Erik Wang mematahkan tradisi itu, ia berpacaran dengan model beretnik eighur yang memang sangat cantik dan sexy dambaan para Alpha. Meski hubungan mereka dilakukan secara sembunyi, tapi kisah cinta mereka bisa bertahan cukup lama. Zhan kadang merasa iri, jika saja Zhan bertemu dengan Alpha yang bisa memperjuangkan dirinya, bukan dengan Alpha yang secara terpaksa harus ia nikahi, padahal ia tidak ia cintai.

Erik Wang diam, sulit baginya mengutarakan maaf. Saat kalimat sakral itu sudah meluncur dari bibirnya. Sedangkan yang bersangkutan tak menjawab, itu cukup membuat muka sang Alpha serasa dijatuhi kotoran. Ia benar-benar akan jatuh, dan tentu saja kecewa. Mengutuki sikap sok bersahajanya.

Zhan bukanlah tipe pendemdam, meski hatinya masih dipenuhi pergolakan dahsyat. Namun, jika kata maaf sudah terucap Zhan akan merasa bersalah jika tak mengatakan iya.

Zhan berbalik, melihat wajah Erik yang tertunduk.
"Sebenarnya aku masih marah padamu, dan ingin mencekikmu karena memanfaatkan masa heatku. Tapi, kurasa tak akan ada bedanya, jika saat itu aku bertemu alpha lain, mungkin nasibku akan sama. Setidaknya kamulah nanti yang akan jadi pasanganku meski hanya untuk setahun ke depan."

Sayangnya tidak ada, anggota keluarga lain di tempat itu. Jika para maid melihat, apalagi Jackson Wang menyaksikan. Bagaimana puteranya yang arogan, mengatakan maaf dengan wajah tertunduk. Bisa jadi seluruh maid akan melakukan sujud pada Dewa. Dan Tuan Wang akan membangun kuil di desa terpencil.

Zhan memilih duduk menghadap Erik yang tertunduk mengambil tangan si Alpha dan menggenggamnya.
"Aku harap, ini yang terakhir. Jangan lagi ada omega lain yang menjadi pelampiasan nafsumu, cukup aku. Mereka mungkin akan hancur jika mengalami hal itu." Zhan menitikkan air mata lalu lekas-lekas menghapusnya agar Erik tidak melihat butiran air di pipinya.

"Lalu apa yang kau lakukan barusan dengan Yixing? " Erik masih ditimpa emosi saat mengingat kejadian tadi, dimana Zhan seperti hendak mencium perawatnya.

"Yixing? Perawat tadi namanya Yixing, ahaha dia baik dan menyenangkan..." Zhan tersenyum, tak sadar ada taring binatang yang siap mengoyaknya.

Zhan jatuh terlentang, didorong oleh Erik Wang tanpa pemberitahuan. Zhan meronta padahal Erik Wang belum melakukan apa-apa.

"Dengar ini baik-baik, AKU tidak suka jika milikku disentuh orang lain!!! "
Lidah Alpha yang basah oleh saliva, menjilat cuping telinga Zhan begitu ia selesai berbicara.

"Aku belum menjadi milikmu, kita masih calon pasangan Tuan Muda ...," Zhan menegaskan kata 'Tuan' dengan nada mengejek.

Erik Wang menjadi tak sabar, ia menaiki tubuh Zhan yang terlentang. Menekan kedua lengan yang tak berhenti bergerak, seperti ingin mencakar.
"Kamu sudah jadi milikku sejak malam itu, apa kau tak sadar jika aku sudah menandaimu?"
Alpha itu menyeringai, tersenyum puas melihat Zhan tak berkutik. Zhan mendelik, menerjang ingin menggigit.

Erik Wang tertawa, sepertinya ia menang kali ini. Zhan merasa dirinya ingin mati, jika benar bahwa ia telah ditandai. Berarti selamanya ia hanya akan bergantung pada Aplha gila ini.
"Ah... Menyebalkan.... "
Zhan berteriak kencang.

"Apa sakit rasanya, mendengar kau tak bisa menjadi milik orang lain lagi? " Mata itu kembali menikam Zhan, menari-nari seperti binatang tertawa saat mangsa di bawahnya lemah tak berdaya.

"Ahhh.... Hentikan.... tolong.... Jangan siksa aku.... Ahhhh!!!"

Suara jeritan Zhan menggema di kamar, menembus dinding hingga ke luar. Zhan sama sekali tak sadar, jika suaranya bisa menarik perhatian orang di sekitarnya.

Terutama dua pria dewasa yang berjalan menuju ruangannya. Tuan Jackson dan asistennya yang bernama Mark, terlihat berbincang sembari melangkah menuju ruang kesehatan.

Saat tangan Mark menyentuh gagang pintu. Suara jeritan Zhan sampai di telinga mereka berdua. Tuan Jackson yang pertama mengumpat, "Sial, apa yang dilakukan anakku pada calon iatrinya... Mereka belum menikah!!! "
Jackson geram, bersiap dengan kepalan tangan.

Mark waspada, takut terjadi perang dunia ketiga. Begitu pintu dibuka, terlihat kaki Zhan yang menendang-nendang, dan Erik Wang berada tepat di atas tubuhnya. Tampak seperti sang tuan muda sedang memperkosa seorang omega.

Mendengar bunyi pintu, Erik Wang menoleh, menghentikan aksinya tapi sudah terlambat. Sebuah tamparan melayang di pipi kanannya. Tuan Jackson begitu marah, sampai wajahnya merah.

Zhan merapikan rambutnya yang awut-awutan. Ia turun dari ranjang, menjadi pelindung Erik Wang yang akan menerima pukulan kedua.

"Tuan, ini hanya salah paham! "
Zhan dengan nafas masih ngos-ngosan berusaha menjelaskan.

"Tak perlu takut, ada aku di sini, tak usah membelanya lagi!! " Tuan Jackson bersikeras bahwa puteranya salah dan harus dihukum. Meski Zhan berusaha mengatakan bahwa itu salah paham.

"Kau masih sama Yibo ... Setelah kepergian Ibumu, Kau masih tetap tidak berubah?!! " Tuan Jackson menantang wajah anaknya, pancaran kemarahan terlihat jelas di wajahnya.

Jackson tersulut emosi, sosok ibu adalah nama yang sensitif bila disebutkan di depan Erik Wang. Bahkan ayahnya memanggil nama Erik dengan panggilan yang biasa disebutkan mendiang nyonya Wang.

Erik balik menatap ayahnya, ia menunjuk muka orang yang telah membuat ia lahir ke dunia.
Ada umpatan yang ia tahan, Erik memilih pergi lalu membanting pintu kamar dengan kasar.








Tbc.

You Warm my Longest Winter (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang