Menundukkan muka, hanya itu yang bisa Zhan lakukan saat ini. Meminta maaf sudah ia lakukan tadi, meski hatinya masih bergejolak namun posisinya membuat omega itu harus tetap bungkam dan patuh, bukan untuk memberontak. Apalagi ada Tuan Jackson di antara mereka.
Beruntung bagi Zhan, Tuan Jackson turun setelah insiden tamparan pada anaknya selesai, dan Zhan sebagai pelaku telah menerima ampunan. Sebenarnya bukan ampunan, Erik Wang hanya mengelap sebelah pipinya dan menyeringai.
"Okay untuk hari ini, kuampuni," ucapnya. Namun matanya tak bisa dipercaya, terlalu banyak muslihat di sana.
Zhan bisa bernapas lega untuk sementara, tapi juga cemas untuk kedepannya. Kata-kata Erik mengandung banyak makna. Mungkin ia sedang merencanakan sesuatu untuk membalas Zhan.
...
Ketujuh selir sudah siap di kursi masing-masing. Tuan Jackson duduk di ujung meja, sehingga ia bisa melihat 7 calon anggota keluarganya dan Zhan. Sedang Erik duduk di samping kiri ayahnya. Kursi samping kanan dibiarkan kosong, kata pelayan itu kursi khusus tempat mendiang nyonya rumah.
Kursi sebelah Erik Wang juga kosong, tapi tak ada yang berani bertanya, itu kursi siapa? Zhan sebenarnya sangat ingin tahu, namun mengingat kejadian tadi dimana dengan semangat 45 ia menampar putera dari boss-nya. Nyalinya ciut. Ia hanya bisa menatap piring dan sendok yang siap beradu dengan makanan di atas meja.
"Hei kamu.... "
Zhan bergeming, tak tahu jika yang dipanggil Erik Wang adalah dirinya. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Semua omega menatapnya.
"Aku? "
Zhan menunjuk diri sendiri, dengan wajah polosnya."Iya kamu, kemarilah.... " Erik Wang menegaskan ucapannya dengan lambaian tangan.
Erik Wang itu tampan dan memiliki sisi macho saat tersenyum. Tapi kali ini senyumnya berbeda, dan Zhan takut dengan senyum itu, seperti buaya yang siap menguliti mangsa.
Zhan beranjak dari duduknya, berpindah ke kursi di sebelah Erik Wang. Zhan merasakan ada aura pembalasan sebentar lagi.
Benar saja, saat sarapan dimulai oleh Tuan Jackson yang pertama kali mengambil nasi disusul anggota yang lain. Zhan yang sedang mengambil sushi dan meletakkan di piringnya. Terkejut oleh sebuah tangan yang merayap dari lutut menuju pahanya.
Zhan melirik ke arah lututnya, sebuah tangan dengan jari yang panjang hendak menaiki paha atasnya. Zhan melotot, sementara si pelaku justru pura-pura tak tahu. Mengobrol dengan sang ayah tentang bisnis mereka sembari mengunyah makanan.
Zhan mengambil sumpit dan menusuk punggung tangan orang itu yang membuat si pemilik tangan mengaduh pelan. Saat si pelaku yang bernama Erik Wang menoleh, Zhan langsung melempar senyum palsu.
Erik Wang menggeser kursi menjadi lebih dekat dengan kursi yang diduduki Zhan, ia berbisik pelan di telinga pemuda itu, "Ayahku tidak suka melihat orang lain menyakitiku di depannya."
Zhan tersedak, ia mencari keberadaan air untuk meredakan cegukan di lehernya. Bagai Don Juan yang sigap dalam melayani wanita bangsawan. Erik dengan sikap gentle mengambil gelas dan menuangkan minuman untuk Zhan sebelum pelayan datang.
Tanpa ragu pemuda yang susah menelan makanan, mengambil gelas yang diberikan Erik dan meminum isinya. Kali ini bukan hanya tersedak, Zhan terbatuk sangat keras. Wajahnya merah, dan lehernya panas. Ia melotot ke arah Erik yang memasang wajah pura-pura khawatir dan menyesal.
"Oh maaf Sayang, aku tak tahu jika kamu tidak suka minuman beralkohol. Itu hanyalah vodka." Erik Wang seperti rubah yang menyamar jadi rusa. Tertawa menghina, tapi bersikap perhatian, seakan ia sangat menyesal, melihat bagaimana Zhan tersiksa karena ulahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Warm my Longest Winter (End)
Fiksi PenggemarJangan terkecoh dengan judul dan prolognya. Cerita ini sensual dikemas dalam narasi yang menyayat hati. Omegaverse yang disajikan dalam wadah birahi, dengan topping romansa dan sedikit saus air mata. Yang alergi BL apalagi yang masih di bawah umur...