17

6.8K 1.1K 340
                                    

Cafe depan halte yang biasa menjadi incaran anak-anak sekolah, terutama siswa-siswi Cendekia semakin bertambah ramai. Sunghoon menatap keluar, melihat hilir mudik kendaraan juga orang yang naik turun dari bus.

Cowok itu melirik jam di pergelangan tangannya. Benar saja, ternyata sekarang sudah waktunya pulang sekolah.

Seharusnya sekarang dia berada di ruang osis membuat laporan pertanggungjawaban tentang acara HUT sekolah kemarin. Belari kesana kemari mengecek data, nota, dan segala hal yang berhubungan dengan event lalu. Namun, yang dilakukan cowok itu hanya melamun sambil mengaduk-aduk minumannya yang tersisa setengah.

Sudah hampir tiga atau mungkin empat jam cowok itu berada si sana. Dia bahkan skip kelas, tipikal yang bukan dirinya sekali. Sunghoon hanya merasa lelah dan dia merasa perlu beristirahat sejenak dari segala hal yang melelahkan.

Cowok itu menyeruput sedikit minumannya, kembali mengingat apa yang telah dilakukannya hari ini. Sekelebat bayangan tentang dirinya dan Jungwon berada di tribun sekolah kembali menghampirinya.

Selepas dia berkata hal itu terhadap Jungwon, cowok itu benar-benar digelayuti rasa bersalah dan membuatnya kehilangan fokus selama berasa di kelas. Dia mengirimkan chat kepada Erika-si sekretaris osis, untuk membuatkannya surat dispensasi dengan alasan laporan pertanggungjawaban, tapi setelah Erika memberikan surat itu ke kelasnya, cowok itu malah pergi entah kemana.

Sunghoon mengaduk-aduk minumannya, hingga tak sadar ada seseorang yang menarik kursi di depannya.

"Ngelamun mulu nanti kesambet lo."

Sunghoon tersentak, refleks menatap orang yang berada di hadapannya itu.

"Ja-Jake?"

"Hai."

Cowok itu tersenyum, selanjutnya menyeruput ice americano-nya santai.

"Lo-lo ngapain di sini?"

"Buat ketemu lo."

"Gue? Kenapa?"

Jake mendekat, menatap Sunghoon dari jarak dekat, "Lo ... beneran suka sama Jay?"

Sunghoon terkejut, "Lo tau?"

"Kebetulan gue disuruh pak Wan buat mindahin meja ke gudang belakang tribun tadi pagi."

Sunghoon mengangguk. "Jadi lo denger semuanya?"

"Begitulah." Jake menghela napas, "Segitu cepertnya lo move on dari gue?" tanya Jake diiringi dengan senyum jahil.

"Apaan sih!" Sunghoon tersipu malu.

Jake tertawa melihat Sunghoon yang terlihat salah tingkah itu. Setelah kejadian di rumah Jungwon kala itu, mereka memang sempat menjaga jarak beberapa hari. Sunghoon jelas karena sakit hati, sedangkan Jake merasa bersalah dengan kalimat yang diucapkannya tempo hari, sampai waktu dimana Jake memberikan penjelasan kepada Sunghoon tentang alasan sejujurnya dia menolak anak itu, akhirnya hubungan mereka mulai membaik walaupun tidak sepenuhnya sepenuhnya seperti sedia kala.

"Gue gak suka sama Jay. Lo tau siapa yang gue suka."

Jake tertawa kecil. Satu pernyataan itu membuat Jake mengangguk-angguk paham. Jake menyeruput americano-nya lagi, "Jadi apa tujuan lo?"

Sunghoon menyandarkan dirinya pada kursi, "Gue cuma ingin menghilangkan rasa bersalah gue."

"Rasa bersalah?"

"Gue selalu merasa bersalah sama Jungwon tiap Jay berlari ke arah gue. Bahkan sampai gue liat mata Jungwon aja rasanya dada gue bener-bener sesak."

Every (Little) Thing ; Jaywon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang