Pagi ini mendung. Sesuai dengan ramalan cuaca di televisi, mungkin hari-hari kedepan akan dihiasi oleh rintik hujan setiap harinya karena sekarang sudah mulai memasukki musim penghujan. Jungwon menatap langit yang sepertinya tak menampakkan tanda-tanda akan cerah selepas mengikat tali sepatunya.
Jungwon menghela napas, sepertinya akan lebih baik jika hari ini dia membawa payung untuk berjaga-jaga. Cowok manis itu bergegas mengambil payung dan meninggalkan rumah setelahnya, tak lupa dia mengunci gerbang sebelum benar-benar pergi.
"Pagi, Won."
Jungwon berbalik karena terkejut. Di depannya berdiri cowok yang sudah lengkap mengenakan seragam sekolah sama seperti dirinya.
"P-pagi, Kak." balas Jungwon lirih.
Setelah kejadian kemarin dengan Sunghoon, semalaman Jungwon memikirkan bagaimana dia harus bersikap terhadap Jay untuk hari-hari ke depannya. Dirinya juga sudah menceritakan perihal hal tersebut kepada Sunoo dan Ni-Ki. Sunoo bilang dirinya tentu saja harus menerima tantangan itu sedangkan Ni-Ki menyerahkan semuanya pada dirinya. Apa yang akan dia lakukan Ni-Ki pasti mendukungnya.
Setelah memikirkannya, Jungwon memutuskan untuk bersikap biasa saja seperti dulu dia pada Jay. Tidak berusaha membantunya dengan Sunghoon dan tidak terlalu mengharapkan lelaki itu juga. Dia hanya ingin menjalani apa yang terjadi saja. Bagaimana akhirnya, Jungwon akan menerimanya, yang terpenting dia sudah berusaha.
Jay mengusap belakang lehernya, "Duluan, Won."
Jungwon mengangguk, sampai akhirnya kalau dia sadar bahwa Jay berjalan kaki dan tidak membawa motornya.
"Kak! Tunggu!"
Jay berhenti, menoleh ke arah Jungwon yang berlari kecil mengejarnya.
"Kok kakak gak bawa motor?"
"Ah .." Jay mengusap wajahnya, "Gue rada kurang sehat, jadi gak bawa motor." Jungwon memperhatikan lelaki itu, terlihat bahwa matanya bengkak dan sedikit memerah, wajahnya juga terlihat pucat.
"Kakak sakit? Kenapa gak istirahat aja di rumah?"
Jay menggeleng, "Pusing dikit aja. Santai, Won."
Jungwon mengangguk-angguk. Mengeratkan pegangan pada tasnya, mulai berjalan beriringan bersama Jay.
"Kakak gak bawa motor, terus kak Sunghoon gimana?"
"Oh .. dia bareng sama adiknya ... atau mungkin Jake."
Jungwon dapat melihat dengan jelas terlihat pancaran sedih dan kegusaran dari Jay saat dirinya membicarakan Sunghoon.
Kenapa dengan Kak Jay? Jungwon penasaran, tapi tidak berani bertanya lebih lanjut.
"Kakak abis begadang nugas semalam ya?" Jungwon mencoba menebak-nebak.
Jay tersenyum tipis, "Ya begitulah ..."
Padahal sejatinya yang dia lakukan semalam hanya termenung dan tidak bisa tidur akibat memikirkan perkataan Sunghoon di cafe kemarin. Kalimat penolakan Sunghoon terputar-putar terus di kepalanya hingga membuat pikirannya kusut. Hal itu benar-benar menyiksanya semalaman.
"Jangan terlalu keras sama diri sendiri, Kak. Nanti kakak sakit."
Jay menengok ke arah adik Heeseung itu dengan senyumannya. Tangannya tergerak untuk mengacak-acak rambut anak manis itu. "Iya, iya, Won."
Selanjutnya perjalanan menuju halte bus itu diisi dengan beberapa percakapan dan celoteh random dari keduanya. Sesekali keduanya tertawa atau beradu argumen satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Every (Little) Thing ; Jaywon ✔
Fanfiction[Jaywon version] - Sometimes, every little thing means everything for somenone - [Disclaimer] BxB! Jaywon x another cast Homophobic not suggested to read this story! 15+ Contain harsh words! Diharapkan bijak dalam membaca. Published : 22 September...