19 - first part

7.3K 1.1K 483
                                    

Pagi ini rintik air kembali turun, hanya saja kali ini gerimis kecil tidak hujan seperti hari kemarin. Jungwon menyendarkan kepalanya di jendela bus, melihat bulir-bulir air yang menempel pada kaca jendela tersebut. Tangan Jungwon bergerak membuat guratan-guratan abstrak.

Hari ini dia berangkat sendiri lagi. Jungwon tersenyum tipis, bahkan perkataan Kak Jay kemarin masih teringat jelas dikepalanya, tapi sepertinya dia terlalu banyak berharap.

Jungwon beranjak dari kursinya ketika bus berhenti di halte depan sekolah. Tangannya spontan menutupi kepalanya dari rintik hujan saat dia keluar dari bus. Tepat saat dia sampai di depan lobby, dia bisa dengan jelas melihat Sunghoon sedang berbincang dengan salah satu guru yang Jungwon ketahui sebagai pembina ekstrakulikuler.

Jungwon menggigit bibirnya, kini dia mengerti alasannya kenapa Jay tidak menepati perkataannya kemarin.

Sepanjang perjalanan menuju kelas, Jungwon memikirkan banyak hal. Akhir-akhir ini benar-benar terasa membingungkan. Satu sisi dia ingin menjalaninya dengan biasa saja, namun sisi lainnya seperti saat dia mengetahui kemungkinan alasan Jay, hatinya mendadak berdenyut nyeri hanya dengan memikirkannya.

"Won! Jungwon!"

Jungwon menoleh ke arah sumber suara, terlihat Sunoo dan Ni-Ki berlari kecil mengejarnya.

"Kalian abis dari mana?"

"Koperasi. Beli pulpen."

Jungwon mengangguk-angguk sebagai balasan.

"Eh, Won. Kemarin lo pulang bareng sama Kak Jay ya?" Sunoo tiba-tiba menggoda Jungwon.

"Tau darimana? Kalian kan pulang duluan?"

"Gue liat kalian berdua." Ni-Ki menyahut. "Ciee ..."

"Apasih, Nik." Jungwon tersenyum malu-malu. Tiba-tiba pikirannya sebelumnya teralihkan.

"Udah macem drama korea, Noo." Ni-Ki menarik Sunoo mendekat, kemudian memeragakan adegan Jay melindungi Jungwon saat hampir terciprat genanagan air,

"Gitu kan, Won?" Ni-Ki menaik turunkan alisnya, menggoda cowok itu.

"Ck. Apasih." Jungwon misuh-misuh sendiri. Pipi anak itu bersemu merah.

"So sweet banget pokoknya lah."

Jungwon mengulum senyumnya, "Katanya kamu latian band, Nik. Kok bisa liat aku?"

"Gak jadi latian udah kepalang basah gara-gara dia." Ni-Ki menoyor kepala Sunoo.

Sunoo cemberut, tapi tidak protes karena memang benar adanya.

"Btw, lo gak baper kan, Won?" tanya Sunoo ketika ketiganya berjalan menuju kelas.

"Eh ... em ... ya gak lah."

Sunoo menghela napas, tahu betul kalau temannya itu berbohong.

"Inget, Won. Dihatinya Kak Jay masih ada Kak Sunghoon."

Ni-Ki melotot ke arah Sunoo. Kenapa sih itu anak ngomongnya nggak pakai di filter dulu,

"Noo...!"

"Ya gue kan cuma berbicara fakta, Nik. Gue dukung Jungwon buat sama Kak Jay. Tapi kita juga harus liat faktanya kan? Kalo gitu aja lo udah baper, lo bakal menderita diakhir, Won."

Jungwon terdiam, mencerna perkataan Sunoo. Wajah yang awalnya berseri itu berubah muram lagi. Ni-Ki menyikut Sunoo, anak itu memang kadang-kadang tidak tahu situasi. Walaupun memang perkataan Sunoo ada benarnya, tapi Ni-Ki juga tidak tega melihat sahabatnya jadi murung seperti itu.

Every (Little) Thing ; Jaywon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang