5

8.6K 1.3K 420
                                    

Matahari bersinar begitu cerahnya, secerah senyuman Sunoo setiap harinya kalau sedang tidak mode emak-emak kehilangan tupperware.

Namun, sepertinya pagi ini senyuman Jungwon juga tidak kalah cerahnya, matanya sampai menyipit ketika melihat kotak bekal yang sudah susah payah dibuatnya dari pagi buta.

Ya untuk siapa lagi? Tentu saja Jay, mas crush-nya.

Semenjak kejadian hari itu, perasaan Jungwon pada tetangga sekaligus sahabatnya itu semakin membesar. Jungwon benar-benar menyukai mas crush-nya yang super baik itu.

"Astaga!"

Jay memegangi dadanya terkejut ketika dia hendak membuka gerbang, namun mendadak sebuah kepala menyembul dari baliknya.

"Ngagetin tau, Won!"

Jungwon mencebik, "Ya mana aku tahu kak Jay udah ada di sini."

Jay menghidu aroma segar yang berasal dari rambut Jungwon. "Pake sampo apa sih lo? Enak banget wanginya."

"Rahasia. Ntar kakak plagiat lagi.'

"Dih! Bahasa lo plagiat."

Jungwon tertawa, melihat kak Jay-nya memang bawaannya bahagia aja gitu.

Bucin.

"Yaudah yuk berangkat."

"Bentar." Jungwon memberikan kotak bekal yang sedari tadi disembunyikannya itu. "Buat kakak."

"Wah! Makasih loh! Tau aja gue belom sarapan."

Tentu saja Jungwon tahu kalau Jay belum sarapan, karena dia memang jarang sarapan kalau pagi. Mamanya orang sibuk, apalagi papanya, satu tahun sekali baru bisa lihat dan cuma sekedar say hai aja.

Itu sebabnya Jay pandai memasak, karena dia sering ditinggal orang tuanya. Tapi walaupun dia pandai memasak, sifat malasnya itu juga sangat tidak tertandingi, jadi Jay sering skip sarapan karena malas saja harus memasak.

Padahal ada art juga di rumah, tapi Jay jarang makan makanan yang dibuat mbak-nya itu, katanya bukan seleranya. Intinya Jay itu cowok ribet.

Tapi Jungwon suka.

Bucin lagi.

"Btw, pagi-pagi gini delivery order dimana?"

Jungwon cemberut, pipinya menggembung. Dia mendadak bete. Delivery delivery mbahmu!

Padahal hari kemarin Jungwon mati-matian berguru pada Sunoo agar bisa memasak sarapan untuk Jay sampai Sunoo stress dan hampir memanggil pemadam kebakaran karena skill Jungwon parah banget sampai mau membakar dapur.

"Aku masak sendiri tau!"

"Serius? Sejak kapan lo bisa masak?"

Jungwon menatap Jay sebal, "Taulah. Badmood jadinya."

Jay tertawa renyah, "Duh, aduh, uwonku ngambek." Dia mengacak-acak rambut Jungwon.

Jantung Jungwon berdebar tak karuan. Astaga, kenapa efek jay bisa sampai seperti ini?

"Woy! Pagi-pagi belom ada jadwal drakor tayang ya!"

Suara Jake dari kejauhan menginterupsi mereka berdua.

"Dah jadian kalian?"

"Jadian jadian your head." balas Jay sensi.

"Halah, aku bisa mencium aroma-aroma kebohongan, Mas."

Every (Little) Thing ; Jaywon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang