10

7.2K 1.2K 394
                                    

"Sunghoon."

"Gue suka sama Sunghoon, Won."

.

.

.

Terjadi keheningan setelahnya. Jungwon menatap kosong ke arah televisi, tiba-tiba hatinya terasa begitu sesak, kepalanya pening, gemetar melanda seluruh tubuhnya sampai terasa lemas.

Jungwon masih bisa merasakan helaan napas Jay setelahnya, begitu juga dengan usapan lembut cowok itu di rambutnya, tapi Jungwon merasa dia telah kehilangan semua kemampuannya untuk berbicara sekarang.

Satu tetes air mata meluncur di pipinya.

"Se-sejak kapan, Kak?" cicit Jungwon.

Jay meneruskan usapannya pada rambut Jungwon itu, "Gue juga gak tau sejak kapan gue suka sama Sunghoon. Mungkin udah lama, atau baru kemarin gue gak tau."

Jay menghela napas, "Sejak gue tanya sama lo waktu itu, mulai dari sana gue sadar gue emang suka sama Sunghoon."

Tetes berikutnya mengalir lagi di pipi Jungwon. Rasa sakit, marah, kecewa, kini bercampur menjadi satu.

"Entah gimana akhir-akhir ini gue selalu mikirin Sunghoon. Dia udah makan apa belum, dia baik-baik aja apa enggak."

"Gue juga suka kalo ngeliat dia senyum, ketawa, dan gue bakal khawatir banget kalo dia lagi kena masalah.Gue juga suka ngerasa gugup banget kalo di deket dia, sampai-sampai gue bingung harus ngapain dan kadang sampai gue ngerasa takut juga." Jay tertawa di akhir kalimatnya, "Lucu banget ya, Won. Gue bahkan gak nyangka bakal begini."

Jungwon masih diam. Air matanya terus mengalir, dia berusaha keras menahan isakannya.

"Won ... menurut lo, gue cocok gak sama Sunghoon?"

Gak!

Ingin rasanya Jungwon berteriak seperti itu, namun yang bisa dia lakukan hanya menganggukan kepalanya.

Jay tertawa, kemudian mengacak-acak rambut Jungwon, "Gue jadi malu, Won."

"Menurut lo, orang yang Sunghoon suka itu gue buka Won?" Jay mengigit bibirnya, "Kira-kira kalo gue mau ngungkapin perasaan baiknya gimana ya, Won?"

Bahu Jungwon mulai bergetar, dia tidak bisa lagi menahannya. Kenapa? Kenapa semuanya jadi begini? Kenapa rasanya sesak sekali?

Jungwon memukul dadanya pelan, kenapa rasa sesak ini tidak mau hilang? Jungwon sampai merasa kesulitan bernapas.

"Won ..."

Tidak ada jawaban.

"Won, lo tidur?"

Jay berusaha melihat wajah Jungwon, namun tiba-tiba sekali Jungwon malah berbalik kepadanya. Memeluk dirinya dan menenggelamkan wajahnya ke perutnya.

Jungwon terisak, benar-benar melepaskan semua yang ditahannya.

"Loh, kenapa Won? Kenapa lo nangis?" Jay terdengar panik.

Jungwon menggeleng, masih terus terisak. Dia mengeratkan pelukannya ke Kak Jay-nya itu. Bukankah setelah ini dia tidak bisa melakukan ini lagi?

"Won .. won .. kenapa lo Won?" Kini Jay panik, berusaha melepaskan pelukan cowok itu dari dirinya, untuk memastikan apa penyebabnya menangis.

Jungwon bergeming, dia malah semakin mengeratkan pelukannya kepada Jay.

"Won .."

Jungwon menggeleng. Jay yang bingung harus berbuat apa itu pun balik memeluk Jungwon, mengusap kepalanya lembut berusaha menenangkannya. Perlahan isakan itu mulai mereda, hanya tersisa napas yang masih tersengal.

Every (Little) Thing ; Jaywon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang