Life goes on.
Author Pov.
Sejak hari itu Queenze menjauh, dia tak masuk sekolah selama 5 hari dan memblokir nomer Damian. Dia tak mau bertemu Damian sama sekali, bahkan ketika Damian datang ke rumahnya dan menangis.
Queenze tak mau menemuinya, dia masih mencari tau kebenaran tentang mimpi yang dia alami. Masih meyakinkan diri jika Damian bukanlah pembunuh Talia.
Tok tok.
Queenze yang tengah merenung tersentak, dia hanya menatap pintu kamarnya yang baru diketuk "Kakak, ini Gerald" ternyata adiknya.
"Masuk aja Ge" Gerald langsung masuk dan mengunci pintu. Dia berjalan perlahan ke arah Queenze yang duduk menghadap jendela kamar.
"Kakak..." Panggil Gerald ragu, dia berdiri agak berjarak dari kursi Queenze. "Kenapa Ge?" Tanya Queenze datar.
Gerald menunduk "Kak..ada orang tuanya Damian di bawah. Mereka nyariin kakak" Cicit Gerald. Dia hanya tak mau kakaknya berurusan dengan Damian, tapi Damian selalu berurusan dengan kakaknya.
Queenze mendesah berat dan berdiri, menyugar rambutnya ke belakang dan berjalan menuju pintu. Sebelumnya dia mengelus kepala Gerald terlebih dahulu.
"Makasih Ge" Ucap Queenze datar kemudian. Dia tak bisa terus lari, tapi dia belum bisa bertatap muka dengam Damian.
Dia belum sanggup menerima kenyataan pahit jika Damianlah pembunuhnya. Sesampainya Queenze di bawah dia langsung mengatur debaran jantungnya.
"Agata.." Alisya langsung memanggil namanya, Queenze hanya berdiri tak jauh dari mereka. Amira dan Andre undur diri karena ini adalah masalah Putri mereka.
Mereka tak bisa ikut campur "Ada apa Om, Tante?" Tanya Queenze tenang.
Ziyel menghela napas berat, ini adalah masalah Putranya tapi kenapa Ziyel harus menjadi yang paling di repotkan disini "Damian sakit, dia hampir memutuskan nadi di tangannya, dan sekarang dirawat di rumah" Ziyel langsung to the point.
Queenze tak menunjukan reaksi lebih, dia sudah tebak Damian akan melakukan hal bodoh lagi. Pastinya agar dia luluh dan kembali mendekat.
"Itu tidak ada hubungannya dengan saya" Ucap Queenze sopan tapi menusuk. Ziyel sudah tau jika Queenze bukanlah sembarang gadis.
Gadis ini tak mudah dibujuk seperti gadis-gadisnya Damian dulu. Ini akan menjadi hal yang rumit "Ini yang terakhir. Saya janji kamu tak akan berurusan lagi dengan Damian" Tak akan berurusan lagi dalam artian berbeda.
Queenze mencerna apa yang Ziyel katakan, kesempatan bagus karena dengan begini Queenze akan kembali ke kehidupannya semula "Baik, saya ikut" Ujar Queenze mutlak.
Ziyel menyeringai di dalam hati, perlu diketahui bahwa kelicikan yang Damian miliki. Adalah turunan dari Ziyel sendiri.
"Bagus, kita berangkat sekarang"
Queenze mengangguk, ini tak akan membahayakan nyawanya. Dia hanya perlu bertemu dan menjenguk Damian dan setelah itu dia akan bebas.
.
.
.
Mereka sampai, Queenze berdiri dengan gugup di depan kamar Damian. "Tenanglah Queen..ini hanya Damian.." Bisik Queenze berusaha menenangkan dirinya.Dia menekan knop pintu dan masuk, suasana kamar yang sunyi dan senyap. Infus bertengger di sebelah ranjang Damian dengan si pengguna di sebelahnya.
"Dami.." Panggil Queenze ragu, Damian yang tadinya duduk menghadap jendela menegang. Dia berbalik dan menatap tak percaya Queenze.
Senyum kepedihan terbentuk "Queen
...datang.." Rintihnya memilukan, kedua tangan dan lehernya di perban. Damian berdiri seraya menggeret tiang infusnya."Dami..kamu duduk aja" Ujar Queenze yang tak kunjung bergerak. Dia tak mau mendekat, jadi dia diam saja di dekat pintu. Sedangkan Damian berjalan semakin dekat.
Deritan roda dari tiang infus terdengar "Queen...Dami kangen.." Lirih Damian lagi. Air mata mengalir dari kedua matanya, jarak mereka semakin dekat.
Queen segera menjulurkan kedua tangannya, menandakan Damian agar berhenti melangkah "Jangan mendekat.." Gugup Queenze.
Damian berhenti, pegangannya pada tiang menguat. Giginya bergemelatuk keras "Queen, cukup main-mainnya!" Gumamnya emosi dan segera melepas infus di punggung tangannya.
Dan mendorong tiang infusnya, dia segera memegang erat bahu Queenze dan mencengkramnya. Matanya menunjukan emosi yang besar, kepedihan dan rasa sakit tertumpuk disana.
"Cukup Queen! Kamu uda cukup untuk menjauh!! Katakan maksudmu bertindak seperti itu!?" Seru Damian marah. Cengkramannya semakin kuat.
Queenze gemetar, dia takut melihat kemarahan Damian. Matanya berkaca-kaca "Dami-"
"HENTIKAN QUEEN HENTIKAN!! AKU CAPEK! KAMU MAUNYA APA!? KATAKAN!! TAPI JANGAN JAUHI AKU!!" Queenze memejamkan matanya.
Dia takut, tapi rasa sakit dan emosi kembali mendominasi "Pembunuh..." Bisik Queenze tajam. Matanya berkilat marah, Damian terdiam.
Tapi kemudian tawa dingin terdengar "Haha..HAHAHAHAHAH YA! AKU PEMBUNUH! AKULAH YANG MEMBUNUH TALIA AKU!! AKU YANG MELAKUKANNYA!"
Queenze..benar-benar tak percaya "Tapi apa kau tau alasannya? Heum?" Bisik Damian gila. Di Mendekatkam wajahnya.
"Alasannya adalah kau, aku membunuhnya karena kau. Dia sudah berani melukaimu dan aku tak suka itu" Bisik Damian.
"KAU PEMBUNUH!!"
Tawa sarkas terdengar "Kau mau tau arti membunuh yang sebenarnya? Sini aku tunjukan" Damian mencekik leher Queenze dan menyeretnya.
Menyeretnya mendekati balkom dan membuka pintu pembatas itu, kamar Damian terletak di lantai 4 rumahnya.
Damian mendekatkan tubuh Queenze ke pagar pembatas "Kau mau tau arti pembunuh sebenarnya," Bisik Damian lagi.
Queenze berusaha melepaskan cekikan Damian, dia melirik panik lantai 1 yang jauh dari sini. "Da..mian..j..jangan.." Rintih Queenze.
Tapi seakan tuli, Damian tak perduli dan semakin menguatkan cekikannya. "Sekarang, temui temanmu itu" Ucap Damian datar dan menghempaskan tubuh Queenze melewati pagar pembatas.
Queenze merasakan tubuhnya melayang, tatapan gelap dari Damian menjadi hal yang menyakiti hatinya. Apa ini akhir hidupnya?.
"DAMIAN!!" Teriak Queenze terakhir sebelum akhirnya tubuhnya.
Brugh!
Jatuh dan menghantam tanah di bawahnya dengan keras. Dia dapat meraskaan darah mengalir dari kepalanya dan sebelum matanya terpejam.
Dia melihat Damian yang menjerit tak terkendali di atas sana.
Tbc..
Kalau kalian jeli, di mimpi Damian Queenze sempet ketemu sama hantu Talia.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Crybaby Boy [End]
Teen FictionFirst Story dari Mawkish Damian, terserah mau baca ini dulu atau Mawkish Damian dulu. [COMPLETE] Queenze Agata si Badgirlnya Candayana, harus berurusan dengan Damian Aelion. Si Murid baru yang tergila-gila padanya. Sudah Cengeng, manja, sedikit gila...