Agata-3

16.9K 1.5K 274
                                    

Kenyataanya, Perempuan harus cantik agar dapat cowok ganteng, sedangkan laki-laki gak harus ganteng agar dapat cewek cantik

<Ryntimtam>

Author Pov.

Bel masuk sudah berdering, tapi Queenze tak melihat masuk ke kelas. Dia berusaha untuk tidak perduli, Damian sudah besar, dia pasti tak apa-apa saat ini.

Kenyataannya malah sangat jauh, Damian membolos dan memilih untuk berjalan pulang. Darah menetes dari ujung jempolnya, dia tak sengaja terluka karena melompat pagar sekolah.

Jarinya terkoyak lumayan lebar, tapi Damian tak merasakan sakit. Dia merasa lega apalagi ketika meminum darah yang menetes dari jarinya.

Wajahnya kacau, mata sembab yang merah. Dengan sisa air mata di pipinya, di tangan kanannya ada sebuah pulpen yang tintanya sudah habis.

"Queen..hiks..Dami cuma mau Queen..Huhuuuu Papa Dami mau Queen....hiks..pokoknya Queen harus jadi milik Dami.." Lirihnya kosong, matanya memandang penuh kekosongan jalanan berbatu.

Dia tak tau rasanya ditolak sesakit ini, dia bahkan tak berani masuk ke kelas dan menemui Queenze, bisa-bisa dia hilang kendali dan mencium Queenze.

Meeong~

Damian melirik kucing yang berjalan dari depannya, kucing oren yang gemuk dan melenggak-lenggok seakan mengejek Damian "Cih.." Decihan sinis itu terdengar.

Damian segera menggendong kucing itu dan membawanya masuk ke gang yang sepi "Kau ngejek, mentang-mentang aku lagi patah hati" Gumam Damian dingin.

Dia mengangkat kucing itu tinggi-tinggi kemudian.

Brak!

Crash!

Membantingnya kuat, setelahnya meninjak kepala kucing itu sampai hancur dan bola matanya keluar, Damian berjongkok dan mengarahkan pulpen kosong tadi.

Seringai ditengah tatapan gelap yang mengerikan terlihat, Damian menusukan perut kucing itu sampai memuncratkan darah segar. Setelah menusuk dia mengoyak perut kucing itu dan mengubek isi perutnya.

"Wah, ada 5 anak kucing" Ucap Damian berbinar saat melihat gumpalan berbentuk anak kucing yang masih berlapiskan darah dan selaput.

Damian tersenyum lebar, dia meremat bersamaan anak-anak kucil itu sampai remuk dan kembali menuncratkan darah ke wajah Damian "Hihihi, darah" Gumamnya senang.

Setelah puas Damian kembali berjalan, dia mengambil hodie dari dalam tasnya dan memakainya. Itu agar tak ada yang mencurigai darah di seragamnya.

"Hihihi, darah hewan gak manis. Darah manusia manis..apa..darah Queen juga manis? Hihihi" Damian berlari dengan kencang, jarak ke rumahnya sudah terkikis dan dia hampir sampai.

Tawa gila semakin kuat terdengar, sambil berlari tangan Damian dengan sengaja mengambil silet kecil dari saku celananya. Dia menyilet setiap orang yang dilewatinya.

Menyilet tanpa si orang itu sadar, Damian menyilet punggung tangan mereka dengan halus sampai orang tersebut tidak tau jika tangannya terluka.

"Hahahaha, lagi! Lagi!!" Gumamnya senang.

Damian sampai di depan rumahnya, memandang penuh kegilaan pada seorang penjaga kebun di rumahnya. Damian masuk, dan bersikap biasa.

"Pak Saleh" Sapa Damian ramah, pria 56 tahun yang sedang menanam bunga itu menoleh, mendongak dan menaikan topi kebunnya.

"Ya Den?" Tanya Pak Saleh ramah, Damian tersenyum dingin, kemudian berganti dengan seringaian. Tangan kanannya mengambil pulpen yang masih bersisa darah kucing.

Dan mengangkatnya tinggi-tinggi dan mengayunkannya ke arah Pak Saleh "MATI!!" Serunya senang dan.

Cras!

Bunga mawar putih sudah ternoda dengan cipratan darah si tukang kebun. Dengan tuan muda yang masih menjalankan aksinya disertai senyum lebar gilanya.

"HHAHAHAHA LAGI! LAGIIII!! AHAHAHAHAHHAAH" Damian tertawa kuat dan masih menusuk wajah dan leher Pak Saleh.

Tadi dia langsung menusuk bola mata kanan Pak Saleh dan mencabutnya keluar. Pak Saleh mati tanpa ada perlawanan atau teriakan pilu.

Dengan Damian yang masih menusukan pulpennya dengan bringas dan bahagianya, efek patah hati yang membahayakan.

Efeknya, mematikan logika, dan mengembangkan hasrat membunuh yang kuat. Empati tak lagi bekerja, gelap mata mengambil semuanya.

Damian tak peduli, yang dia tau. Darah yang memuncrat dari korbannya adalah hal yang memuaskan, Damian sangat puas melihatnya.

"Bagaimana..jika aku menusukan ini ke wajah Queenze..ah..tidak-tidak, Aku tidak boleh menyakiti Queenze ku~"

Iya dia tak mau menyakiti Queenze, tapi dengan santainya dia menyakiti orang lain.




































Tbc..

Syalalal Dami lo gila.

My Crybaby Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang