Agata-10.3

10.3K 935 62
                                    

Yo jangan lupa voment. Btw siapa yang tinggalnya di Medan?.

Author Pov.

Queenze merenung, dia baru saja masuk ke dalam mobil bersama Daeun dan Gerald. Damian tak mengejarnya, berarti memang Damian tak masalah putus dengannya.

"Kakak...kakak gak papa?" Tanya Gerald perlahan dan hati-hati, dia menyentuh bahu Queenze sejenak.

Queenze menggeleng "Gapapa, ini kan memang sudah seharusnya. Lagian ternyata dia uda pernah masuk ke sangkar lain, nunutnya gak dijaga.." Gumam Queenze datar dan terdengar kosong.

Gerald prihatin, dia memeluk sang kakak dan mengelus kepalanya. Daeun ingin mengintrupsi tapi Gerald sudah memicingkan matanya tajam agar pemuda itu diam.

"Kita mau pulang atau jalan-jalan dulu?" Tanya Daeun.

"Pulang aja, pulang ke indo. Aku mau pergi ke tempat lain lagi soalnya, sendirian" jawab Queenze. Oke mau tak mau dua pemuda itu harus menuruti keinginan Queenze.

Queenze menyamankan posisinya di dada Gerald, dan memejamkan matanya. Ingatan buruk beberapa jam yang lalu masuk ke kepalanya.

"Kakak kenapa?" mereka bertiga sudah sampai di tempat yang Auly katakan. Hotel Jasmine kamar nomer 999.

"Diam" Oke Gerald diam sekarang, Queenze sampai di depan kamar itu "Jadi gimana? Mana tuh cewek jalang biar gue habisin" Queenze langsung berbicara sedingin itu begitu sampai.

Aulyta dan Tarae mendorong gadis yang sudah berani mencium bibir Damiannya, segera Queenze menjambak rambutnya dan mendongakan kepalanya.

"ck, dia bahkan gak lebih tinggi dariku" Sinis Queenze. Gadis eksotis berambur pirang keputihan itu meringis saat jambakan di kepalanya menguat.

"Hey miss, why you so angry like this, we have bussines? I even don't know who are you" Bisik wanita itu. Queen melebarkan senyumnya dan menguatkan jambakannya.

"I am Damian's girlfriend, and who are you bitch?" Jawab Queenzs santai, wanita itu menggeram emosi. Tapi dia tak bisa melawan karena gadis di depannya ini sangat mengerikan.

"Dia itu cewek yang pernah Damian tiduri, dulu waktu umur 15 tahun Damian uda gak perjaka lagi. Dia dibebasin orang tuanya semasa di Amsterdam, jadinya dia terlalu bebas kek binatang liar" Jelas Tarae yang.

Tarae sudah mencari asal usul Damian semasa di Amsterdam, dan isinya itu cuma tentang mabuk-mabuk an, ONS dengan 20 gadis yang berbeda dan berfoya-foya saja.

Queenze membeku, dia langsung melepaskan jambakannya dan membersihkannya dengan tisu basah.

"Iuw, menjijikan"

Queenze tak menyangka, dia kira Damian polos. Tapi cowok polos mana yang minta nenen pas masih pacaran, ternyata dia liar sekali waktu di Amsterdam.

"Anak nakal harus diberi pelajaran, kalian urus perempuan ini. Biar Damian jadi urusan gue" Queenze langsung masuk ke kamar dan menemukan Damian yang tertidur di kasur.

Terlentang dengan muka memerahnya efek mabuk, Queenze berjalan mendekat dengan raut muka datar.

"Anak nakal, kamu harus aku hukum dulu biar jera. Enak aja kamu uda pernah masukin nunut kamu ke lubang lain, kegatelan banget jadi cowok"

Queenze melepaskan jas Damian lalu melemparnya asal, lalu membuka kancing kemeja dan membuang kemejanya asal.

"Eung...mual..hiks..mau muntah.."

Queenze hanya melirik sedikit, Damian nampak mengerutkan dahinya dan membekap mulutnya, dia mau muntah. "Sini, muntahin di sini" Ujar Queenze perlahan seraya mengambil ember kecil dibawah nakas.

Dan membantu Damian untuk bangun, matanya terbuka sedikit dan terlihat sayu "Queen?...hehe..Queen datang...kok bisa?" racau Damian.

"Gausah bacot, muntah cepet" Ketus Queenze, Damian merengut tapi secepat kilat dia membekap mulutnya.

"Sini-sini"

Queenze mengarahkan ember kecil itu ke hadapan Damian, pemuda itu langsung memegang embernya dan memuntahkan apa yang sudah dimakannya tadi.

"Hueeeek...hiks...hueeeeeek.."

Queenze memijit tengkuk Damian perlahan agar meredakan rasa mualnya. "Uda?" Tanya Queenze.

Damian mengangguk "Uda.." Lirihnya seraya mendongak dan menjauhkan ember itu. Queenze berdecak sebal dan menyeka sisa muntahan di sudut bibir Damian, lalu meletakan ember itu dibawah.

"Uda, tidur lagi sana" Damian menurut, dia kembali tiduran dan memejamkan matanya. Dengan tangan Queenze yang di genggamnya erat.

Queenze melepaskan genggaman Damian perlahan, dan melanjutkan pekerjaannya. Dia akan melucuti Damian sampai telanjang, ber akting seakan Damian sudah meniduri gadis lain.

Lalu Queenze akan minta putus, ini semua hukuman karena Damian melanggar apa yang Queenze katakan. Agar jangan mabuk dan jangan selingkuh, dan dengan seenak jidatnya tuh cewek tadi nyipok bibir Damian.

Yang notabenenya adalah milik Queenze.

Queenze hampir terlelap, jika saja dering ponselnya tak mengganggu.

"Ck, siapa sih" Gerutunya kemudian mengangkat telepon itu.

"Halo"

"QUEEN GAWAT!! LO HARUS SEGERA KE KANTOR GUE SEKARANG!"

"Males ngab, gue mau pulang-"

"MANTAN LO NGAMUK DISINI ANJING! DIA SAMPAI HARUS BAKU HANTAM SAMA KARYAWAN LAIN!! LO APAIN DIA TADI HAH!?"

kini Queenze sudah melek sempurna, dia menegakan tubuhnya "Gila, oke gue kesana sekarang. Lo awasi aja tuh bocah, jangan sampe dia bundir."

"Oke ngab!"

"DAEUN KITA KE KANTOR DAMIAN SEKARANG! PUTAR BALIK!"

"AYE-AYE CAPTAIN!!"

Dan nampaknya, hukuman Damian dibatalkan. Masih mending ketimbang tuh bocah bundir atau lebih parahnya bunuhin orang.

Kan...parah.
























Preview next chapter in next week.

"DAMIAN STOP!!"

"Hiks..kamu mau apa!? Masih sudi nemuin aku yang uda gak perjaka ini iya!?..hiks.."

"Kamu gila ya, lepasin itu gak!?"

"ENGGAK!! AKU GAMAU!!"

"Damian itu bahaya!!"

"BIARIN!!"

DOR! PRANG!

"Si..al.."















Tbc..

Hahahaha.

My Crybaby Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang