Agata-2

18.6K 1.7K 156
                                    

Pagi~

Author Pov.

Queen kira, menjadikan anak baru itu sebagai manusia pada umumnya adalah hal yang benar, tapi nampaknya anak baru itu tak paham maksud dari memanusiakan manusia.

Selama 5 hari mereka duduk bersama, selama itu jugalah hidup damai Queenze hilang. Damian selalu merecokinya dimanapun dia berada, jika seperti ini lebih lama. QUEENZE BISA GILA!.

Damian juga berubah drastis, dia jadi sering merengek pada Queenze, manja, menangis histeris kalau Queenze tak mau bicara padanya.

Queenze mengira jika Damian tengah kerasukan ros bocil tukang nangis. NANGIS MULU ANJER! GAK HABIS APA AIR MATANYA!?.

Queenze berjalan cepat menuju kelas 10 Ipa 3, yang tak lain adalah kelas Gerald. Dia harus minta perlindungan dari adik bejatnya itu.

Tok tok tok tok!

Queenze mengedor brutal pintu kelas Gerald, membuat seisi kelas menoleh ke arahnya. "Apaan sih bagong! Lo kira pintu kelas gue gendang apa!?" Gerald berseru kesal dan berjalan mendekat.

Queenze langsung mendekatinya dan memegang kuat bahu Gerald "Ger, bantu gue anjir!" Queenze langsung menyerbu Gerald, membuat remaja tampan itu kebingungan.

"Kenapa lo?"

"Bantu gue huhuuuuu, ada anak baru yang ngejer gue mulu!!"

Gerald memutar malas matanya, bukannya kakaknya ini memang banyak yang ngejer ya "Bukannye lo emang banyak yang ngejer gong" Ucap Gerald malas.

Queenze menggeram kesal dan menjitak dahi Gerald "Sakit njing!"

"Ini yang gue maksud, ngejer yang emang ngejer sat!" Ujar Queenze, Gerald masih mengelus dahinya.

Sedangkan Queenze sudah merasakan hawa-hawa buruk di belakangnya, Queenze segera berlindung di belakang Gerald. Membuat remaja itu semakin bingung, kakaknya kenapa sih.

Tiba-tiba, suara yang penuh dengan nada manja dan kekanakan terdengar. Tapi bagi Queenze itu mala petaka "Queenzeeee~"

"NAHKAN! NAHKAN MALAIKAT MAUT DATENG!!" Queenze berteriak histeris. Jantungnya berdegup sangat amat cepat karena ketakutan, Gerald bingung. Tumbenan kakak gilanya ini takut sama orang gila.

Bahkan tubuhnya sampai gemeteran gini "Lo disini aja, gue lihat dulu keluar" Ucap Gerald tenang dan melepas pegangan Queenze di bahunya.

Gerald mendekati pintu dan hendak melongo keluar, tapi tiba-tiba saja sesosok wajah tampan melongokan kepalanya ke kelas. "Hihihiii, Queen~"

"WANJER KUYANG!!"

"AAAAAAAA SETAAAAAAAAN!!"

Gerald berteriak kaget dan membuat seisi kelas juga kaget. Pasalnya mereka mengamati tindakan yang terjadi sedari tadi, dengan cepat Gerald mundur dan memeluk Queenze.

"Huhuuuu serem gong, takut gue huhuuuuu" Queenze mengelus punggung adiknya dengan cepat. Jangan sampai Gerald kena gangguan mental gara-gara muka Damian.

Sedangkan Damian yang tadi cengar-cengir kini mendatarkan ekspresinya saat melihat adegan pelukan itu. Kedua tangannya mengepal kuat sampai urat-uratnya terlihat.

Mendecih kasar sebelum akhirnya berjalan pergi dari sana. Queenze terpelongo, nampaknya meminta bantuan Gerald kali ini berjalan lancar.
.
.
.
Sejak hari itu Queenze selalu ke kelas Gerald untuk menghindar dari Damian. Memang sih Damian sedikit menjauhinya, tapi yang jadi masalahnya itu Gerald kena teror.

"BAGONG LO JANGAN KESINI LAGI!! GUE DITEROR BGST! SEREM GUE GASUKA!!" Gerald mengamuk di kelasnya seraya membanting tasnya ke meja.

Queenze yang baru datang memelaskan wajahnya "Bantu gue napa Ger, lo kan adek gue yang paling ganteng" Bujuk Queenze, tapi itu tak mempan.

"Gue emang adek lo yang paling ganteng, kan cuma gue adek lo Queenze bagong!!" Gerald mendorong tubuh Queenze agar keluar dari kelasnya.

"Mulai sekarang lo di blacklist, gaboleh masuk ke dalam kelas gue sampai tamat. Bay bagong"

Brak!

Queenze terdiam setelah mendapat bantingan pintu tadi, dia menghela napas lesu dan berjalan tak tentu arah. Apa yang harus Queenze lakukan, siapa yang bisa melindunginya dari malaikat maut semacam Damian itu.

"Lesu amat lo Ta"

Queenze mendongak, wajahnya langsung berbinar cerah melihat siapa yang datang "Jilbert~" Panggil Queenze senang dan mendekat.

Jilbert adalah teman beda kelasnya Queenze, remaja tampan yang sangat teladan dan juga seorang penulis novel terkenal. "Kenapa lo?" Tanya Jilbert heran.

Queenze ragu untuk bercerita, dia menggeleng dan menepuk bahu Jilbert "Gapapa gue, btw dimana Talia?" Talia dan Jilbert itu 1 kelas.

Jilbert mengedikan bahunya "Palingan lagi pacaran sama Devon di taman belakang" Ucap Jilbert tak perduli, kemudian dia memberikan paper bag pada Queenze.

"Kasih sama Milky, bilang sama dia jangan lupa makan" Setelahnya Jilbert berlalu dari hadapan Queenze, Queenze sedikit iri pada Milky. Banyak yang menyayangi dan mencintainya.

Tak lain adalah para teman 1 rumahnya yang nampak jelas begitu mendambakan seorang Milky Aprillina. Gadis cantik namun bar-bar, sudah membuat keributan di hari pertama sekolah.

Mengacaukan ucapan Kepala Sekolah, membuat KepSek pingsan akibat senyumannya, mendatangkan beberapa Pria paruh baya yang jelas berpengaruh di sekolah mereka, dan menjadi fenomenal pada saat itu.

Apalah Queen ini, yang suka banyak tapi yang getol ngejer dia sampai ke liang lahat cuma si Damian "Oh ya, pikiran soal Damian. Dimana tuh bocah" Damian belum terlihat, sedari Queenze keluar kelas sampai sekarang.

Apa dia masih di dalam kelas ya, Queenze mengedikan bahunya dan melanjutkan langkahnya. Tak menyadari adanya sepasang mata tajam yang menatapnya dari belakang.

Seringai mengerikan terbentuk "2 orang, Gerald dan Jilbert. Siap-siap lo terima hadiah dari gue" Bisik Damian licik.

Dia punya hadiah salam kenal untuk kedua orang itu.


























Tbc..

Pagi semua, bangun tidur aku langsung gas ke wattpad huhuu. Kalau kalian masih kurang vote dan komen, kalian sungguh tega😭.

My Crybaby Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang