"Kali ini, gue gapake perasaan. Tak lama, hanya sampai lo bisa menghargai nyawa seseorang"
-Queenze Agata-
Author Pov.
Queenze selalu datang, dia selalu menjenguk Damian di kamarnya dengan membawa benda yang berbeda setiap harinya. Penyiksaan yang dia lakukan beragam.
Yang paling ringan adalah tamparan, bukan tanpa maksud Queen melakukannya. Ini sebagai bentuk balas dendam sekaligus pelajaran pada Damian agar tak sembarangan membunuh orang.
Brugh!
Kembali Damian menghantam dinding dan terbatuk darah, Queenze menendangnya dan menekan dadanya. Damian tak masalah jika diperlakukan seperti ini, yang penting Queenze tak meninggalkannya.
"Ingat apa yang aku bilang?" Ujar Queenze dingin. Damian mengangguk dengan susah payah dan tersenyum manis, sampai matanya berbentuk bulan sabit.
"I..ingat..Q..queen..tak...suka..pem..bunuh.." Rintih Damian seraya menahan sesak di dadanya. Napasnya terengah karena tekanan yang Queenze berikan, tapi dia masih bisa tersenyum manis.
Queenze mengangguk puas, dan mengangkat kakinya. Kemudian menarik pakaian Damian dan menggeretnya sampai ke sudut ruangan.
"Q-queen mau apa..." Lirihnya lagi, dia memang tak masalah. Tapi...dia sedih, air mata menetes tanpa bisa dicegah olehnya. Queenze diam kemudian menghempaskan tubuh Damian dengan kuat.
Sampai dia kembali menghantam dinding dan terbatuk darah "Uhuk!" Dengan tubuh yang sudah bergetar hebat dia mendongak dan menatap pilu Queenze.
"Q-queen...cu..kup..D-dami gatahan..hiks..maafin Dami...hiks..Dami janji gak nakal lagi" Lirih Damian pilu, membuat siapa saja akan merasa tersayat jika mendengarnya.
Queenze mendecih, dia berjongkok dan mengapit dagu Damian "Janji tidak akan melakukannya lagi?" Ujar Queenze dingin, tatapan matanya terlihat mengerikan dan sangat tajam.
Damian mengangguk, kedua tangannya sudah tak mampu menahan berat tubuhnya, dia limbung ke depan dan segera Queenze tahan.
"M-maaf...maaf..hiks..maaf..maafin Dami..hiks..maaf...Dami...janji...g..gak..na..kal..la..gi.." Rintih Damian sebelum matanya terpejam dengan napas yang memberat.
Queenze melirik sekilas, dia mendorong tubuh Damian agar bersender di dinding. Pakaian khas rumah sakit jiwanya sudah banyak percikan darah.
Dia berdiri lalu keluar dari kamar "Bawa dia ke rumah sakit, aku sudah selesai dengan tugasku. Sekarang aku tak ada urusan lagi dengan keluarga anda" Ujar Queenze dingin pada Ziyel yang berdiri tak jauh darinya.
Ziyel menggeleng disertai senyum liciknya "Kau tak akan bisa lari, atau perusahaan Papamu akan bangkrut" Ancam Ziyel lagi, Queenze tersenyum sinis.
"Lakukan saja sesuka anda, aku tidak perduli." Queenze hendak kembali melangkah, tapi ucapan Ziyel selanjutnya menghantam ulu hatinya.
"Fikirkan lagi, kau meninggalkan Damian dalam keadaannya yang sangat buruk. Pasti akan ada nyawa baru yang lenyap karena kegilaannya dan penyebab utamanya adalah kau. Secara tak langsung kau juga sudah membunuh orang"
Queenze mengepalkan kedua tangannya, tak anak tak bapak. Sama-sama licik, kenapa Queenze harus berurusan dengan Damian dan keluarganya.
Queenze berjalan menjauh "Datanglah ke rumah sakit Kasih bunda jika kau setuju untuk terus berada di sebelah Damian. Selamanya" Ucapan Ziyel, melekat kuat di ingatan Queenze.
Setelah semuanya, apa Damian masih mau menjalin kasih dengan Queenze? Apa Damian masih mau bersama Queenze yang jelas-jelas sudah menyiksanya.
Tanpa sadar air mata Queenze jatuh "Seandainya lo gak gila dan bunuh sahabat gue, gue rasa hubungan kita bakalan normal seperti halnya pasangan biasa...tapi...semua ini salah gue" Lirih Queenze kemudian berhenti.
Dia berjongkok dan menyembunyikan wajahnya di lututnya "Hiks...ini semua salah gue...hiks..gue penyebab semua ini terjadi" Queenze sadar, jika dialah penyebab segalanya.
Penolakannya, pembunuhan Damian dan semua kegilaan lainnya. Queenze rasa, dia akan berurusan dengan Damian selamanya, selama sisa hidupnya kedepan.
Tbc..
Oleng kan kalian, oleeeeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crybaby Boy [End]
Teen FictionFirst Story dari Mawkish Damian, terserah mau baca ini dulu atau Mawkish Damian dulu. [COMPLETE] Queenze Agata si Badgirlnya Candayana, harus berurusan dengan Damian Aelion. Si Murid baru yang tergila-gila padanya. Sudah Cengeng, manja, sedikit gila...