Aelion-10.2

10.5K 994 69
                                    

Capek, mau tidur~ btw perbedaan jam antara Amerika dan Jakarta itu 12 jam. Jadi malam di Amerika itu pagi di Jakarta.

Author Pov.

10:34 waktu Jakarta.

Di waktu yang sama, Queenze sedang duduk di kursi taman sambil membaca sebuah artikel terkait tempat KKN nya.

Dia akan KKN di tempat Damian berada, tapi masih 2 bulan lagi dia kesana. Jadi masih ada waktu untuk menyiapkan semuanya.

Sedang asik-asiknya membaca, ada tangan yang menutupi matanya sampai membuat semuanya gelap. Queenze terdiam, dia tau ini tangan siapa.

"Bange, lo ngapai nutupin mata gue njir" Ketus Queenze seraya menyingkirkan tangan Bange [Daeun]. Daeun tertawa pelan dan memeluk leher Queenze, menyenderkan kepalanya di bahu Queenze sejenak.

"Gue pusing moncan, Dosen gue ngasih tugas gak pandang kulit. Huhuuu" Curhat Daeun, Queenze mendecih dan menyingkirkan tangan serta wajah Daeun dari lehernya.

"Awas lo, ngapai peluk-peluk gue" Sinis Queenze. Daeun merengut sejenak kemudian ikut duduk di sebelahnya.

Sekarang Bange uda jinak guys, dia seperti anak bebek yang akan menurut dengan apapun yang Queenze katakan. Dia mengintili kemanapun Queenze pergi, bagi Bange Queenze itu seperti kakaknya.

Daeun menidurkan kepalanya di paha Queenze dan memejamkan matanya "Bentar doang, gapapa kan?" Bisik Daeun sambil menatap wajah cantik Queenze dari bawah.

Queenze menghela napas pendek, jika saja si Bange ini bukan adik sepupunya. Sudah Queenze tampol dia pakai binder mutualnya. Tangannya dibawa untuk mengelus rambut hitam kepirangam Daeun.

Membuat pemuda itu tertidur. Semua orang sudah tau kalau mereka hanya sepupuan, jadi tak ada gosip aneh.

Sedang asik-asiknya membaca, Queenze mendapat pesan berisikan foto yang sangat membuatnya sakit hati. Tapi...perasaan kecewa lebih mendominasinya saat ini.

Genggamannya pada ponsel mengerat, hampir-hampir meretakan layar ponselnya "Sial..gini ternyata kelakuan lo Dami" Bisik Queenze.

Tatapan matanya berubah dingin, bahkan sangat dingin. Senyum miring terbentuk sempurna di wajah cantiknya "Oi Bange" Panggil Queenze pelan seraya menyentil dahi Daeun.

Daeun membuka matanya sedikit dan mengerjab "Aaaaaa~jangan gitu ah, Daeun mau tidur" Rengeknya tanpa sadar. Queenze mendengus geli.

"Bangun, mau kencan sama gue gak?"

Daeun langsung membuka matanya dan menatap binar Queenze, dia bangkit, duduk disebelah Queenze "Beneran!? Kita mau kencan kemana!?" Tanya Daeun semangat.

Queenze menyeringai "Ke Amerika"

Yap, Queenze akan ke Amerika. Foto yang Auly kirimkan cukup menghancurkan hatinya. Dan jika Damian bisa seperti itu, maka Queenze juga bisa.

Dia akan kesana, dan memberi hukuman setimpal pada Damian. Lihat saja, Damian pasti akan memohon di kakinya.

Ini tak sebanding dengan kenyataan dan apa yang Queenze lihat. Syalan sekali. Queen segera menghubungi Gerald untuk memesankannya tiket.

"

Halo Ge"

"Iya kak?"

"Pesenin kakak tiket ke Amerika untuk 2 orang"

"2 orang? Ge gabisa ikut kak, soalnya mau temui dospem-"

"Siapa yang ngajak kamu, kakak perginya sama Daeun"

Gerald membeku di ujung sana, kakaknya mau pergi sama sepupu gilanya itu!? DAN GERALD GAK DIAJAK!? SUNGGUH TEGANYA-TEGANYA-TEGANYA-TEGANYA-TEGANYA KAK QUEENZE PADANYA.

Gerald melengkungkan bibirnya ke bawah, ujung matanya berkedut.

"Hiks..kakak gak sayang Ge lagi..hiks..GE MAU IKUT!! HUAAAAAAAAAA GE MAU IKUUUUT!! IKUT-IKUT-IKUT!!!! POKOKNYA GE MAU IKUT!!"

Queen menjauhkan ponselnya, suara Gerald merusak gendang telinganya, mengerikan sekali. "Iya-iya, siapin 3 tiket. Kamu juga ikut, uda jangan nangis ah" Ucap Queenze mengalah.

Gerald menghentikan tangisnya dan tersenyum lebar, walau tau Queen tak akan melihat itu. "Heheh oke kak"

Queen heran, kenapa hidupnya selalu di kelilingi laki-laki manja dan cengeng.

.
.
.
7:49 pagi waktu Amerika.

Damian mengerjab sejenak, cahaya hangat masuk dan menusuk mata Damian. Pemuda yang semalaman tanpa sadar mabuk dan melupakan apa yang terjadi selanjutnya.

"Ck, ini alasan gue gamau minum lagi" Gumam Damian seraya bangun dan duduk di kasur lebar. Dia memandang tubuhnya yang tidak mengenakan apapun.

Dan juga "Sial...siapa yang gue tiduri!?" Damian panik, dia naked 100% dan ini bukan kamarnya.

Kamarnya kosong, tak ada tanda-tanda perempuan lain disini. Damian meremat rambutnya kuat dan memukulnya "Bego! Damian lo bego!! Kalau Queen tau-"

"Kalau gue tau?"

Damian membeku, suara yang terdengar amat dingin dan menusuk itu masuk ke telinga Damian. Damian menoleh perlahan ke arah pintu kamar yang baru saja terbuka.

Disana ada Queenze, Gerald, Daeun, Auly dan seorang pria lainnya. Damian menutupi tubuhnya dengan selimut saat melihat raut wajah Queenze.

"Kalian diluar, biar ini jadi urursan gue" Ujarnya dingin dan mutlak. Mereka mengangguk lalu berlalu, Queenze mengunci pintu kamar dan berjalan mendekat.

Damian gemetar, dia takut sekali saat ini. Dia tak pernah membayangkan Queenze akan datang ke Amerika.

"Q-queen-"

"Oi, jangan panggil gue Queen lagi. Lo gak berhak, panggil gue Agata" Damian terhenyak, tamat sudah riwayatnya. Queenze benar-benar marah padanya.

"T-tapi..kenapa.." Lirih Damian sedih, matanya sudah berkaca-kaca ditambah dengan bibir yang bergetar menahan tangis. Kerongkongannya terasa sakit karena menahan perasaan sesak di hatinya.

Queenze bersideka dada "Lo tanya lagi kenapa!? Setelah lo ciuman dan ena-ena sama cewek lain lo tanya lagi kenapa!? lo waras Dam?"

Wajah Damian pucat, Queenze benar-benar marah padanya. Sangat, amat, marah "A-aku gak sadar...hiks..aku mabuk Queen...hiks..maaf..." Lirih Damian memelas.

Queenze mendecih jijik "Emang bener ya, cowok kalau jauh dari pacarnya dan gak pernah kontakan, pasti lagi selingkuh. Dan lo buktinya" ucapan itu menusuk hati Damian.

Dia menggeleng ribut kemudian turun dari kasur, dengan tubuh yang masih bergelung dengan selimut. Dia mendekati Queenze dengan paniknya.

"Enggak Queen..hiks..aku gak selingkuh..hiks..aku gak ingat apa-apa suer, hiks..percaya sama aku...hiks..aku gak selingkuh.." Mohon Damian dan dia hendak menyentuh pipi Queenze.

Tapi Queenze segera menampiknya kuat "Jangan sentuh gue, dengan tangan kotor lo itu. Camkan ini Damian, mulai hari ini kita putus! Gue gak sudi pacaran sama cowok yang uda gak perjaka lagi!!"

Damian mematung, bahkan ketika Queenze berlalu dan keluar dari kamar. Damian masih mematung di tempatnya "H..hah?..p-putus.."

Mampus..
































Tbc.

Hayoloh. Makannya tu nunut jangan asal masuk sangkar orang.

My Crybaby Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang