Agata-8

12.1K 1.1K 63
                                    

Tau arti IJK gak? I am just kidding yang berarti aku cuma bercanda. Hedeh.

Author Pov.

Tahun-tahun berlalu sejak kejadian tak mengenakan itu, hubungan Queenze dan Damian pun mulai berangsur normal kembali. Walau sekarang tingkat air mata yang Damian keluarkan semakain banyak.

Dia akan menangis diseriap pertengkaran mereka, apalagi sejak mereka memasuki dunia kampus. Kepossesivan dan tingkat kecemburan Damian naik sampai menembus langit.

Damian dan Queenze sama-sama mengambil jurusan bisnis, itu semua atas paksaan Damian sendiri. Dia tak mau jauh-jauh dari Queenze, harus selalu bareng-bareng dN masuk kelas bareng.

Seantero kampus juga sudah tau tentang hubungan mereka.

Saat ini Queenze yang sudah berusia 19 tahun tengah berjalan berdua dengan temannya. Damian dipanggil Rektor ke ruangannya maka dari itu Queenze bisa sedikit bernapas lega.

"Lo gak terkekang Ta? Nampak banget sih Damian itu ngekang lo" Celetuk Aulyta. Gadis berambut sebahu yang memiliki kekasih bernama Dalang.

Queenze mengedikan bahunya "Enggak tuh, gue biasa aja. Yang penting Dami seneng" Ujar Queenze santai. Dia memandang penuh kebahagiaan pohon aple di taman.

Itu adalah pohon yang Queenze tanam 2 tahun lalu dan saat ini sudah menjulang ke atas. Auly tak habis pikir dengan jalan pikiran temannya itu.

"Heran gue, kok lo mau-mau aja sih" Ketus Auly. "Sadar diri aja kali, lo juga kenapa mau sama pacar lo yang jelas-jelas lebih tua 15 tahun dari lo" Balas Queenze.

Aulyta tersenyum penuh "Namanya juga gue cinta sama dia" Jawabnya mendayu. Queenze langsung mengangguk "Yaudah sama, gue juga gitu" Celetuk Queenze.

Auly mendengus, dia malas mendebat Queenze karena pada akhirnya dia juga yang kalah. "Lo duluan aja deh, gue mau ke pohon apel dulu. Mau panen hihi" Ujar Queenze seraya meninggalkan Auly.

Gadis itu menggeleng melihat tingkah kekanakan Queenze, biar sajalah. Aulyta kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas berikutnya.

Queenze bersenandung riang, hal yang disenanginya selain kemanjaan Damian adalah buah. Dan dia akan memanen apel hasil tanamannya sendiri.

"Buat pie apel untuk Damian bagus tuh." Gumamnya seraya meletakan tas dan bukunya di bawah pohon, dan melepas sepatu pansusnya. Menggulung kain lengan kemejanya dan bersiap untuk memanjat.

"Hap" Queenze memanjat dengan mudahnya. Untuk saja dia mantan monyet sewaktu kecil, jadi memanjat pohon cetek seperti ini bukan masalah.

Queenze sampai dan duduk di dahan yang lumayan besar. Dia mengambil plastil kresek di kantongnya dan mulai memetik apel kemerahan yang nampak segar itu.

Taman belakang yang sudah diklaim sebagai milik Queenze tak boleh di ganggu gugat. Dia akan mengamuk jika tamannya diusik atau dikotori.

Keasikan memetik sampai membuatnya tidak sadar, ada pemuda tampan yang duduk di belakang pohon. Tadinya dia sedang tertidur, tapi mendengar senandung penuh semangat seseorang dia terbangun.

"Siapa sih," Gumamnya heran, menguap sejenak kemudian berdiri.

"Banyaknya" Ujar Queenze senang, pemuda berambut pirang itu mendongak dan membulatkan mata bulatnya.

"Hoi monyet, ngapai lo disitu?" Panggil disertai pertanyaannya, Queenze menoleh ke bawah dan mendengus "Bukan urusan lo, lagian lo ngapai tidur dibawah pohon gue!?" Solot Queenze kesal.

Pemuda tadi tertawa sarkas "Emang lo pikir taman ini punya nenek moyang lo apa" Ketusnya kemudian berjalan menjauh.

Queenze menatap sinis pemuda itu, sudah ratusan kali Queenze melarangnya agar jangan tidur di bawah pohon kesayangannya. Tapi masih ada aja hama yang melakukannya.

Setelah puas dengan panennya, Queenze melempar plastik itu ke bawah dan bersiap untuk melompat.

"QUEEN JANGAN BUNUH DIRI HUAAAAAAAAAAA"

Queenze tak jadi melompat, teriakan itu menghentikan niatannya. Dia meringis melihat Damian berlari tergopoh ke arahnya dengan air mata yang sudah bocor.

Damian mengulurkan tangannya bersiap untuk menangkap Queenze "Sini lompat, hiks..jangan bunuh diri nanti Damian sama siapa huhuuu..hiks..cepat lompat!!" Racau Damian.

Queenze tertawa tertahan, dia bersiap terjun ke pelukan kekasih manjanya itu "Yaudah, tangkap aku ya Dami" Ucap Queenze dan melompat turun.

Damian segera menangkap tubuh langsing kekasih cantiknya dan memeluknya erat "Kamu ini..hiks..jangan suka manjat-manjat! Nanti jatuh gak jadi manusia lagi!" Oceh Damian kesal.

Yang di marahin hanya angguk-angguk saja "Jadi sayangku. Kamu ngapai di panggil kesana?" Tanya Queenze seraya turun dari gendongan Damian.

Damian merubah raut wajahnya "Aku harus KKN duluan daripada kamu...hissh aku kan gamau kalau gak ada kamu" Adunya manja dan kekanakan.

Queenze mengelus poni Damian perlahan "Yaudah gapapa, kalau kamu cepat selesain KKN lalu wisuda. Kan bisa kerja cari uang habistu kita nikah" Bujuk Queenze.

Mendengar kata nikah membuat Damian bersemangat "Bener, Queen jangan selingkuh ya selama Dami gak ada" Peringat Damian. Pasalnya penggemar Queenze itu ada dimana-mana.

Disetiap sudut kampus. "Kamunya yang harusnya jangan nakal, disana pasti banyak cewek cantik. Bisa aja kan kamu seling-"

"Huaaaaaaaaa Queen gak percaya Damiiiiii, hiks..Dami gak akan selingkuh..huhuuuu Dami cuma cinta sama Queeeeeeen"

Queenze tertawa geli dan memeluk erat kekasihnya itu "Iya maaf ya, Dami gak mungkin selingkuh ya, oooo pacar aku gak mungkin gitu..utututu sayang-sayang uda jangan nangis ih"

Queen membujuk Damian seperti halnya membujuk anak kecil. Damian mengangguk dan mendusel di leher Queenze, tak sengaja mata Queenze melihat luka sayatan di leher atas Damian.

Ekspresinya mendatar seketika.

"Dami.."

"Heum?"

"Kamu...masih nyayatin tubuh kamu?"

Deg!

Damian tak berkutik.





















Tbc..

Syalala, jadilah pembaca yang bijak, bukan pembaca yang suka nginjak. Oke.

My Crybaby Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang